bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

book_age16+
12.7K
FOLLOW
87.8K
READ
possessive
arrogant
manipulative
badgirl
drama
comedy
twisted
bxg
humorous
lies
like
intro-logo
Blurb

"Percaya deh. Bukan gue yang gila, tapi cowok gue."

Natella Narundana terkenal punya kelakuan bak antagonis di kisah dongeng. She is the evil queen, jahat, licik, obsesian dan memaksakan diri untuk mendapatkan yang dia inginkan. Ketika dia menginginkan Arkasa Sean Hadinata, si jenius, tampan dan baik hati, lelaki yang mereka sebut-sebut jelmaan pangeran berkuda putih, cewek itu memasabodohkan harga diri agar bisa memilikinya.

Kemudian Natella mendapatkan cowok itu, meskipun dia tahu bahwa pada akhir cerita, Pangeran akan kembali pada Tuan Putri.

But she loves him, apakah salah jika dia berjuang supaya pria itu membalas perasaannya dan menginginkan akhir yang berbeda dari kisah dongeng yang sangat dia benci?

Sampai suatu ketika, dia menyadari bahwa ada waktu dimana dia kelelahan dan waktunya menyerah.

Dia merelakan Arkasa Sean Hadinata, tapi Arka tidak mau melepaskannya begitu saja.

chap-preview
Free preview
01. The Evil Queen (1)
'Sayang... Sibuk ga?' 'Iya.' 'Entar malem?' 'Nugas.' 'Besok gimana? Mau ngajakin nonton Beauty and the Beast, yang lain udah pada nonton.' 'Lusa ujian blok.' 'Minggu aja deh. Udah kelar kan ujiannya? Nonton bareng yuk.' 'Minggu namatin battlefield.' "YAELAH KAPAN LO PUNYA WAKTU BUAT GUE SIH JING?" Natella Narundana, cewek berambut sepunggung yang masih berada dalam kelas bersama 3 orang teman dekatnya itu tiba-tiba menggerutu kesal sendiri. Saking kesalnya, dia bahkan sudah menulis kata-k********r itu di line dengan gregetan, tapi tidak jadi dikirim demi menghindari perang tak seimbang karena lawannya tidak pernah kalah. "Udah balesnya lama. Ada aja alesan buat nolak! Cih, niat punya cewek nggak sih?" omelnya ke arah handphone. "Mana lebih mentingin namatin game lagi daripada jalan sama gue. Emang bener-bener ya ini orang!" "Arka ya, Nat?" Jeana, cewek imut yang duduk disebelahnya menyahuti. Siapa lagi coba yang bisa bikin Natella sebal tiba-tiba kalau bukan Arkasa Sean Hadinata, cowok yang sudah berstatus sebagai pacarnya selama satu setengah tahun lebih? "Makanya pacaran tuh sama manusia, jangan patung es." tambah Dennisa judes, masih sempat-sempatnya menyambung meskipun sedang video call dengan pacarnya. Tidak mau diam saja, Meira yang sibuk mencatok rambut cokelatnya ikut menimbrung, "Arka emang cakep sih meskipun kaku, pinter lagi, anak kedokteran yang kayaknya punya masa depan cerah." Dia menjeda kalimatnya sebentar. "Masalahnya, dipandang dari segi manapun lo sama Arka ga ada cocok-cocoknya sama sekali, Nat. Arka air suci, lo comberan." Sontak ketiga temannya yang masih menguasai salah satu ruang kelas gedung FISIP yang sepi itu tertawa terbahak-bahak, persis senior-senior menyebalkan yang sedang membully anak baru. "Lagian gue juga bingung, kok bisa sih lo sama Arkasa? Lo pake guna-guna ya?" Dennisa lagi-lagi mencemoohnya. Ini temen atau bukan, sih? Udah cowoknya nggak beres, teman-temannya juga sama nggak beresnya. Memangnya Natella setidak pantas itu ya disandingkan dengan Arka? Iya sih, Arka itu baik-baik, pinter, alim sedangkan Natella tuh dimata orang-orang dikenal b******k, nakal da nagak-agak psiko. Tapi menurut Natella, dia sama Arka saling sayang. Atau dia doang kali ya yang sayang Arka? "Bangs*t." "Didenger Arka lo ngomong kotor entar dimusuhin lagi loh." Dennisa mengingatkan. Natella menghembuskan napas kesal yang terkesan frustasi, dia memang tidak lupa kalau Arka pernah mendiaminya dua hari karena cewek itu ngomong kasar di depan Arka. "Kalian tuh ya, temen lagi kesel bukannya dihibur malah dibikin tambah kesel!!" "Hibur diri sendiri dong, Nat. Selingkuh kek sekali-sekali, kayak ga laku aja lo." Meira menyarankan. Diantara seluruh makhluk bumi yang pernah berinteraksi dengan Natella, Meira yang omongannya paling tidak boleh ditiru, apalagi untuk anak yang gampang terpengaruh hasutan iblis seperti Natella. "Yang kayak Arka gausah dipertahanin. Inget, good boy ain't l fun," hasutnya lagi. Dennisa mengangguk-anggukan kepalanya setuju, ikut memberikan saran yang tidak kalah sesatnya. "Hooh, emang enak gitu punya cowok satu doang?" Cewek cantik itu memperhatikan Natella sebentar, "coba lo itung-itung, dalam satu setengah tahun ini kayaknya lebih banyak jumlah cowok yang gue pacarin daripada lo jalan berdua sama Arka di mall." Natella diam-diam membenarkan. Arka itu sibuknya sudah kayak kepala negara. Kalau bukan urusan tugas, pasti urusan himpunan. Sudah tahu jurusannya banyak tugas-tugas ekstrim, masih sempat-sempatnya mau ikut kepengurusan organisasi. Gimana mau menikmati hidup coba kalau kayak gitu? Natella berkali-kali menyarankan cowoknya yang super kaku itu buat menyontoh pola perkuliahan dia yang santai dan menyenangkan, habis kuliah-langsung ngemall. Sayangnya, tiap kali Natella ngomong begitu, Arka cuma memberikannya decakkan singkat, tanpa respon lain. Padahal apapun saran Arka untuknya, selalu Natella dengarkan dengan baik. Iya didengarin doang, tidak dilaksanakan. "Udah ah pada berisik. Mau ikut gue nonton Beauty and the Beast nggak?" Ajaknya, sekali lagi, memutuskan tetap menonton film itu tanpa Arka. Menunggu cowok itu mau bias-bisa filmnya sudah turun layar duluan. "Ogah, gue mau ketemu sugar daddy." Meira langsung memberikan tolakkan. "Sugar daddy yang kemarin, Ra? Ganti dong. Yang kemarin jelek." balas Dennisa enteng. "Cakepan sugar daddy gue kali, Den, daripada cowok lo yang bibirnya ga lebih seksi dari p****t babi." ejek Meira balik. "Gitu-gitu cowok gue pewaris tahta kerajaan minyak tahu!" "Iye-iye, jangan aduin ke cowok lo ya, Den. Bisa ngga kecipratan tas Prada lagi gue." Natella memutar bola matanya mendengar percakapan temannya yang tidak pernah jauh dari pacar-pacar mereka yang selalu mereka pamerin kebaikkan dan keroyalannya, tapi kalau bawa-bawa tampang, jelas Arka jauh lebih ganteng kemana-mana. Sayangnya tidak dengan tindakannya terhadap Natella yang jauh dari definisi romantis. "Beneran nggak ada yang mau ikut gue?" "Pergi sendiri sono, udah biasa juga kan?" sindir Meira lagi. Ahelah, ini anak minta dijitak banget, ya? "Iya, Jeana ada jadwal boci hari ini. Nate ajak mas gojek aja." "Emang udah pesen gojek sih gue. Jadwal yang paling deket 30 menit lagi." balasnya cuek. "Pacaran sama gojek aja, Nat. Lebih guna buat hidup lo daripada Arka." Sial, kok bener? "Masalahnya gue sayangnya sama Arka, bukan mas gojek." Sambil berjalan keluar, Natella mengetik pesan balasan untuk Arka yang tadi sempat menggantung karena rasa kesalnya. Untung Natella sudah terbiasa menghadapi tingkah laku cowoknya itu. 'Yaudah, kamu fokus belajar buat ujian aja ya, aku bisa nonton sendiri. Jangan lupa makan dan jangan capek-capek banget. Entar minggu biar aku ke rumah nemenin kamu ngegame.' Mending begini daripada minggu ini tidak ketemu sama sekali dengan cowoknya itu. Tidak lama dari itu, muncul pesan balasan dari Arka. 'ok. hati2.' bacanya. Sesingkat dan sepelit itu buat ngetik. Menyebalkan banget, kan? Untung Natella sayang. *** Cewek yang mengenakan kemeja berwarna pastel dan celana denim di atas lutut itu memasuki pintu Bioskop. Entah karena gaya pakaiannya aneh atau dia berjalan sendirian yang membuat beberapa orang memperhatikannya, ada yang sebentar dan ada pula yang sampai memberikan pandangan mengganggu, seperti dua laki-laki asing yang mengantri tiket di belakangnya. Mereka memberikan pandangan norak yang membuat Natella ingin sekali mencolok mata mereka. Selesai memasan tiket, Natella memutar bola matanya judes saat mendengar dua laki-laki tadi mengatakan, "pesan di sebelah cewek tadi ya, Mbak." katanya kepada si penjaga karcis. Diantara banyaknya hal yang membuat Natella suka berpegian sendirian, ini satu-satunya alasan yang membuat Natella tidak suka, selalu saja ada manusia-manusia menyebalkan yang sengaja mengganggu ketenangan orang lain. "Arka sih, nggak mau nemenin gue!" keluhnya pelan, agak sewot. Disaat yang sama, Natella juga berpikir kalau sebenarnya gampang sekali baginya untuk selingkuh. Apalagi Arka sibuk, cowok itu tidak akan tahu. Natella segera menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri. 'Masalahnya kalau gue selingkuh, terus Arka balik selingkuh gimana?' tanyanya dalam hati. 'Kan gue juga yang bakal rugi banyak!' Itu alasan kenapa dia tidak pernah bisa melakukannya. Tidak mau mengambil risiko Arka akan menghianatinya juga. Bagaimanapun ceritanya, pasti dia yang lebih tersakiti karena dia sayang Arka. Well, Natella juga heran kenapa dia segila ini kepada Arkasa Sean Hadinata, padahal kata teman-temannya, pacaran dengan Arka itu tidak memberikan keuntungan apa-apa. Dia cuek setengah mati, sibuk, tidak peka, dingin tapi tipikal cowok baik-baik. Pacaran tapi tidak terasa seperti pacaran. Arka memang tidak seperti Aldino, pacar baru Dennisa yang baru dikencani cewek itu selama sebulan tapi telah memberikan banyak hal pada Dennisa, termasuk mengajaknya liburan ke Bali dan menginap di Villa berfasilitas bintang lima milik keluarga Aldino. Mereka berdua bak pengantin baru yang kemana-mana selalu saja berdua. Belum lagi Aldino itu royalnya bukan main, teman-teman Dennisa saja mendapati impak atas hubungan cowok itu dengan Dennisa, Meira saja pernah dikadohi tas Prada sebagai hadiah ulang tahunnya, Natella juga pernah ditraktir March Jacobs. Mungkin Aldino bingung mau buang-buang duit kemana saking tajirnya anak pengusaha minyak itu. Meskipun Aldino ini kelihatan seperti paket komplit yang punya tampang ganteng dan dompet tebal, disuruh milih antara Aldino atau Arka, Natella bakal lebih memilih Arka. Bukan karena cinta itu buta dan dia sudah buta. Justru karena mata Natella bisa melihat dengan jelas, makanya dia memilih Arka. Aldino itu cowok genit dan tipikal fakboi. Bukan Natella yang menyimpulkan, tapi Dennisa yang memberitahu. Untungnya cowok seperti itu memang merupakan tipenya Dennisa. Sedangkan Arka sebaliknya. Arka itu tidak bisa genit, digodain juga responnya kadang tidak nyambung. Atau paling sering cuma diam sambil mandang dingin tidak yang menjadi khas-nya. Cowok kayak gini yang malah berhasil bikin Natella menjadi b***k cinta yang sudi melakukan apa saja agar Arka menjadi miliknya. Cewek yang duduk sendirian itu kemudian membuka line, mendapati notification 30 chat dari grup 'spice girl' yang dia silent. Bosan, Natella membuka chat itu. Meira sedang pamer karena baru dibelikan tas Chanel yang dia incar oleh si pacarnya. 'Gila, lucky banget looooo.' Natella menanggapi, menunjukkan keirian seperti temannya yang lain karena itu merupakan tas impian mereka. 'Kalau mau juga, cari sugar daddy, Nat.' balas akun Dennisa Radinka. Natella baru saja mau mengetik lagi. Tapi Meira sudah mengirim beberapa pesan dengan capslock, ditujukan khusus untuknya. 'NAT LO DIMANA' 'WOY NAT PARAH BANGET INI GUE SAMPE TERDIAM' 'PARAH' 'PARAH BANGET' Natella tentu merasa khawatir dan aneh membaca pesan heboh dari Meira. 'Kenapa sih, ra?' ketiknya. 'Jangan bikin gue penasaran!' 'Lihat nih kelakuan cowok lo,' Meira memberikan balasan disertai sebuah foto. Foto cowok dan cewek lagi berjalan sebelahan di sebuah mall. Cowoknya menggunakan kemeja biru muda, celana jeans dan sepatu adidas putih. Tanpa perlu memandang lama-lama, dia tahu itu Arka. 'Gue liat di GI. Padahal katanya sibuk sampe gamau nemenin lo nonton," tambah Meira. 'Wah kok bisa? Nggak nyangka Arka kayak gitu.' Jeana menimbrung. Kemudian ketika temannya dalam grup itu langsung membahas Arka. 'Gue pikir itu anak setia dan ngga kegatelan.' 'Rese banget, kan? udah cuek, selingkuh lagi.' 'Hampir dua tahun soalnya. Dia bosan kali.' 'Tapi jangan langsung ambil sikap dulu, Nat. Siapa tau itu sepupunya Arka.' Natella tidak mengikuti perkembangan group chat itu lagi, tidak kuat membaca respon teman-temannya yang tidak membuat hatinya yang tengah panas kembali mendingin. Dia menyimpan foto itu, membuka kontak Line Arka dan mengetik pesan baru. 'Jadi ini yang lo bilang sibuk? Jalan sama cewek lain?' tulisnya disertai mengirim foto yang tadi diberikan Meira. Setelah itu, dia langsung mengetikkan hal-hal yang berjalan diotaknya sebagai pelampiasan kemarahan. 'Dasar cowok b******k' 'b******n' 'Jahat.' 'Gatau malu.' 'Anj*ng' 'Gue benci sama lo' 'Benci banget sumpah' 'Benciiiii' 'benci banget dasar b******n' 5 menit berlalu. Arka belum juga membaca pesannya ataupun mengangkat telepon membuat cewek itu semakin meledak. Natella mengabaikan panggilan speaker yang mengatakan kalau pintu teater film yang ia tuju telah dibuka. Minatnya menonton sudah menghilang digantikan dengan keinginannya untuk mencekik Arka sampai pria itu memohon maaf padanya. Natella berusaha menahan tangis dan kesabaran. Baru saja dia memuji Arka, ternyata cowoknya itu sama saja seperti cowok berengsek dan murahan lainnya. Beberapa detik kemudian, handphone Natella berdering, dari Arka. Dia sudah menyiapkan segala api kemarahannya diujung lidah, siap melampiaskannya pada cowok itu. Namun, belum sempat Natella berkata-kata, Arka lebih dulu menyemprotnya dengan satu pertanyaan dingin. "Maksud lo apa?" Natella yang tengah emosi langsung memberikan balasan, dia berdiri, "maksud lo yang apa? Jalan sama cewek lain padahal katanya sibuk! Semua cowok itu memang b*****t dan sama aja ya ternyata!!" dia memekik, mengabaikan pandangan anak smp yang duduk di sekitarnya, menatapnya ngeri sekaligus prihatin. "Jangan pikir gue takut ya sama elo. Siapa sih itu cewek? si p***k Mentari itu lagi? Cih lo berdua emang sama murahannya." tambahnya dengan nada suara kesal. "gue kasih tau, ya. you messed with the wrong b***h. Jangan pikir gue bakal diem aja atas apa yang lo lakuin!" Arka mendengarkan seluruh cacian Natella untuknya. Setelah cewek itu tidak punya perkataan apapun lagi, Arka membalas, "Jangan drama" tekannya. "Lo dimana? gue mau ngomong langsung." Natella terdiam sebentar. Dia merasa agak sedikit takut. Tapi tidak jelas takut akan apa. Arka pasti mau mengajaknya putus. Untuk menyelamatkan harga diri yang kepalang tinggi, cewek itu berbicara. "Gaperlu. Lo mau minta putus, kan? Gue males berbasa-basi sama lo. Jadi sekarang aja. Kita putus!!!" ungkapnya emosi kemudian langsung mematikan handphone, tanpa sempat memberikan kesempatan untuk Arka menjelaskan. "Pokoknya awas aja gue ngga bakal biarin lo bahagia." Natella berbicara sendiri, disertai tangis bodohnya yang tak terbendung lagi. ***    

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.3K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Hello Wife

read
1.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook