Queena tambah bingung, mau acara dinner tapi penampilanya mewah sekali. Belum hilang rasa penasaranya, datang team MUA yang akan merias wajah dan rambutnya."Duh..,"kakak cantik banget longdress nya!" ieke jadi iri ih!"sang perias yang kemayu tahu semua yang dibeli Gibran barang branded.
Sementara itu di hall Gibran sedang koordinasi dengan MC. Baru akan melangkah ke ruangan dimana Queena sedang di make up. Ibundanya dan keluarga Caroline datang."Waooo ternyata, kamu sedang mempersiapkan semuanya, mama jadi penasaran tadi,"Kamu gak angkat telpon dari mama!"
Caroline tidak ikut dengan rombongan orang tuanya karena sedang di salon. Bedanya ia ke salon sendiri tanpa ikut campur tangan dari Gibran. Keluarganya tidak tahu Gibran punya kamar privat di hotelnya. Hati Gibran sudah semakin tidak tenang, membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
Tamu-tamu pun sudah berdatangan, para undangan di sambut hangat oleh ibunda Gibran sang tuan rumah. Gibran menenangkan hatinya, ia pun sudah memakai jas, tinggal di rapikan rambutnya. Gibran menuju ruang privat, di sana seorang gadis sedang dimake up hampir selesai. Mata Gibran menatap ke arah Queena yang sedang duduk di depan cermin.
"Pak kok bengong!"sang perias yang kemayu, mulai menggoda Gibran. Queena kelihatan sangat berubah, jadi cantik sekali setelah di make up. Gibran sampai terpesona, karena tiap hari Queena kerja tanpa make up yang aneh-aneh.
"Sekarang giliran bos,"kita make over!"sang MUA dengan gemulai menyuruh Gibran duduk di depan cermin. Rambut Gibran di tata kekinian, walaupun usia Gibran sudah 31 tahun, kelihatan seperti usia 25 tahun. Waktu cepat berlalu, tinggal setengah jam lagi acara akan di mulai. Caroline pun sudah datang berbaur dengan keluarganya menunggu Gibran turun ke hall.
"Chef Queena silahkan turun lebih dulu ya!"Siap pak!"
Gibran menyuruh, Queena turun supaya gadis itu dan keluarga nya tidak curiga, apa yang sedang ia rencanakan. Queena duduk di meja yang sudah di kasih namanya. Paling depan sendiri dekat keluarga Caroline dan keluarga Dimas. Caroline menatap Queena curiga, siapa gadis ini, bisa dapat tempat duduk VIP. Dari penampilanya tidak kaleng-kaleng. Semua yang di pakai barang branded semua.
Apalagi Queena terlihat cantik sekali, dengan dandanan minimalis akan tetapi terkesan elegan. Tak lama berselang Gibran turun, semua mata tertuju padanya. CEO muda bermata tajam dan tampan. MC pun sudah mulai membuka acara. Akan tetapi belum pada focus acara pertunangan. Ini semua permintaan Gibran.
Gibran duduk di meja dengan keluarganya. Begitu juga Caroline yang sudah tidak sabar, acara segera di mulai pada intinya. Gibran jengah dengan penampilan, dan cara memilih gaun dan riasan Caroline terkesan menor.
Setelah acara makan malam bersama, dan ramah tamah sudah cukup. Pukul 21.00 sang MC memanggil nama Queena untuk maju ke depan. Awalnya Queena di suruh menyumbangkan sebuah lagu. Caroline tidak curiga, ternyata wanita itu penyanyi band.
Dan Gibranpun di panggil juga maju ke depan untuk menyanyi duet dengan Queena. Dulu sewaktu SMA Queena aktiv di band, bahkan Queena bisa memainkan alat musik guitar dan piano."Tepuk tangan bergemuruh, mereka tidak menyangka sang Bos juga bisa mengimbangi suara Queena.
Gibran berbisik ke MC untuk memulai acara pertunangan. Nama Queena sebagai tunanganya, bukan Caroline. Sang MC mengangguk,baik pak!"
"Baiklah karena waktu terus berputar maka kita akan menuju acara puncak!"
Queena semakin bingung ia di tahan untuk kembali ke mejanya oleh Gibran. Caroline pun sudah mempersiapkan dirinya, wajahnya tegang. Begitu juga kedua keluarga.
Gibran pun mengambil alih mic, suaranya membuat seisi ruangan kaget dan terperangah. ketika sang CEO tampan menyebutkan sebuah nama untuk menjadi tunanganya. Caloriline sudah salah tingkah.
"Hari ini saya umumkan kepada semua yang hadir dan keluarga saya,"kami akan bertunangan hari ini!" Tunangan saya yang ada di sebelah saya Queena Mahaputri," saya Gibran Al Fatih!" sang CEO meraih tangan Queena yang diam, bingung dan tidak menyangka bosnya senekat ini .
Tepuk tangan bergemuruh, bagi tamu undangan yang tidak tahu duduk permasalahanya. Akan tetapi ada seraut wajah penuh amarah, yang akan merusak suasana. Orang tua Carolne pun marah ke keluarga Gibran. Ia tidak menyangka di permalukan di depan orang banyak.
Queena pun bingung apa yang sedang terjadi seolah - olah hanyalah mimpi semata. Team kichen pun heboh tanpa terkecuali Rendra. Wanita yang ia taksir ternyata sudah diembat bos nya duluan. Apalagi Novi, menunjukan wajah kesal dan kecewa.
Orang tua Caroline pulang tanpa pamit, sedangkan orang tua Gibran hanya pasrah apa yang sudah dilakukan putranya."Ayo ma kita pulang!"biarlah Gibran yang bertanggung jawab dengan keputusanya!"
Caroline tidak tinggal diam, ia kedepan pentas, dimana Gibran akan memasangkan cincin tunangan ke jari manis Queena.
"Dasar w************n!"merebut tunanganku!"
Semua yang masih ada diruangan itu kaget dengan aksi Caroline. Akan tetapi Gibran hanya diam dan melanjutkan acaranya. Caroline sudah gelap mata, ia menarik tangan Queena, ketika tangan Caroline hendak menamparnya, dengan sigap Queena menangkisnya. Diam bukan berarti tidak bisa melawan.
Queena buru-buru ke kamar privat Gibran, ia tidak mengira akan di jadikan tameng oleh bosnya. Padahal mereka baru kenal, berbicara pun hanya sebatas urusan pekerjaan. Queena buru-buru mengganti bajunya dan menghapus make up nya, semua barang yang dipinjami Gibran ia taruk di ranjang. Baru akan melangkah keluar dari kamar. Pintu di ketuk seseoarang.
Queena tahu itu suara Gibran, memanggil namanya."Mau kemana terburu-buru!"ini sudah malam!"aku akan mengantarnu!"Queena hanya bisa diam dan menatap wajah laki-laki didepannya penuh selidik dan kesal.
"Apa maksud bapak bertunangan dengan saya!"
"Maafkan saya!"karena saya tidak mau di jodohkan dengan Caroline!"kenapa bapak tidak memilih Novi atau wanita lain?"Gibran diam sesaat.
"Karena aku tidak menyukai wanita-wanita itu!"
"Sekarang kamu paham kan!"
"Tidak masalah kamu tidak menyukai saya, Chef Queena!"biarlah waktu yang akan menjawab nya nanti!"
"Kita coba dalam 3 bulan ini!"
"kalau tidak ada kecocokan bu Queena bisa mundur!"
"Oke!"akan saya pertimbangkan perjanjian kita!"
"Karena saya akan tetap fokus di job saya!" "perjalanan karier saya masih panjang."
"Ingat!" bapak tidak boleh melarang saya berpakaian seperti yang saya suka!"Gibran tersenyum tipis, ia tahu Queena kesal dengan kejadian tadi.
Oh ya satu lagi jangan menganak emaskan saya di depan karyawan!"
"Ada lagi?"Gibran mulai suka dengan cara Queena yang mempunyai prinsip hidup kuat."Sementara itu saja!"oke deh kalau begitu!"
"Tapi malam ini mau diantar pulang kan!"
Queena diam dan hanya memberi kode keluar. Gibran tersenyum kegirangan. Ternyata Queena tidak marah, hanya minta syarat dan ketentuan menjalani hubungan, yang bagi Queena sangat dadakan. Tidak ada hujan, tidak ada angin tahu-tahu ia bertunangan dengan bos nya yang terkenal dingin dan cuek.