I. Pengumuman Pertandingan
Selamat membaca!
Tak ada yang dapat menandingi Zachary dalam pertandingan kali ini. Ia hanya memerlukan waktu tiga hari untuk menciptakan dan menguasai teknik sihir tingkat I. Jelas ia sangat hebat karena pemenang pertandingan tahun lalu membutuhkan waktu selama dua minggu penuh. Dari pencapaiannya tersebut, Zachary mulai dilirik oleh orang-orang yang sebelumnya kerap mengucilkan Zachary.
Tiba saatnya hari pengumuman pemenang. Seluruh siswa kelas satu hingga kelas empat diminta kepala sekolah untuk berkumpul di gedung aula. Tidak seperti biasanya, hari ini seisi gedung terlihat begitu bersih dan semuanya tertata dengan rapih. Kursi-kursi memenuhi gedung dan panggung besar dihiasi tanaman dengan podium kayu di tengahnya.
Banyak siswa yang berbisik membicarakan siapa pemenang tahun ini. Walaupun beberapa sudah mengetahui Zachary adalah pemenangnya dari mulut ke mulut, tetap saja banyak yang menerka-nerka siapa yang menempati posisi kedua dan ketiga.
Zachary duduk di kursi barisan pertama, di sebelahnya duduk sang adik, Hans.Gemuruh tepuk tangan dan sorakan terpecah saat Diana selaku wakil kepala sekolah menaiki tangga ke atas panggung.
“Selamat pagi kepada seluruh siswa dan juga dewan guru. Sihir merupakan bentuk keterampilan yang kita jumpai setiap harinya … sudah seperti teman yang selalu menemani saat sepi. Mana yang menjadi sumber kekuatan di dalam diri kita terus mengalir setiap saat tak pernah berhenti, sama seperti diri kita yang harus terus maju dan tak pernah berhenti. Hari ini adalah hari pengumuman pemenang dari pertandingan cipta kuasa sihir. Yang paling cepat menciptakan dan menguasai sihir tingkat I adalah pemenangnya. Untuk menghemat waktu kita, acara ini resmi saya buka!” Diana panjang lebar berbicara. Para siswa kembali riuh bertepuk tangan setelah acara dibuka.
“Kak, yang menempati posisi pertama itu pasti kakak kan?” tanya Hans berbisik menyenggol bahu Zachary.
Zachary tertawa kecil mendengarnya. “Lihat saja nanti, aku tak dapat menjamin itu.”
“Kau ini, tidakkah bisa menanggapi pertanyaan adikmu dengan perkataan yang panjang sedikit? Tidak heran kau dijuluki ‘batu es berjalan` oleh Sera.” Hans memalingkan wajahnya tetapi Zachary hanya tersenyum mendengar hal itu.
“Bagaimana, sudah siap untuk pengumuman?” tanya Diana dari podium.
Serentak semuanya menjawab, “Sudah!”
“Baiklah, untuk posisi ketiga … Nia Haarga, silahkan naik ke atas panggung. Dengan penciptaan sihir `labirin batu`. Jangkauan sihirnya yang luas sangat memungkinkan untuk memperlambat pergerakan musuh. Saya ucapkan selamat kepada Nia!”
Perempuan bertubuh besar dengan sihir tanah. Jarang memunculkan diri, hanya sedikit yang mengenalnya bahkan saat naik ke atas panggung banyak yang bertanya-tanya siapa Nia termasuk Zachary dan Hans.
Diana kembali berdiri tegak di atas podium setelah menyelamati Nia. “Selanjutnya, yang menempati posisi kedua. Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Julian Atvasi. Pemenang pertandingan cipta kuasa sihir tahun lalu. Tahun ini Julius dapat menyelesaikan sihir `refleksi pembiasan cahaya` hanya dalam waktu Sembilan hari. Beri tepuk tangan yang meriah!”
Terlihat gagah juga angkuh. Julian memasang wajah datar mulai dari ia berjalan sampai naik ke atas panggung. Seperti ada kebencian yang memenuhi pandangannya. Banyak sekali siswa yang kebingungan mengapa Julian mendapat posisi kedua padahal tahun lalu ia menjadi pemenang dan kemampuannya sudah tak diragukan lagi.
“Kita lanjutkan kepada posisi yang ditunggu-tunggu, posisi pertama. Seperti kuda hitam di tengah peperangan, tidak ada yang menduga ia dapat menciptakan sekaligus menguasai sihir tingkat I hanya dalam waktu tiga hari ….”
Hans menghela napasnya. “Sudah pasti namamu yang akan disebut, Kak.”
“… langsung saja kita panggilkan, Zachary Theora. Atas pencapaiannya yang luar biasa menciptakan sihir `pusaran air laju`, gabungan dari elemen air dan udara yang menciptakan pusaran air di atas udara yang di klaim dapat memporak-porandakan medan pertempuran.”
Banyak siswa terkejut setelah mendengar Diana memanggil nama Zachary. Rasa kebingungan sekaligus tak percaya ketika Zachary yang merupakan murid kelas dua dapat mengalahkan Julian yang kelas empat dengan telak perbedaan enam hari.
“Saya ucapkan selamat kepada ketiga pemenang pertandingan cipta kuasa tahun ini. Terus tingkatkan kemampuan kalian dan sampai jumpa tahun depan. Oh ya, hadiah akan dikirim ke alamat rumah masing-masing pemenang dan hari ini tidak ada jadwal pelajaran. Jadi, selamat beristirahat!” pungkas Diana yang setelah itu langsung turun dari podium.
Saat turun dari panggung, Zachary disambut bahagia oleh Hans dengan merangkulnya hangat. Wajah berseri ada pada keduanya, senang senang dan bangga menjadi satu.
Berjalan di lorong kelas yang sepi karena tidak ada jam pelajaran hari ini. Zachary dan Hans dihadang secara tiba-tiba oleh Julian dan seorang lainnya. Zachary Nampak kebingungan saat melihat ekspresi wajah Julian yang penuh dengan amarah beserta tatapan sinisnya.
“Hei, ada apa dengan kalian berdua? Mengapa menghalangi jalan kami?” tanya Hans yang terlihat tidak suka dengan kehadiran Julian.
“Aku tidak menyangka seorang yang lahir di keluarga rendahan menjadi pemenang pertandingan cipta kuasa tahun ini. Apa lagi tiga hari … rasanya itu mustahil. Apakah kau menggunakan cara curang?” ujar seseorang tak dikenal di belakang Julian.
“Apa maksudmu menuduh kakakmu seperti itu, huh? “ Hans menaikkan alisnya lalu sekilas ia melihat kalung di leher lelaki itu. “Oh, dari keluarga bangsawan ya? Aku baru tahu jika ada keluarga bangsawan yang begitu sombong sampai-sampai tidak terima saat seorang dari keluarga rendahan berada di atasnya,” lanjut Hans.
“Bocah s****n! Ingat namaku, Redd Chrono. Sampai kapanpun aku berjanji untuk mengalahkan dirimu.”
“Menantangku? Siapa takut? Akanku ingatkan walaupun keluarga rendahan, bukan berarti kami berdua kalah dari kalian! Dasar-“
Zachary mengangkat tangan kirinya dan mendorong pelan ke belakang untuk menghentikan ocehan Hans. “Cukup, jangan membuat panjang masalah kecil.”
Julian maju satu langkah lebih dekat lalu mendesis pelan. “Jujur aku terkejut saat tahu kau dapat menciptakan sihir tingkat I hanya dalam waktu tiga hari. Aku hanya ingin tahu sejauh mana kemampuanmu, datanglah untuk duel denganku malam ini di lapangan samping sekolah,” ajak Julian sambil menatap tajam Zachary.
Dengan santainya Zachary menjawab, “Maaf, aku tidak punya waktu untuk adu kekuatan. Maaf jika kehadiranku membuatmu terusik.” Setelah itu Zachary menggenggam erat lengan Hans. “Ayo pergi, terus berada di sini adalah penciptaan masalah baru.”
Zachary bersama Hans pergi meninggalkan Julian dan Redd. Namun, langkahnya terhenti seketika kala Julian memanggil.
“Zachary, tunggu! Jika kau tidak menerima tantangan duel dariku malam ini, jangan harap keseharianmu di sekolah akan tenang., camkan itu!” Julian mengancam dengan nada suara lebih tinggi dari sebelumnya.
Zachary tak menghiraukan hal itu dan melanjutkan langkahnya seolah tak pernah mendengar perkataan Julian.
***
Zachary bersama Hans singgah sejenak di taman sekolah. Duduk di bawah rindangnya pohon beringin dengan hembusan angin sejuk di siang hari. Dari dahan pendek, terlihat kepompong kering yang seharusnya berubah menjadi kupu-kupu. Tiba-tiba angin berhembus sangat kencang dan sayangnya kepompong tadi terjatuh dari dahan pohon.
“Hans …,” lirih Zachary menyebut nama adiknya.
Hans menoleh. “Iya kak, kenapa?”
“Jika kembali bertemu mereka, tolong abaikan saja, jangan lagi kau tanggapi.”
“Tapi kak, mereka itu- bukan maksudku orang bernama Redd itu menuduh kakak telah berbuat curang! Aku sebagai adikmu jelas tidak terima mendengar hal itu.”
“Bukan begitu. Wajar jika kau tidak terima, tetapi pikirkan lagi posisi mereka. Keluarga bangsawan dan keluarga terpandang. Kita bisa dalam bahaya jika berurusan dengan mereka apa lagi sampai menyebabkan masalah,” ujar Zachary.
Hans terdiam setelahnya.
“Zachary, Hans!” teriak perempuan dari arah gerbang taman sekolah sambil melambaikan tangan.
“Sera … kenapa ia bisa berada di sini?” batin Zachary bertanya-tanya.