Sejak pagi Yono berkeliling untuk mencari pekerjaan, sudah beberapa tempat dia kunjungi tapi hasilnya nihil. Tidak ada yang mau menerimanya lulusan SMA biasa, sulit sekali mencari pekerjaan di Ibukota ini.
"Susah sekali yoo, cari kerja sekarang ini. Mau kemana lagi saya?" sambil berjalan Yono berbicara pada dirinya sendiri.
***
Dinna sedang menjalankan sesi foto untuk salah satu majalah terkenal, sesi berlangsung selama 3 jam, 4 kali ganti kostum dan itu sangat melelahkan.
"Mba nih minumnya."
"Makasih Yun."
Dinna hampir tersedak melihat instagramnya yang dikerubungi banyak netizen.
"Aiihh, pada sirik amat sama body gue, gue dapet body kayak gini penuh perjuangan kali. Dasar para netizen julid. Bentar-bentar body shamming, untung fans gue lebih banyak. Ga jadi deh pada gue perkarain."
"Dinnnnaaaa, lo update apaan ini?"
"Heheh itu editan Rat, badan gue digabungin sama megan fox."
"Liat tuh orang-orang pada ngehujat lo, lonya juga sih suka bikin gara-gara!"
"Biarin ah, biar heboh orang-orang pada ngomongin gue. Apa jadwal gue habis ini?"
"Gaada lo free habis ini. Untung akting lo membahana kalau nggak. Ogah gue jadi manajer lu."
"Yakin?? Gak akan bisa lo menolak aura bintang gue ini. Assikk."
"Huek... btw Din, Carlos nelpon mulu dari semalem kenapa deh, lo berantem?"
Mobil alhpard hitam terbuka di depan mereka.
"Biarin aja, gue udah gak peduli." sambil duduk.
"Lo putus?"
"Anggap aja begitu. Udah pokoknya gue gak mau berhubungan lagi sama dia. Titik. Ayuk jalan pak!" perintah dinna pada supir pribadinya itu.
****
Baru dinna menginjakkan kakinya di ruang tamu, Bi Ningsih datang menghampiri.
"Mbak maaf." seru Bi Ningsih pelan.
"Kenapa bi?"
"Itu Mang Asep pamit, katanya mau pulang kampung istrinya sakit. Dia mau keluar dari sini mbak mau kerja di kampung saja sambil nemenin istrinya."
"Waduh, harus cari security baru dong. Memang istrinya sakit apa Bi?"
"Stroke mbak kemaren dia ceritanya."
"Oohh yaudah Bi, bikin selebaran aja terus tempel di pager siapa tau ada yang ngeliat dan mau daftar."
"Ok siap mba."
****
Yono baru saja selesai mandi, dan sore-sore seperti ini paling enak nyeduh kopi, harum kopi membuatnya bersemangat lalu terdengar suara handphonenya berbunyi.
"Hallo, assalamualaikum bu."
"Halo, le kamu lagi apa?" Tanya Bu Tarsi
"Habis buat kopi bu, lagi nyantai ini."
"Ooo, gimana sudah gawe?"
"Durung bu, susah dapat kerjaan di sini."
Yono membawa kopinya dari dapur ke ruang tamu, lalu dia menyalakan tv,
"Yowis koe sabar aja, nanti juga dapat."
"Iya bu, yang penting sabar ya bu?"
Saat dia melihat tv ada sosok Dinna disana, membuat Yono sangat kaget, dia menyemburkan kopinya.
"Le, kamu rapopo?" seru Bu Tarsih khawatir.
"Aahh, ndak popo Bu. Bu nanti lanjut lagi ya telponnya, Yono mau mangan." alasan saja karena dia ingin melihat dinna di tv.
"Yowiss, yowiss." yono menutup telponnya.
Yono memandangi tv tanpa berkedip.
"Cantik yoo, owalah namanya Dinna Maherani. Artis toh pantesan." Yono senyum-senyum sendiri.
****
Dinna menatap layar handphonenya yang berkedap-kedip sejak tadi, dari dua hari lalu Carlos memang tidak berhenti mencoba menghubunginya tapi selalu dia abaikan. Kali ini Dinna sudah hilang kesabaran, ini harus berakhir sekarang dan untuk selamanya. Dia paling tidak suka dikhianati.
"Ada apa lagi Carlos?"
"Dinna kamu kemana aja, aku coba hubungin kamu dari 2 hari yang lalu. Aku mau ngejelasin semuanya din, tolong dengerin aku dulu!"
"Kamu punya waktu 3 menit."
"Aku sama luna gak ada hubungan apa-apa, dia yang maksa aku untuk nyium dia. Sumpah Din aku gak punya perasaan apa-apa sama dia."
"Tapi dia punya perasaan sama kamu."
"Aku juga gak tau dia punya perasaan ke aku, percayalah sama aku din."
"Dia sekertaris kamu kan?"
"Iya."
"Pecat dia sekarang!"
Carlos langsung diam seketika.
"Kenapa, kamu gak berani?" Tantang Dinna.
"Bukan gitu Din, aku gak bisa mecat orang seenaknya. Dia juga udah lama kerja di perusahaan ini, kasian kalo.." omongannya langsung di potong.
"Kasian??, hah kamu udah berapa lama berhubungan sama dia?" "Aku mau kamu jujur sama aku!" nada Dinna dalam dan tegas.
"1 tahun, tapi itu cuma sekedar lewat aja. Aku cuma cinta sama kamu."
"Kamu masih berhubungan sama dia?" Pertanyaan Dinna tidak di jawab.
"Carlos," teriak Dinna "Kamu gak bisa ngelepasin dia kan?"
"Aku....sayang sama dia tapi aku juga cinta sama kamu Din."
"b******k kamu Carlos."
"Maafin aku Din, Aku memang brengsek."
"Mulai sekarang kamu jaga dan urus dia, aku mundur. Tolong jangan hubungi aku lagi. Selamat tinggal" Dinna menutup telponnya.
Dinna benar-benar lelah, dia melemparkan tubuhnya diatas kasur. Tangan lentiknya menutupi dahi mulusnya, air matanya mulai mengalir. Sangking sibuknya dia sampai baru bisa sekarang merasa benar-benar sedih. Dia meraih handphone dan tanpa sadar mengupload lagu-lagu sedih dan kata-kata galau di instastorynya, lalu tertidur.
Ting..ting..ting suara handphone Dinna tidak berhenti berbunyi, ribuan notifikasi masuk dari akun instagramnya. Sayang yang punya akun tidak mendengar apapun, dia sudah terlelap dan berada di dunia lain. 10 menit kemudian tentu saja nama Ratna muncul di layar hpnya. Dinna kalau sudah tidur benar-benar tidak akan mendengar apapun, dia salah satu tipe deep sleeper. Bi Ningsih akan berkali-kali datang untuk membangunkannya.