BAGIAN 5

2572 Words
Selama perjalanan, suasana hening di antara sepasang suami istri itu, baik Yuren maupun Zoro tak ada yang memulai pembicaraan. Namun, diam-diam Zoro menyadari bahwa saat ini Yuren sedang sangat gugup, terlihat dari kedua tangan Yuren yang saling meremas erat sejak mereka meninggalkan wilayah Pack mereka. Zoro memaklumi hal itu karena inilah pertama kalinya Yuren pergi meninggalkan Pack mereka untuk mengunjungi Pack lain. “Tidak perlu cemas, aku akan selalu berada di sisimu untuk menjagamu.” bisik Zoro tepat di dekat telinga Yuren. Yuren terenyak untuk sesaat, lalu dia mengangguk mengiyakan karena dia pun tahu tidak mungkin suaminya akan meninggalkannya sendirian nanti.  Setelah menghabiskan waktu sekitar 3 jam, akhirnya mereka tiba di wilayah Red Water Pack. Mereka pun disambut dengan baik oleh Alpha dan Luna dari Pack itu.  “Alpha Zoro sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?” tanya Eros, Alpha dari Red Water Pack seraya dia memeluk Zoro akrab. “Akhir-akhir ini aku sibuk jadi tidak sempat berkunjung ke Pack-Pack lain. Keadaanku baik, sepertinya keadaanmu juga baik, Alpha Eros?” sahut Zoro seramah mungkin karena hubungan mereka selama ini memang cukup akrab. “Ya, keadaanku juga baik.” timpal Eros. "Oh iya, Alpha Zoro. Aku dengar kau sudah menikah. Di mana pasanganmu?” Sang Luna yang bernama Lilyan bertanya pada Zoro, seketika membuat Yuren yang berdiri di samping Zoro merasa tersinggung. Pasalnya dirinya merasa tidak dianggap disana. Dia pun tertegun karena hatinya merasakan ketidaknyamanan. “Ini dia pasanganku. Namanya Yuren.” ucap Zoro seraya dia merangkul pinggang Yuren. Yuren tersenyum, jujur dia bahagia karena Zoro memperlakukannya dengan begitu lembut dan terlihat bangga ketika memperkenalkan Yuren sebagai pasangannya.  “ Oh, jadi dia ini pasanganmu. Maaf aku hanya tidak menyangka pasanganmu seorang manusia. Kupikir kau sengaja membawanya kemari sebagai hadiah untuk kami.” jeda Luna Lilyan. Dia memperhatikan penampilan Yuren dengan seksama mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Tentu hal itu membuat Yuren merasa risih dan semakin tidak nyaman. Terutama ketika dia menyadari tatapan merendahkan dari sang Luna dan Alpha di hadapannya.  “Tadinya ku pikir dia ini hadiah darimu sebagai permintaan maaf karena telah melupakan kami. Kau bahkan tidak mengundang kami di perayaan pernikahanmu. Jadi, sebagai permintaan maaf kau membawa manusia ini untuk dijadikan santapan kita setelah pertemuan ini.” Yuren terbelalak mendengar penuturan Lilyan, sedangkan Zoro tampak begitu kesal terlihat dari wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya yang terkepal erat. Menyadari perkataan pasangannya telah menyinggung perasaan Zoro, Eros bergegas melakukan tindakan.  “Hahaha, jangan dipikirkan. Kau tahu kan Lilyan memang senang bercanda.” ucap Eros berusaha mencairkan suasana yang mulai menegang. “Iya Alpha Zoro, jangan diambil hati perkataanku. Kau kan sudah sangat mengenal kepribadianku. Tapi maaf jika kata-kataku menyinggung perasaanmu. Aku hanya terkejut mengetahui pasanganmu seorang manusia.” Lilyan menimpali. Tampaknya dia pun sadar telah melakukan suatu kesalahan fatal. Membuat seorang Black Zoro marah, tentu mereka tidak ingin mengambil resiko dia akan mengamuk di Pack mereka.  “Mari masuk ke dalam. Kita makan siang dulu.” ujar Eros seraya merangkul bahu Zoro agar ikut bersamanya.  Alpha Eros dan Luna Lilyan membawa Zoro dan Yuren ke sebuah ruangan di mana di sana terdapat sebuah meja berukuran besar. Banyak makanan yang terhidang di atas meja. Kebanyakan dari makanan itu adalah daging mentah yang menguarkan bau menyengat hingga Yuren harus menahan diri dengan susah payah agar tidak muntah di depan tuan rumah.  “Ayo silakan dinikmati hidangannya.” Lilyan menawarkan dengan ramah. Zoro yang menyadari Yuren duduk gelisah di sampingnya seraya berulang kali menutup hidungnya, dia sadar saat ini Yuren sangat tidak nyaman. Tentu saja karena dia sudah sangat hafal Yuren tidak menyukai makanan mereka. “Kenapa tidak dimakan Yuren? Silakan dicicipi makanannya. Aku sengaja menyiapkan semua hidangan ini untuk menyambut kedatangan kalian.” tambah Lilyan. Yuren hanya menanggapinya dengan senyuman. Tentu dia tidak akan sudi menyantap daging-daging mentah itu. “Maaf, apa kalian memiliki buah-buahan? Istriku tidak memakan makanan seperti kita.” Eros dan Lilyan saling berpandangan untuk sesaat, lalu mereka tertawa hambar seolah baru menyadari kecerobohan mereka.  “Oh iya, kau benar, Alpha. Maaf, maaf, tentu makanannya berbeda dengan kita karena dia bukan berasal dari bangsa kita. Maaf ya, Yuren. Sebentar aku minta Omega untuk memetikkan buah untukmu.” “Terima kasih, maaf merepotkan Anda, Luna.” sahut Yuren sesopan mungkin. Dia berusaha bersikap ramah meski sebenarnya dia tidak menyukai pasangan Alpha dan Luna itu. Hatinya mengatakan mereka pun secara terang-terangan telah merendahkannya.  Tak lama kemudian Lilyan kembali dengan membawa sekeranjang tomat hijau di tangannya. Dia meletakkan keranjang itu tepat di hadapan Yuren. Yuren menatap tomat hijau itu tak percaya, benarkah dia disuruh memakan tomat hijau yang rasanya sangat asam? Jika tomat itu adalah tomat merah, Yuren masih bisa memakannya. Tapi tomat hijau yang terlihat masih sangat muda, jujur saja Yuren sama sekali tak berminat untuk memakannya. “Apa kalian tidak memiliki buah apel, anggur atau jeruk mungkin? buah itu terlihat asam.” ujar Zoro menyadari Yuren meringis melihat buah tomat di depannya. Meski Zoro tidak tahu bagaimana rasa buah itu karena seumur hidupnya dia tidak pernah memakan buah-buahan.  “Oh, kau tidak suka buah itu. Kupikir kau memakan buah apa saja. Maaf, kalau begitu aku akan menghukum Omega yang telah memetikan buah ini. Padahal aku menyuruhnya untuk memetik buah-buahan yang enak untuk dimakan.” Lilyan tampak emosi, dia berniat mengambil kembali keranjang yang penuh dengan tomat itu, namun diurungkannya ketika Yuren menahannya. “Tidak apa-apa, aku bisa memakan buah ini kok. Jadi, Anda tidak perlu menghukum Omega anda.” sahut Yuren. Dia tidak ingin Omega yang tidak tahu apa-apa itu terkena hukuman karena ulahnya.  Meski enggan akhirnya Yuren mengambil tomat itu dan memakannya dengan terpaksa. Benar saja rasanya sangat asam, namun Yuren tetap menyantapnya dengan susah payah. Ketika Yuren menoleh ke arah Lilyan, dia yakin sekali Luna itu tengah tersenyum sinis ke arahnya. Dalam pandangan Yuren senyumannya itu terlihat tengah menertawakannya dengan puas, membuat benaknya bertanya-tanya mungkinkah Luna itu sengaja memberikan tomat itu untuknya? Pasti dia tahu bahwa rasa tomat itu sangat asam. Kenapa dia diperlakukan seperti ini? Kira-kira itulah yang sedang dipikirkan Yuren saat ini.  Setelah acara makan siang mereka selesai. Alpha Eros mengajak Zoro untuk memulai pertemuan mereka. Dia membawa Zoro ke sebuah ruangan tertutup, tentu Zoro selalu menggandeng tangan Yuren, dia tidak membiarkan tangan Yuren terlepas darinya barang sedetik pun.  “Hmm, maaf Alpha Zoro tapi pertemuan kita ini hanya diikuti oleh bangsa kita saja. Beta-ku dan beberapa petinggi pack sudah menunggu di dalam ruangan. Jadi, kurasa pasanganmu tidak bisa ikut masuk.” Zoro mengerutkan dahinya tak terima perkataan Eros yang melarangnya untuk membawa Yuren ikut masuk ke dalam ruangan pertemuan.  “Dia ini pasanganku. Terlepas dia berasal dari bangsa kita atau bukan, dia tetaplah pasanganku. Aku tidak akan pernah meninggalkannya sendiri.” sahut Zoro tegas bahkan dari nada suaranya terdengar dia sangat marah dan tersinggung dengan perkataan Eros tadi.  “Bukan begitu maksudku. Hanya saja kau tahu kan hal yang akan kita bahas ini sangat penting. Ku rasa wanita tidak akan tertarik mendengarkan pembahasan kita.” tambah Eros mencoba menjelaskan. “Dia akan tetap ikut atau kita batalkan saja pertemuan ini.” Kini gantian Eros yang mengerutkan dahinya tampak tak suka dengan bantahan Zoro. Menyadari atmosfir di antara kedua Alpha ini mulai memanas karena ulahnya, Yuren berinisiatif untuk mengalah. Tentu dia tidak berharap pertemuan yang penting ini akan batal hanya karena dirinya.  “Aku tidak apa-apa. Aku akan menunggu di luar. Kau masuk lah ke dalam dan ikuti pertemuannya.” Zoro menoleh dan menatap Yuren intens, kentara sekali dia terkejut mendengar penuturan istrinya. “Tidak, aku tidak akan pernah meninggalkanmu.” “Aku mohon padamu, masuklah. Aku akan baik-baik saja disini.” Yuren kembali meyakinkan.  “Alpha Zoro, kau tidak perlu khawatir. Aku akan menemani Yuren selama pertemuannya berlangsung. Aku akan membawanya berkeliling sekitar Pack house ini. Jadi kau tidak perlu cemas.” Lilyan ikut membujuk. Namun terlihat jelas Zoro masih enggan meninggalkan Yuren sendirian. “Aku akan baik-baik saja. Ku mohon masuklah ke dalam.” pinta Yuren sendu dan hal itu sukses membuat Zoro akhirnya mengembuskan nafas pasrah. “Baiklah, begitu pertemuan ini selesai. Aku akan segera menjemputmu.” Yuren mengangguk dan tidak memalingkan pandangannya dari punggung suaminya ketika dia hendak masuk ke dalam ruangan pertemuan. “Ayo Yuren, aku akan memperlihatkan taman bunga milik kami. Kau pasti menyukainya.” ajak Lilyan seraya menggandeng tangan Yuren agar mengikutinya. Yuren pun tak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemana pun Luna itu membawanya.  Rupanya yang dikatakan Lilyan memang benar, mereka memiliki sebuah taman bunga yang dipenuhi dengan bunga-bunga mawar indah tengah bermekaran saat ini. Yuren menatap takjub pada bunga-bunga mawar itu. “Kau tunggu sebentar disini ya. Aku sepertinya melupakan sesuatu. Aku akan segera kembali kesini.” Yuren mengangguk mengizinkan sang Luna untuk pergi. Kini dia pun seorang diri di taman bunga itu.  Yuren mendekati salah satu pohon, bermaksud menghirup aroma harum dari bunga mawar yang bermekaran di pohon tersebut.  Namun, di tengah-tengah keasyikannya menghirup aroma wangi bunga, Yuren menyadari sosok seseorang tengah berdiri di belakangnya. Dengan gerakan cepat dia berbalik. Sosok seorang wanita cantik dengan gaun elegan yang dikenakannya, kini tengah berdiri tepat di hadapan Yuren.  Paras wanita itu sangat cantik bahkan Yuren menyadari wanita itu lebih cantik dibandingkan dirinya. Wanita itu menatap penuh kebencian pada Yuren, dia bertolak pinggang terlihat begitu angkuh.  “Ooh, jadi kau, manusia rendahan yang menjadi pasangan Zoro. Ck... Ck... aku tidak menyangka dia lebih memilihmu daripada aku. Padahal kau terlihat sangat murahan.” Hati Yuren memanas mendengar perkataan wanita asing itu, tentu dia tak terima dirinya dihina oleh seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya.  “Maaf ya, kau ini siapa?” tanya Yuren seraya memicingkan matanya menatap tajam pada wanita itu. “Namaku Zenith, aku adik dari Alpha Eros. Aku juga kekasih Zoro,” Yuren terenyak kaget, tentu saja karena Zoro tidak pernah mengatakan bahwa dia memiliki seorang kekasih dari bangsanya. “Berani sekali kau merebutnya dariku.” tambah Zenith dengan tatapan mengintimidasinya. “Maaf saja ya, aku tidak pernah merebutnya darimu. Zoro mengatakan padaku, aku ini mate nya. Dia juga tidak pernah mengatakan memiliki seorang kekasih dari bangsanya.” sahut Yuren membela diri. “Jika kau tidak menggodanya, dia pasti sudah mereject mu. Tidak mungkin dia mau berpasangan dengan manusia murahan sepertimu.” “Jaga ucapanmu itu, aku bukan manusia murahan. Lagi pula asal kau tahu Zoro lah yang memaksaku untuk menikah dengannya. Lagipula jika dia lebih memilihku dibandingkan dirimu, memangnya itu salahku? Pasti dia lebih memilihku karena dia tahu aku lebih baik darimu.” Perkataan Yuren ini tampaknya telah berhasil membangkitkan emosi Zenith yang telah dia pendam selama ini. Semenjak mendengar kabar Zoro telah menemukan mate nya dan menikah tanpa mengundangnya, terlebih hubungan mereka juga belum berakhir, Zenith sangat lah murka. Sebenarnya pertemuan hari inipun diadakan atas permintaannya pada sang kakak. Pertemuan ini hanyalah alasan agar Zenith bisa bertemu dengan pasangan Zoro. Dia bertekad akan mengambil kembali kekasih yang telah dicuri darinya.  Zenith melakukan shift dengan serigalanya, dan kini dia telah berubah menjadi sosok serigala di hadapan Yuren. Dia menyeringai memperlihatkan taring-taring tajamnya yang sukses membuat Yuren ketakutan setengah mati.  Yuren berlari sekuat tenaganya untuk menghindari Zenith yang hendak menerkamnya. Namun tentu saja lompatan Zenith yang telah berubah menjadi serigala dengan mudah berhasil menangkap Yuren. Yuren terjatuh di tanah dengan posisi telentang dan sosok Zenith tengah membuka mulutnya lebar hendak menggigit leher Yuren.  “Tidaaaaaaaak!!” teriak Yuren panik.  Namun, sesaat sebelum taring-taring Zenith mengoyak kulit lehernya, seekor serigala hitam tiba-tiba datang dan menerjang Zenith. Pertarungan sengit antara dua serigala itupun tak terelakan lagi. Yuren yang menyaksikannya gemetar ketakutan. Dia yang masih telentang di tanah berusaha untuk bangun dan melangkah sejauh mungkin dari kedua serigala yang masih bertarung sengit. Serigala hitam dengan mudahnya berhasil memberikan beberapa luka pada serigala Zenith, mengundang raungan kesakitan bersahut-sahutan keluar dari mulut Zenith.  Akan tetapi, serigala lain datang, serigala berbulu coklat yang baru bergabung itu kini tengah melindungi Zenith dari serigala hitam.  “Beraninya kau melukai adikku.” ucap serigala coklat dengan suara menggelegarnya. “Dia yang lebih dulu menyerang pasanganku. Kau pikir aku akan tinggal diam!!” sahut serigala hitam diiringi dengan geraman kemarahannya.  Yuren memang belum pernah melihat sosok serigala suaminya tapi mendengar perkataan serigala hitam tadi, dia sangat yakin bahwa serigala hitam yang menyelamatkannya itu merupakan sosok serigala suaminya.  Pertarungan antara dua serigala pun kembali terjadi, kali ini pertarungan antara serigala hitam dan serigala coklat. Pertarungan yang lebih sengit dibandingkan tadi, mereka saling menggigit, mengoyak kulit masing-masing dengan taring-taring tajam mereka. Namun sejauh ini serigala hitam jauh lebih unggul daripada lawannya.  Akan tetapi keadaan berubah menjadi semakin berbahaya ketika tiba-tiba banyak serigala lain yang bermunculan dan mulai mengepung serigala hitam.  “Kalian memang selalu bersikap pengecut seperti biasanya. Eros lawan aku secara jantan. Seharusnya kau tidak melibatkan para warriormu.” “Tempat ini wilayah Pack ku, tentu para warriorku akan datang untuk membantu Alpha mereka.”  Mendengar percakapan di antara serigala hitam dan serigala coklat, semakin meyakinkan Yuren bahwa kedua serigala yang baru saja bertarung sengit itu adalah Zoro dan Eros.  “Memangnya kalian pikir bisa mengalahkanku hanya karena kalian mengeroyokku. Maju hadapi aku!!” Zoro yang telah berubah menjadi sosok serigalanya tampak semakin murka mendapati dirinya tengah dikepung saat ini. Namun hal itu tidak membuatnya gentar apalagi takut. Dia menunjukan aura mengintimidasinya sebagai seorang Alpha. Dia menggeram marah seraya bersiap menerkam musuh-musuhnya.  “ Zoro, hentikan!! Jangan bertarung lagi !!” teriak Yuren masih dengan tubuhnya yang gemetaran karena terlalu takut. Baginya inilah pertama kalinya dia melihat pertarungan sengit antara para serigala. Dia takut, tentu saja. Dia juga khawatir melihat suaminya dikeroyok oleh pihak musuh.  “Aku mohon hentikan, ayo kita pulang. Aku tidak tahan lebih lama lagi berada di sini.” Air mata Yuren kini tengah mengalir deras membanjiri wajah cantiknya. Zoro yang melihat air mata istrinya memilih untuk menuruti permintaan Yuren. Dia melakukan shift dan kembali berubah ke wujud manusianya. Dengan langkah cepat, dia menghampiri Yuren dan memeluknya erat. Dia tahu Yuren sedang gemetar ketakutan saat ini.  “Tenangkan dirimu, semuanya baik-baik saja. Kita pulang sekarang.” Yuren mengangguk dalam pelukan Zoro. Mereka pun mulai melangkah hendak pergi.  “Tunggu, kau pikir bisa pergi begitu saja dari sini.” ujar Eros masih dalam sosok serigalanya. “Jika kau masih berniat meneruskan perselisihan ini maka jangan salahkan aku jika berakhir dengan peperangan di antara Pack kita. Asal kau tahu, tidak jauh dari sini para warriorku sedang mengawasi. Cukup dengan satu lolonganku saja maka mereka akan menyerbu kemari. Aku pikir kau bukanlah Alpha bodoh yang rela berperang melawan pack ku. Kau tahu persis Pack ku merupakan Pack terkuat di antara semua Pack bangsa wolf.” Eros tertegun mendengar ancaman Zoro. Tak dia pungkiri yang dikatakannya memang benar. Dia juga enggan berperang hanya karena permasalahan adiknya yang tengah dilanda rasa cemburu. “Aku tahu kalian mengundangku kemari hanya sebagai alasan. Kalian berniat mengincar pasanganku, kan? Aku tidak akan pernah memaafkan penghinaan kalian ini. Mulai saat ini hubungan kerja sama di antara pack kita berakhir. Aku tidak sudi menjalin hubungan kerja sama lagi denganmu, Eros.” tambah Zoro yang tampaknya membuat Eros tersentak kaget. Yuren dan Zoro kembali melanjutkan langkah mereka hendak pergi. Namun, untuk kesekian kalinya langkah mereka terhenti. Kali ini karena Zenith yang telah berubah kembali ke sosok manusianya tengah memeluk Zoro dari belakang. Tentu Zoro menepisnya kasar, tak sudi ada wanita lain yang menyentuhnya terutama di hadapan Yuren.  “Kenapa kau melakukan ini padaku? kenapa kau mencampakan aku hanya karena manusia murahan ini?” ucap Zenith dengan tatapan penuh kebenciannya pada Yuren. “Jaga ucapanmu, dia ini pasangan yang ditakdirkan untukku.” sahut Zoro dengan suara ketusnya. “Tapi aku ini kekasihmu. Kita sudah menjalin hubungan cukup lama. Tidak mungkin kan hubungan kita berakhir hanya karena manusia rendahan ini?” “Kita sudah sepakat, hubungan kita berakhir jika kita sudah menemukan mate kita masing-masing. Aku sudah menemukannya, jadi hubungan kita berakhir.” “Tidak, aku tidak mau hubungan kita berakhir. Kau bisa me-reject-nya. Aku juga akan mereject mate ku karena aku tidak ingin bersama yang lain. Aku hanya ingin bersamamu.” Zenith meneteskan air matanya, pertanda dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Yuren hanya terdiam, menatap iba pada Zenith. Dia bisa melihat betapa besarnya cinta Zenith kepada Zoro. Dia bahkan berniat membunuhnya hanya karena tidak bisa menerima kenyataan Zoro lebih memilihnya.  “Pasangan kita sudah ditentukan oleh Moon Goddes. Kelak kau juga akan menemukan mate mu, dan saat itu kau akan mengerti kenapa aku lebih memilih Yuren dibandingkan dirimu. Selamat tinggal Zenith, anggap ini sebagai pertemuan terakhir kita.” Kalimat terakhir yang diucapkan Zoro sebelum dia kembali menggandeng tangan Yuren untuk pergi. Mereka melangkah mantap meninggalkan Pack house milik Red Water Pack mengabaikan teriakan Zenith yang masih tidak bisa menerima perpisahannya dengan pria yang dicintainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD