ONE
ASYA POV
“WELCOME TO THE PARADISE GUYYYYYS!” teriakku sambil mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi begitu turun dari pesawat. Empat cewek yang menjabat sebagai sahabatku langsung ikut mengangkat kedua tangan mereka kemudian kami bernyanyi bersama sambil berjoget ala MTMA
“THIS COULD BE PARADISE.... PARADIES...COULD BE PARADISE !”.
Tapi saking asiknya, kami sampai nggak sadar kalo banyak orang yang ngeliatin. Sampai akhirnya ngerasa ada yang aneh dan sadar kalau ternyata ada tontonan gratis, kami langsung menurunkan tangan, mengunci mulut dan lari menuju pintu keluar penumpang. Setelah berada di luar kami tertawa ngakak sampai aku dan Vilia memegang perut.
“HAHAHAHAHAHAHAH !”
“Gila aku nggak nyadar kalo jadi pusat perhatian !” kata Afla sambil menahan tawa.
“Mau di manapun, kita tetep jadi pusat perhatian !” sahut Mariska dengan gaya soknya mengibas rambutnya ke belakang.
“Ya ya dong !” Aku menoleh kearah Nuna yang menyetujui apa yang di bilang Mariska.
“Bodoh amat, yang penting kita nikmati paradise !” sahut Vilia yang kemudian mengangkat tangannya ke atas sambil mengikuti gaya MTMA lagi. Aku tertawa melihat gaya Vilia, tapi meskipun Begitu aku dan yang lainnya tetap mengangkat tangan dan mengikuti Vilia sambil tertawa keras.
Ya, keempat cewek di sampingku ini adalah sahabat, sahabat terbaik dalam hidupku. Kalau kalian ngira kami bersahabat karena kesamaan sifat dan gaya kami, kalian salah besar. Yang sama cuman tukang resek dan doyan nongkrong, lainnya beda. Kami punya karakter dan gaya yang berbeda. Cewek yang ada pas di sebelahku ini, namanya Devilia, panggilannya Vili. Dia jago bela diri dan basket, katanya temen-temen kami sih paling galak. Tapi kalau menurutku enggak, mereka aja lebay. Aku paling klop sama dia, mungkin karena dia tomboy nggak suka belanja yang persis sama aku. Jadi kalau yang lain sibuk belanja, aku sama dia muter sendiri. Di samping Vili itu Mariska. Cewek yang paling fashionable dan hits di antara kami. Tanya aja siapa yang nggak kenal si Mariska model terkenal ? banyak yang bilang dia agak ngesok dan manja, padahal salah besar. Dia nggak pernah ngesok meski udah jadi model, kalo manja sih sedikit. Di samping Mariska ada Nuna, cewek paling cantik menurutku dan paling banyak yang naksir. Mungkin karena sikapnya yang dewasa dan ke ibuan jadi bikin banyak yang terpikat, apalagi dia calon designer muda. Sedikit player katanya, padahal dia nggak pernah mainin cowok. Dia nggak pernah selingkuh, kalo bosen langsung di putusin dan karena banyak yang naksir jadi cepet dapet. So bukan salah dia kan ? dan yang pojok namanya Afla, cewek cantik yang sederhana. Dia selalu ngerasa nggak cantik, padahal sumpah dia cuantik banget meskipun dalam kesederhanaannya. Dia paling pendiem diantara kami selain aku dan paling polos. Dan yang terakhir aku, Asya yang cuek sampai banyak yang ngira aku sombong, nggak friendly, dan nggak peka. Padahal mereka cuman judge by cover doang. Eh tapi emang bener sih kecuali sombongnya. Aku emang nggak bisa basa-basi, sok ramah atau semacamnya itu.
Ok balik lagi ke cerita, hari ini adalah H+ seminggu setelah kami wisuda. Meskipun tidak berada di satu jurusan, tapi kami berusaha supaya wisuda bareng. Dan seeeeeee, we did it hehe. Kami udah merencanakan liburan ini sejak ngerjain skripsi, supaya ada semangat ngerjainnya. Rencananya dua minggu lagi, tapi si Mariska sama Nuna udah nggak sabar dan langsung aja ndadak dangdut rubah jadwal. Yasudah sampailah kita di sini.
“ Woy Asya buruan turun !”
Aku terlonjak kaget pas Vilia mendorong tubuhku. Ya Tuhan saking asyiknya ngelamun sampe nggak tau kalau udah sampai di hotel tempat kami nginep. Aku langsung turun dan diikuti oleh Vilia. Begitu masuk ke dalam hotel untuk konfirmasi pesanan kamar, aku menyenggol Afla yang terlihat terpaku dengan arsitek hotel ini.
“ Apa sih Asya !” gerutunya lucu.
“ Kamu ngelamun aja, liat itu ilernya sampe tumpah !” godaku bikin dia menggerutu.
“ Apaan sih, liat tuh kece kan arsitekturnya !” kata Afla. Aku memperhatikan sekeliling, dan mengangguk setuju. Hotel ini emang kece arsitekturnya, masih Bali banget. Dan aku selalu suka bangunan seperti ini.
“ Udah yuk masuk kamar. Kita nyewa satu kamar yang big !” kata Mariska sambil berjalan mendahului kami. Aku mengangguk dan menggeret Afla mengikuti Mariska.
Setelah masuk ke dalam kamar, yang lain memutuskan untuk istirahat, karena kami memang memutuskan untuk naik pesawat malam. Sementara aku, lebih memilih duduk kursi samping kolam renang sambil menikmati bintang.
“Nggak tidur ?” tanya Vilia.
Aku menggeleng sambil menggeser dudukku supaya dia bisa ikut duduk.
“Sejak kapan kelalawar tidur sore ?” sindirku sambil tersenyum. Aku dan dia sama-sama cewek kelalawar. Nggak bisa tidur malam, bisanya pagi. haha
“Iya juga, masih jam setengah sepulu gini, eh yang lain udah pada molor !”
“Haha !” aku tertawa.
“Oh iya besok jadi pakai sepeda kan ? trus nyewanya gimana ?” tanyaku.
“Gampang, tadi udah di urus Mariska kok, besok tau jadi !”
“Masih nggak yakin, Mariska bisa betah naik motor !”
“Lo emang keren Sya, bisa bikin model naik motor keliling bali !” kata Vilia sambil menyikut lenganku dan kami ketawa pelan.
“Iyalah ASYA !” kataku bangga bikin dia makin ketawa.
“Lo nih, cari cowok sana, bangga banget jomblo dari orok !”
“ Elaaa, kamu sana move on, galau mulu. Lagian pacaran ribet !”
“Ribet ?”
Aku ngangguk.
“Maksud lo ?”
“Mau ke sini harus ijin, kasih kabar, gak boleh gini, nggak boleh gitu, cemburu, berantem, putus !” jawabku sambil membayangkan hal-hal itu.
“Itu yang bikin ketagihan kali ! lagian lo mau langsung nikah ?”
“Tau lah !”
“Emang kenapa lo nggak mau nerima mereka sih ? yang deket lo kan banyak !”
“Aku mau nerima yang langsung minta ke bunda ! ah udah Vil, ngantuk ngomongin cowok ! tidur yuk, saving energy buat besok !” ajakku.
“Yuk !”
Aku dan Vilia masuk ke dalam dan tidur. Bukannya aku nggak minat ngomongin cowok atau pacar, cuman aku punya pandangan tersendiri mengenai itu. Siapa yang berani minta aku langsung ke bunda, aku akan mencoba menjalin hubungan yang lebih serius dengannya.
~~~
AUTHOR POV
“Jadi beneran naik motornya ? panas banget, naik mobil yuk adem !” ajak Mariska dengan nada manja supaya Asyara meluluh. Tapi Asya tetep Asyara.
“Aku di hotel aja, nggak ikut !” kata Asya sedikit mengancam.
“Jangan dong Sya, nggak seru nanti !”
“Bener kata Afla, nggak seru nggak ada kamu !” tambah Nuna.
FYI, nama sebenarnya adalah Nona, tapi berhubung dia suka korea dipanggilnya Nuna, padahal seharusnya panggilan Nuna untuk kakak cewek oleh anak cowok.
“Iya deh naik motor aja yuk !” Sahut Mariska nyerah.
Asya tersenyum sambil memeluk Mariska pelan bikin bete Mariska hilang seketika. Asya emang paling bisa bikin mood naik turun. Tapi yakin deh, nggak ada yang nggak langsung good mood setelah di senyumin atau dipeluk anak yang satu ini.
Mereka memang berniat mengunjungi seluruh wilayah Bali dalam seminggu, mulai dari Bali Barat, Bali Utara, Bali Timur, dan Bali Selatan. Untuk hari ini dan besok mereka menginat di raya Legian daerah Bali Barat, dua hari kemudian ke Bali Utara, dua hari kemudiannya ke Bali Timur, dan dua hari terakhir di Bali selatan. Sekarang mereka lagi otw ke pulau Menjangan.
“THIS COULD BE PARADISE.... PARADIES...COULD BE PARADISE !” lagi-lagi Vilia, Afla, Nona, dan Mariska menirukan gaya MTMA begitu mereka nyampai di pulau menjangan dan melihat hamparan laut di depannya.
“Gila !” ejek Asya yang begidik ngeri ngeliat temen-temennya sambil berjalan ke salah satu tempat duduk pantai.
“COME ON SYA, WE ENJOY THIS PARADISE !” teriak Vilia masih dengan gaya yang sama.
“Bukan berarti kaya gitu terus disemua tempat !” gerutu Asya, entah yang lain denger atau enggak peduli banget. Dia mendaratkan pantatnya di salah satu kursi pantai kemudian berbaring santai di sana.
“Ah nggak asyik lo !” sahut Mariska yang tiba-tiba dateng sama yang lain.
“Aku mau senang-senang bukan jadi gila !” jawab Asya cuek.
“Eh iya juga sih hahaha !” kata Mariska menarik kata-katanya tadi.
“Yuk lepas baju !” ajak Mariska ke Nona.
Nona mengangguk. Mereka kemudian melepas pakaian mereka di situ juga dan hanya memakai bikini.
“Lo lepas juga sana hahaha !” suruh Vilia ke Asya bercanda.
“Afla aja gih ganti sana !”
“Ih apa sih Asya !” gerutu Afla lucu bikan mereka semua ketawa.
“Udah yuk berenang !” ajak Mariska.
“Kayak bisa renang aja !” sindir Nona.
“Elah masih mending lah dibanding Asya !”
“Sialan !” sahut Asya sambil berpura-pura hendak melempar tasnya.
“Ayok lah Asya, main air aja nggak bakal tenggelam lo !” bujuk Vilia tapi Asyara masih menggeleng malas.
“Ayolah Asya, pliiiiiiiis !” kali ini giliran Alfa yang bujuk. Sialan bener temen-temennya tau aja mereka kalo Asya nggak bisa nolak Alfa yang polos itu.
“Ntar aja deh, aku males ganti ini ! biar aku jagain barangnya ” kata Asya yang saat ini menggenakan rapped jeans panjang dan kaos kebesaran lengan panjang.
“Bareng ajalah gue juga mau ganti !”
“Aku juga, nanti tasnya dibawa aja, toh anti air !” rayu Afla lagi.
Mereka bertiga, Afla, Vilia, dan Asya menggunakan jeans panjang sementara Nona dan Mariska mengenakan longdres dengan tali kecil di bahu. Bedanya Afla menggenakan kaos lengan pendek ditambah dengan jaket, sementara Vilia menggenakan kemeja.
“ Iya deh !” dengan malas Asya menggendong ranselnya dan berjalan mengikuti Vilia dan Afla yang berada di depannya.
10 menit kemudian Asya, Vilia dan Alfa sudah berganti pakaian dan kembali ke tempat tadi. Asya hanya mengganti celana jeansnya dengan celana selutut, Vilia mengganti bajunya dengan kaos longgar dan celana pendek, dan Alfa cuman mengganti celananya dengan hotpants.
“ Udah ?” tanya Mariska yang dijawab dengan anggukan.
“Yaudah yuk ke sana !” ajaknya sambil berlari mendekati air pantai.
“AYOK CARI BULEEEEEEEEE !” Seru Asya yang langsung disahut ketawaan mereka.
“HAHAHAHAHAHA !”
“Ayok snorkling !” ajak Asya.
“Enggak ah males, takut tenggelam gue, lo renang aja ngga bisa !” sahut Mariska yang langsung bikin Asya, Divilia, dan Afla ketawa.
“Ngapain ketawa sih ? Mariska bener tau !” sahut Nona yang juga begidik membayangkan mereka tenggelam.
“Itu sih lo aja yang nggak bisa renang, ada pemandunya asal berani aja!” sindir Vilia.
“Ish Vili, kalo nggak bisa renang nggak mungkin main air di pantai!” protes Nona dan Mariska serentak.
“Ya trus ngapain nggak mau ?”
“MALES !” teriak mereka bareng lagi.
“Emang duo rempong !”
“VILIA !” lagi-lagi mereka berdua teriak sambil mencoba mengejar Vilia yang udah lari terlebih dahulu.
“Yuk sewa peralatan snorkling duluan aja !” ajak Asya ke Afla. Afla mengangguk dan Asya merangkul bahu Afla sambil berjalan ke tempat snorkling.
Mereka benar-benar memanfaatkan waktu liburan mereka setiap menitnya. Melakukan hal-hal gila bersama tidak peduli banyak pasang mata menatap mereka dengan iri, memuja, ataupun ikut tertawa melihat kebahagiaan mereka.