bc

ISTRI MUDA SANG CEO

book_age18+
1.3K
FOLLOW
13.8K
READ
dominant
drama
highschool
office/work place
first love
like
intro-logo
Blurb

Tiwi dan Darwin, sudah berpacaran sejak kelas 1 SMA. cinta mereka yang beda kasta akan penuh dengan drama menyakitkan. Darwin adalah pewaris tunggal perusahaan sang ayah. Begitu mendengar anak semata wayang yang berpacaran dengan orang miskin, nyonya Kenia, memisahkan putranya dengan sang kekasih. Darwin pun pindah ke Amerika.

Tidak bertemu secara bertahun-tahun, apakah lantas membuat cinta mereka menjadi hilang? Nyatanya tidak. Tapi, Darwin sudah memiliki istri, wanita cantik dan sangat anggun, Alia.

Tiwi malah hadir menjadi orang ketiga di pernikahan Alia dan Darwin. Tak ingin kehilangan Tiwi, Darwin nekad menikahi Tiwi diam diam.

Namun, Alia mengetahui juga tentang pernikahan suaminya dengan wanita dari masa lalunya. Apa yang akan dilakukan Alia?

Kisah cinta si kaya dan si miskin, akankah terus berlanjut meski diterpa badai dan cobaan maha dahsyat? akankah Tiwi bahagia dengan status barunya, istri muda sang CEO, yang tak lebih dari seorang istri simpanan?

cover:pinterest

text:text on foto

chap-preview
Free preview
PACAR SANG CEO MASA DEPAN
Suasana SMA Bina Bangsa nampak sepi. Anak anak sejak tadi sudah pulang. Namun masih ada beberapa siswa yang tetap di sekolah karena ada ekstrakulikuler yang mereka ikuti. Bukan hanya ekskul yang jadi alasan siswa belum pulang. Ada juga yang sedang duduk di bawah pohon berdua. Saling curi pandang dengan malu malu. "Ayo Darwin, cepetan tembak Tiwi. Aku sudah lelah menunggu,"ucap Rio. Teman Darwin. "Sabar Rio, menatap matanya saja aku sampai hilang kata kata. Lidahku mendadak kelu, perutku jadi mules, ah ada apa ini?"umpat Darwin, membuat Rio terkikik pelan. "Sudah sana, cepatlah!"ujar Rio mendorong tubuh Darwin agar lebih dekat dengan Tiwi yang tengah duduk dengan Amelia. Bukannya langsung bicara, Darwin hanya garut garut kepala yang tak gatal. Melihat tingkah Darwin, Rio kesal sendiri. "Lihat, begitu malu malunya Darwin ingin menyampaikan cintanya padamu Tiwi, hihi,"ucap Amelia tertawa tawa disamping Tiwi. "stst.. pelankan suaramu Amelia. Nanti dia tambah malu dan kabur,"ucap Tiwi. "Ah senangnya mau ditembak pujaan hati. haha. Kau tahu, Darwin akan jadi CEO MASA depan Tiwi. Dia akan mewarisi perusahaan besar milik ayahnya,"ucap Amelia semangat. "Ah itu belum tentu. Darwin bilang dia tak tertarik dengan bisnis. Dia mau jadi dokter saja katanya,"kata Tiwi. "Bodoh jika dia melepaskan perusahaan. Kau harus membujuknya,"ucap Amelia. "Ah kau terlalu mengkhawatirkan masa depan Amel. Tak perlu aku bicara dengannya tentang perusahaan yang entah kapan jadi miliknya. Terserah lah,"ucap Tiwi asal. "Ah kau ini,"ucap Amel kesal. "A.. En.. Itu, Tiwi.. aku.. Aku.. En...,"ucap Darwin terbata. Amel dan Tiwi tertawa cekikikan melihat tingkah Darwin yang salah tingkah. "Hush sudah jangan tertawa,"ucap Tiwi.menghentikan tawakebiasaan cekikikan Amel. Amel seketika menutup mulutnya. "Kenapa Darwin?"tanya Tiwi pura pura tak tahu. "Aku..., En..,"ucap Darwin masih ragu dan terbata bata. Tiwi menarik tangan Darwin. Menjauhi Rio dan Amelia. "Sekarang bicaralah!"pinta Tiwi pelan sambil melepas tangannya dari lengan Darwin. Darwin hanya diam. Melirik manik mata Tiwi yang kesal. "Kalau kau tak mau bicara, aku mau pulang,"ucap Tiwi berbalik dan akan melangkah. "Ah tunggu!"pinta Darwin menggamit tangan Tiwi. "Ah Tiwi sungguh sudah lama aku berlatih kata kata ini sejak lama. Namun sayangnya ketika melihatnu aku jadi malu. Lidahku kelu. Hilang dan Buyar semua kata mata yang ingin kusampaikan padamu,"tutur Darwin. Tiwi diam dan menunggu. "Aku menyukainya Tiwi. Aku sungguh sungguh sangat menyukaimu,"ucap Darwin. Tiwi masih diam menatap Darwin tak percaya. "Kau bercanda?"tanya Tiwi terkekeh. Darwin menggeleng. "Aku sungguh sungguh Tiwi. Aku menyukaimu. Bahkan mungkin aku mencintaimu,"ucap Darwin dengan tegas. "Mudahnya kau bicara cinta,"ucap Tiwi menunduk. "Kita masih terlalu muda untuk bicara cinta Darwin. Apakah aku ini. Hanya remahan rengginang tak berharga,"ucap Tiwi merendah. Darwin menggeleng cepat. Menggamit tangan Tiwi. Memegangnya erat. "Aku menyukaimu apa adanya. Aku sangat berharga bagiku Tiwi. Jangan merendahkan dirimu. Karena bagiku kau segalanya,"ucap Darwin menatap Tiwi lekat. Tiwi membuang pandangannya. "Aku... Aku..."Kali ini Tiwi yang terbata. "Jadilah kekasihku!"pinta Darwin berlutut dihadapan Tiwi. "Cieee cieee..."Amelia bersorak sorak dari kejauhan. "sweet sweeet,"ucap Rio. Darwin menatap Rio, mendeliknya agar diam. Tapi Rio hanya tertawa tawa didekat Amel. "Kenapa lama sekali Darwin berlutut? Apa kakinya tak pegal?"tanya Amel heran kepada Rio. Rio menggeleng. "Sepertinya Tiwi belum menjawabnya,"kata Rio. Benar saja, Tiwi hanya diam. Sementara kaki Darwin mulai pegal. "Tiwi.. kenapa diam saja?"tanya Darwin memelas. "Tidakkah kau lihat aku tengah berlutut dihadapnmu? Kakiku mulai pegal,"keluh Darwin menatap Tiwi dengan memelas. Tiwi tertawa. "Maaf aku jadi lupa,"ucap Tiwi tersenyum, lalu membantu Darwin berdiri. "Hei aku belum mau berdiri kalau kau belum menjawab pertanyaan dariku,"ucap Darwin menolak berdiri. "Jawaban apa? Memang pertanyaan apa?"tanya Tiwi bercanda. "Ah kau ini, aku serius,"ucap Darwin. Tiwi tersenyum lalu mengangguk. Melihat Tiwi mengangguk. Darwin segera berdiri dan tersenyum dengan lebarnya. "Kau mengangguk? Apa itu artinya iya?"tanya Darwin tak percaya. Tiwi tak menyahut hanya berlari kecil menuju Amelia. Lalu mengajak Amel pergi. "Iya.. Jawabannya iya!"teriak Tiwi berlari lari kecil dengan Amel sambil tertawa tawa. "Yes!"ujar Darwin merasa lega sambil menggepalkan tangannya. Rio datang menyambutnya. "Wah selamat bro!"ujar nya pada Darwin. Darwin tersenyum bangga. Cintanya diterima pujaan hatinya. Sementara Darwin dan Tiwi sedang.berbahagia, di lain tempat, "Nyonya, Maaf!"sapa seorang pria berbadan tegap dan memakai setelan jas sambil menunduk patuh pada sang majikan yang sedang menatap handphone miliknya. "Em.."jawab sang nyonya singkat. Terkesan tak peduli. "Maaf nyonya, sepertinya tuan muda sedang jatuh cinta!"lapornya pada sang Nyonya besar. Sang nyonya begitu terkejut dan menoleh. Sang pria berbadan tegap itupun menyerahkan sebuah amplok cokelat. Nyonya Kenia, yang tak lain ibunda Darwin membuka amplok cokelat tersebut. Dilihatnya.berlembar lembar foto sang anak semata wayang tengah berlutut dihadapan seorang gadis. Dibukanya foto yang lain. Nampaklah sang anak sedang tertawa lepas debgan pujaan hatinya dibawah pohon. "Si miskin ini akan jadi pengganggu. Sudah sejauh apa hubungan mereka?"Tanya Nyonya Kenia pada seketarisnya. "belum kemana-mana Nyonya sepertinya mereka baru saja jadian. ini tak perlu di khawatir kan," ujar sang sekretaris menenangkan. "tak perlu dikhawatirkan tentuny. Tapi jika memang tak perlu dikhawatirkan untuk apa kau laporkan kepada aku? urusan dengan segera. Aku tak mau Darwin jadi lupa Apa tujuannya selama ini. aku tidak ingin sekolahnya malah terganggu. Bila perlu singkirkan Gadis itu. Beri berapa pun yang dia minta. dia pasti tahu jika Darwin adalah anak orang kaya dan akan menjadi pewaris tunggal perusahaan ternama. apa lagi yang dikejarnya oleh seorang gadis miskin seperti dia? cepat urus dia dengan segera, "tegas nyonya Kenia kemudian berdiri dan pergi. sang sekretaris mengangguk patuh dan membungkukkan dirinya ketika Sang nyonya besar berdiri dan pergi. "Darwin Darwin Darwin! Apa yang kau pikirkan? kau ingin bermain-main? main-main lah tapi ketika kau sudah selesai buang dan campakkan wanita itu dengan segera, "ucap Nyonya Kenia, kemudian masuk ke dalam mobilnya. "Darwin? Apa kau yakin akan berpacaran dengan Tiwi? kau tahu kan jika ibumu sama sekali tidak menyukai orang miskin? Sebelum terlanjur,lebih baik kau jangan terlalu lama berpacaran dengan Tiwi," ucap Rio memperingatkan, ketika mereka Tengah di jalan menuju rumah mereka. Darwin hanya diam saja. Rio dan dirinya sudah bersahabat sejak lama. Rio kenal betul Seperti apa ibunda Darwin. orang yang sangat keras dan sangat membenci orang miskin. dia pasti sangat tidak suka jika mengetahui Darwin Tengah dekat dengan Seorang Gadis Miskin. memiliki teman seorang miskin pun ibundanya tak suka apalagi jika tahu Darwin menjalin kasih dengan seorang wanita miskin. "Hems.. Lantas apa yang harus aku lakukan sekarang? aku hanya berpacaran dengan. dan itu pun baru beberapa jam resmi kami berpacaran. Lantas apa aku harus putus dengan nya? Ah kau terlalu mengkhawatirkan Ibuku. tak perlu lah kau khawatir Rio. Ibu pun tak akan mengatakan apapun Jika dia tak diberitahu. Jadi kau tenang saja," ucap Darwin santai dan turun dari mobil. Rio mengikuti nya dari belakang dan masuk kerumah besar Darwin.Rio sudah biasa singgah kerumah Darwin sepulang sekolah. Rumah mewah Darwin, terdiri dari tiga lantai. Dihuni oleh berbagai pekerja rumah tangga disana. Padahal Darwin hanya tinggal dengan sang ibu, tapi asisten rumah tangganya sangat banyak. "Tuan muda sudah pulang? mau langsung makan siang?"tanya sang asisten rumah tangga kepada Darwin sambik mengambil tas Darwin yang diletakkanbya sembarangan. "Kau mau makan?"tanya Darwin pada Rio. Rio menggeleng. "Buat air minum saja bik. Bawakan sekalian cemilan. aku mau main game dikamar," ucap Darwin mengajak Rio kekamarnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook