bc

Terima Kasih, Letnan

book_age16+
34
FOLLOW
1K
READ
possessive
fated
goodgirl
powerful
warrior
soldier
spiritual
Neglected
like
intro-logo
Blurb

Pergi menjauh dari keluarga, adalah keputusan yang berat yang harus dilakukan oleh Aurel.

Tapi, itu harus di lakukan oleh Aurel untuk mengejar mimpinya dan menyembuhkan luka yang di sebabkan oleh orang tuanya sendiri.

Namun, keputusan yang di ambil oleh Aurel itu membuat dia bertemu dengan dengan seorang Ghava. Pertemuan nya dengan Ghava begitu mengubah hidupnya.

Akankah Ghava adalah orang yang dapat menumbuhkan luka Aurel selama ini?

chap-preview
Free preview
Sebuah Keputusan
"Dasar anak tidak berguna! Pergi kamu dari sini, menyesal saya udah melahirkan kamu ke dunia ini!" Kata-kata yang keluar dari mulut Rena itu berhasil menghantam hati Aurel. Aurel pun menghapus air matanya dengan kasar dan kemudian bangkit dari duduknya. "Aurel memang tidak berguna ma, Aurel juga tidak minta di lahir kan oleh Mama. Jadi tolong jangan siksa Aurel kayak gini, ma," ujar Aurel sambil menatap dalam mata Rena. "Kalau kamu gak mau di siksa, ya udah, pergi aja kamu dari sini. Gampang kan!" "Oke, kalau emang itu yang mama mau. Aku bakal pergi dari sini sekarang juga," balas gadis yang berdiri dengan penuh air mata di hadapan Rena. "Ya udah, kalau mau pergi ya pergi aja sana. Gak usah balik lagi kamu kesini, biar jadi gembel kamu di luaran sana!" Ucapan Rena terdengar begitu tajam, membuat Aurel sekuat tenaga menahan rasa sakit di dadanya. "Aku akan buktikan sama mama, aku bisa hidup dan sukses tanpa mama. Aurel akan buktikan itu, ma." "Kita lihat saja, sampai dimana kamu bisa hidup tanpa kami!Dan saya peringatkan sama kamu, jangan pernah kamu balik lagi ke rumah ini, apa pun keadaan kamu!" Setelah mengucapkan itu, Rena pun langsung pergi meninggalkan Aurel. Sepeninggalan Rena, Aurel mengusap air matanya. "Tenang Aurel, kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa sukses tanpa orang- orang yang selalu menyakiti kamu," ujar Aurel menguatkan dirinya. Mungkin udah saatnya aku pergi, ujar Aurel dalam hati. *** Aurel menarik kopernya menuju sebuah rumah kontrakan yang lokasinya jauh dari kota dimana keluarga nya berada. Aurel sudah membulatkan tekad nya untuk pergi. Dengan bermodalkan tabungan nya selama ini, Aurel memutuskan untuk tinggal di kontrakan. Aurel juga mengandalkan gaji nya sebagai penulis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebelum pergi, Aurel mengirimkan sebuah pesan kepada paman nya dan juga sahabat-sahabat nya. Dan tanpa menunggu jawaban dari mereka, Aurel langsung memblokir nomor mereka dan juga seluruh media sosial mereka. Aurel benar-benar ingin menghilang dari kehidupan lama nya. "Itu dek kontrakan nya, dan ini kuncinya ya," ujar ibu pemilik kontrakan tersebut. "Iya, makasih ya, Bu," balas Aurel dan menerima kunci yang di berikan oleh pemilik kontrakan tersebut. "Iya sama-sama, dek. Kalau gitu ibu permisi dulu ya." Aurel pun mengangguk kan kepalanya. Aurel kemudian masuk ke dalam rumah tersebut dan membereskan barang-barang nya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah buku untuk persiapan tes sekolah kedinasan. "Bismillah, semoga aku bisa kuliah di tempat yang aku inginkan," ujar Aurel. Setelah itu, Aurel pun memutuskan untuk istirahat. Keesokan harinya, setelah melaksanakan shalat Subuh, Aurel membuka laptop nya. Dia melanjutkan menulis novel yang akan dia update. Setelah selesai dia pun melanjutkan untuk belajar untuk persiapan tes sekolah kedinasan. *** Hari-hari di lalui oleh Aurel dengan segala persiapan untuk tes kedinasan. Dan hari ini Aurel sedang berada di lapangan lari yang ada di area asrama TNI. Aurel lari sore disana. Saat selesai lari, Aurel memutuskan untuk istirahat di tepi lapangan. Lalu, tiba-tiba seseorang datang menghampiri Aurel. "Casis ya mba?" tanya laki-laki yang memakai baju loreng yang mendekati Aurel. Aurel pun menoleh. "Enggak kok mas," balas Aurel. "Tapi saya lihat mba rajin lari disini?" tanya laki-laki itu lagi. "Oh, itu saya persiapan untuk daftar di PKN STAN, mas," balas Aurel. Laki-laki itu pun menganggukkan kepalanya. Lalu tiba-tiba dia menjulurkan tangannya kearah Aurel. "Kenalin, nama saya Angkasa." Laki-laki itu mengenalkan dirinya pada Aurel. Aurel pun menerima uluran tangan Angkasa. "Aurel." Angkasa pun mengangguk kan kepalanya. "Udah sore, aku pulang dulu," pamit Aurel. "Silahkan," balas Angkasa. Aurel pun pergi dari sana. Angkasa terus saja memperhatikan Aurel hingga dia menghilang dari sana. "Lagi liatin siapa sih? gitu amat liatinnya," ujar Icha. "Itu dek, lagi liatin mba yang sering lari disini," balas Angkasa. Icha nampak mengerutkan keningnya. "Maksud Abang Aurel ya?" tanya Icha. "Loh, kamu kenal sama dia?" tanya Angkasa. "Iya bang, dia juga sama kayak aku yang lagi persiapan untuk daftar kedinasan," balas Icha. Angkasa pun mengangguk kan kepalanya. "Oh ya bang, itu ada kak Nia di rumah." "Nia datang?" Icha pun mengangguk kan kepalanya. "Iya, samperin gih, kak Nia udah nungguin Abang dari tadi," ujar Icha lagi. Angkasa mengangguk dan pergi menemui Nia. *** Aurel baru saja selesai belajar. Dia kemudian menutup buku dan laptop nya dan menyandarkan punggungnya ke dinding. Dia menatap hp nya. Sudah hampir dua bulan dia tidak berhubungan dengan keluarga dan teman-teman nya. "Enggak, aku gak boleh lemah," ujar Aurel agar dirinya tidak menangis. "Tinggal dua Minggu lagi, semoga Allah mengabulkan semua doa aku." Sibuk dengan pikiran nya sendiri, Aurel pun tertidur. Pagi hari nya, Aurel pun terbangun. Setelah dia selesai beres-beres rumah, dia pun memutuskan untuk pergi mencari sarapan. Saat berjalan, Aurel tidak sengaja melihat orang hampir saja di serempet motor. "Mbak, awas mba!" teriak Aurel. Aurel pun menarik tangan perempuan tersebut. "Mba, gak papa, mba?" tanya Aurel. "Aku gak papa kok. Makasih ya, kamu udah nolongin aku," ujar perempuan itu. "Syukurlah kalau gitu, lain kali hati-hati ya, mba," balas Aurel. Wanita itupun menganggukkan kepalanya. "Kak Nia, kakak gak papa?" seorang wanita menghampiri Aurel dan wanita yang di panggil Nia itu. "Kakak gak papa kok," balas Nia. "Aurel, makasih ya kamu udah nolongin kak Nia." "Iya sama-sama, Cha." Ya, wanita yang baru datang itu adalah Icha. "Loh, kalian udah kenal?" tanya Nia yang bingung melihat interaksi antara Icha dengan Aurel. "Ini Aurel kak, teman binsik aku untuk persiapan daftar kedinasan besok. Dan Aurel ini juga yang di ceritain bang Angkasa kemarin," ujar Icha. Aurel mengerutkan keningnya mendengar ucapan Icha tersebut. "Oo, jadi ini yang Angkasa bilang kemarin. Gak nyangka ya bisa ketemu kamu disini,"ujar Nia sambil tersenyum senang. Aurel merasa tidak asing dengan nama yang di sebut oleh Icha dan Nia, tapi dia lupa nama siapa itu. "Ini maksudnya gimana ya?" tanya Aurel yang tampak bingung. Icha pun terkekeh melihat nya. "Itu loh Rel, cowok yang kemarin menghampiri kamu waktu di lapangan kemarin, dia itu bang Angkasa, Abang aku," jelas Icha. Aurel pun mengangguk. Ternyata dunia sempit juga. "Dan kak Nia ini pacar nya bang Angkasa," lanjut Icha lagi. Aurel pun kembali mengangguk. "Ini kamu mau kemana nih?" tanya Nia. "Aku mau kedepan kak, mau beli sarapan," balas Aurel. "Kebetulan, yuk kita kesana bareng," tawar Icha yang juga di angguki oleh Nia. "Boleh," balas Aurel. Mereka pun pergi bersama-sama

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
93.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook