Zayd berjalan mondar-mandir dengan gelisah di depan markas utama Pack nya. Entah mengapa dia begitu mengkhawatirkan Alphanya yang tengah melakukan pertemuan di Pack lain. Dia dan sang Alpha sudah bersahabat dekat, bahkan sejak mereka masih anak-anak, jadi wajar dia bisa merasakan firasat buruk ketika sang Alpha mengalami suatu masalah.
Dia mendongak dan menatap lurus ke arah depan seraya mencuramkan ke atas kedua alisnya ketika dari kejauhan tampak seekor kuda hitam dengan ditunggangi dua orang yang sejak tadi dikhawatirkannya, kini tengah berlari ke arahnya.
“Bagaimana pertemuannya? Apa ada masalah?” tanyanya ketika kini dia sudah berhadap-hadapan dengan sang Alpha sekaligus sahabatnya. Sebenarnya hanya dengan melihat raut wajah kesal yang tertanam di wajah Zoro, Zayd sudah bisa menebak bahwa firasat buruknya memang benar terjadi.
“Aku sudah memutus hubungan kerja sama kita dengan mereka. Mereka sudah menghina dan merendahkan pasanganku. Mereka juga dengan lancangnya berniat membunuh pasanganku.” Zayd terenyak mendengar penuturan Zoro. Sebenarnya hal ini sudah ditebaknya, tidak mungkin Zenith yang merupakan kekasih Zoro bisa menerima begitu saja pernikahan Zoro dengan Yuren.
Setahu Zayd, Zenith memang sangat mencintai Zoro. Lagipula hubungan asmara mereka sudah terjalin sejak 8 tahun yang lalu. Tentu tidak mudah bagi Zenith menerima perpisahan ini begitu saja, terutama setelah mengetahui pasangan Zoro adalah manusia. Selama ini bangsa werewolf selalu menganggap manusia sebagai makhluk lemah, sangat tidak sebanding dengan bangsa mereka.
“Zayd siapkan pasukan, aku memiliki firasat mereka tidak akan tinggal diam. Ada kemungkinan mereka akan menyerang pack kita karena insiden ini.” titah Zoro, dia pun melenggang pergi seraya menggandeng tangan Yuren tanpa menunggu respon dari Betanya terlebih dahulu.
Di dalam kamar mereka, Yuren hanya terdiam dengan tatapan kosong. Dia tidak menyahut meski sejak tadi suaminya terus mengajaknya bicara. Zoro mulai frustasi menghadapi tingkah laku istrinya yang seolah sengaja mengacuhkannya. Namun di sisi lain dia pun memahami Yuren pasti sangat syok karena kejadian tadi. Walau bagaimana pun dia nyaris kehilangan nyawanya di tangan Zenith, terlebih dengan mata kepalanya sendiri dia menyaksikan pertarungan antara serigala yang tentunya baru pertama kalinya dia lihat.
“Katakan apa yang harus aku lakukan agar kau bisa melupakan kejadian tadi? Jika kau marah, kau bisa melampiaskannya padaku. Tapi aku mohon jangan diam seperti ini, Yuren.” ucapnya berusaha membujuk seraya dia peluk Yuren dari belakang dan menciumi puncak kepalanya lembut.
“Apa kau marah karena aku tidak memberitahumu mengenai hubunganku dengan Zenith?” tanyanya lagi namun Yuren masih tetap mengabaikannya, membuat Zoro mengembuskan napas kasar untuk yang kesekian kalinya. Dia benar-benar kebingungan sekarang. Entah apa yang harus dilakukannya agar Yuren mau bicara lagi dengannya.
“Aku sudah mengatakannya kan, selama ini aku terus mencari pasanganku tapi karena tak kunjung ku temukan, untuk menghilangkan rasa jenuhku, aku mencoba menjalin hubungan dengan Shewolf. Aku dan Eros berteman cukup dekat. Aku sering menghabiskan waktu bersamanya, tentu membuatku menjadi sering bertemu dengan Zenith juga. Aku cukup nyaman ketika bersamanya karena itulah kami mencoba menjalin hubungan. Tapi hubungan kami hanya sekadar bertemu, berjalan-jalan dan mengobrol saja kok. Aku masih cukup waras untuk tidak melakukan sesuatu yang lebih dengannya. Lagipula aku selalu mengingat bahwa pasanganku sudah ditentukan oleh Moon Goddes, aku masih terus mencarinya meskipun sedang menjalin hubungan dengan Zenith. Jadi aku mohon maafkan aku, aku tidak bermaksud menyembunyikan hal ini darimu. Lagipula dulu kami sudah sepakat begitu kami sudah menemukan mate kami masing-masing maka hubungan kami pun berakhir.” jelas Zoro dengan nada suara yang berusaha dia lembutkan.
Zoro melepaskan pelukannya, dia memutar tubuh Yuren yang membelakanginya agar berhadapan dengannya. Lalu dia menangkup wajah Yuren dengan kedua tangannya yang besar agar bertatapan langsung dengan kedua matanya.
“Katakan apa yang kau inginkan agar kau mau memaafkanku? Aku pasti akan mengabulkannya.” ujarnya tulus.
“Apa yang aku inginkan, benarkah kau akan mengabulkannya?” sahut Yuren akhirnya bersuara. Senyum cerah terbesit di bibir Zoro, dia senang akhirnya Yuren memberikan responnya setelah sejak tadi dia hanya bicara seorang diri karena Yuren selalu mengabaikannya.
“Ya, tentu saja akan kukabulkan.”
“Permintaan Apa pun?”
“Apa pun, jadi katakan saja, jangan ragu.” sahutnya semangat.
“Inilah permintaanku. Aku ingin kau melepaskanku dan antarkan aku ke desaku, ke rumahku. Aku ingin tinggal bersama ibuku. Aku tidak mau tinggal di sini.” Zoro terbelalak mendengarnya. Dia melepaskan tangkupan tangannya pada wajah Yuren dan menatap kedua mata Yuren tak percaya.
“Kenapa kau meminta hal seperti ini? Kau pasanganku, istriku. Tentu kau harus tinggal bersamaku. Kenapa kau melakukan ini padaku, kau ingin meninggalkanku?”
“Seharusnya aku lah yang bertanya kenapa kau melakukan ini padaku? Zenith mengatakan kau bisa mereject pasanganmu. Aku tidak bodoh sampai tidak menyadari maksud perkataannya. Maksudnya kau bisa menolak pasanganmu kan? Kenapa kau tidak mereject ku padahal kau tahu kita berbeda?” Zoro mengepalkan kedua tangannya erat, dia sangat kesal saat ini. Situasi yang sangat berbahaya karena jika dia terlalu emosi bisa saja tanpa sadar tubuhnya diambil alih oleh sosok serigalanya.
“Kau tahu aku manusia. Kehidupan kita berbeda bahkan makanan kita juga berbeda. Apa kau tidak menyadari betapa tersiksanya aku hidup bersama kalian? Kalian juga sangat temperamen, mudah emosi dan tidak segan membunuh jika sudah marah. Kalian dengan kejamnya telah memakan ayahku tepat di depan mataku. Aku tidak terbiasa melihat semua kekejaman ini. Aku hanyalah manusia biasa, seorang gadis berasal dari desa yang damai dan tenang. Aku seorang putri dari petani yang setiap hari menghabiskan harinya menemani orangtuanya bertani. Seumur hidupku, aku tidak pernah melihat kekerasan apalagi kekejaman ketika seorang manusia dimakan hidup-hidup oleh sekumpulan serigala jadi-jadian. Aku ingin kau mengembalikan kehidupan damaiku.” tambahnya dengan berlinang air mata. Sedangkan Zoro masih terdiam dengan wajahnya yang memerah karena menahan emosi.
“Kau tidak bisa meminta hal seperti ini. Moon Goddes sudah menakdirkanmu menjadi pasanganku.”
“Tapi, kau bisa merejectnya, lagi pula kau memiliki kekasih dari bangsamu. Dia gadis yang cantik dan begitu mencintaimu.”
“Kau tidak mengerti apapun Yuren. Aku tidak bisa berjauhan denganmu. Benar aku bisa merejectmu tapi hal itu akan berefek buruk pada tubuhku. Kita ditakdirkan menjadi satu sebagai pasangan. Lagipula selama ini aku terus mencari pasanganku, aku tidak sebodoh itu hingga melepaskan pasanganku yang akhirnya ku temukan.” sahut Zoro tegas, tentu dia tidak akan pernah mengabulkan permintaan Yuren yang satu ini. Dia tidak akan pernah melepaskan Yuren sampai kapan pun.
“Tapi, tidak ada satu pun yang menerimaku sebagai pasanganmu. Bahkan Alpha dan Luna itu secara terang-terangan merendahkanku. Zenith mengatakan aku hanyalah manusia rendahan. Bahkan semua orang dari Pack mu ini tidak ada satupun yang menganggapku pantas menjadi pasanganmu. Mereka menerimaku dengan terpaksa karena tidak berani melawanmu. Menjadi pasanganmu membuatku menjadi seorang Luna, bukan? Tapi di sini tidak ada satupun yang mau memanggilku Luna. Jika dipikir-pikir tentu saja mereka tidak mungkin bisa menganggapku sebagai seorang Luna. Aku hanyalah manusia yang kalian anggap lemah dan tidak sederajat dengan kalian yang kuat bukan?” ucap Yuren dengan lelehan air mata yang semakin deras membanjiri wajah cantiknya.
Zoro berlalu begitu saja meninggalkan Yuren tanpa mengatakan sepatah katapun. Entah apa yang akan dilakukannya, Yuren juga tidak tahu karena meski telah menjadi suaminya, sosok Zoro terlalu misterius baginya.
Yuren melangkah mendekati ranjangnya. Dia naik ke atas ranjang dan meringkuk dengan lelehan air mata yang tak kunjung reda. Selama ini dia sudah berusaha menerima takdirnya menjadi pasangan seorang Alpha, tapi kejadian tadi membuatnya sadar bahwa sekeras apapun dia berusaha menerima takdirnya, dia memang tidak seharusnya tinggal bersama kawanan serigala. Dia berbeda dengan mereka.
Cukup lama dalam kesendirian, dia terenyak kaget ketika pintu kamarnya dibuka kasar hingga menimbulkan suara gebrakan yang membuatnya terkejut. Ketika Yuren mendongak menatap ke arah pintu, dia melihat Zoro sedang menatapnya datar. Pria yang berstatus sebagai suaminya itu melangkah mantap ke arahnya. Dia meraih tangan Yuren dan memaksanya mengikutinya, mengabaikan Yuren yang meronta agar tangannya dilepaskan. Yuren sangat ketakutan saat ini, dia sadar telah membuat Zoro marah tadi. Dia takut Alpha itu memutuskan untuk menjadikannya sebagai santapan kawanannya seperti apa yang dialami ayahnya dulu.
Yuren semakin ketakutan hingga tubuhnya gemetaran ketika kini di hadapannya ada begitu banyak werewolf yang dalam wujud manusia mereka tengah berkumpul. Jumlah mereka sangat banyak hingga Yuren tidak sanggup menghitung berapa jumlah mereka tepatnya. Namun dalam pandangan Yuren seolah semua penghuni Pack ini sedang dikumpulkan sekarang. Tapi untuk apa? Mungkinkah dia akan menjadi santapan mereka semua? Kira-kira itulah yang sedang menggelayuti pikiran Yuren. Terutama ketika dia mengingat telah membuat Alpha mereka marah tadi.
Zoro dan Yuren sedang berdiri di atas sebuah tebing, dimana di bawahnya seluruh penghuni Pack yang dipimpin Zoro sedang berkumpul. Jumlah mereka sangat banyak, cukup membuat Yuren yang melihatnya dari atas tebing bergidik ngeri membayangkan dirinya dijatuhkan dari atas tebing dan berakhir menjadi santapan kawanan werewolf itu. Meski mereka sedang dalam wujud manusia tapi tetap saja keberadaan mereka selalu berhasil membuat Yuren ketakutan setengah mati.
“Dengarkan aku, wanita di sampingku ini adalah istriku, dia pasanganku artinya dia Luna kalian.” ucap Zoro dengan Alpha tonenya, membuat semua kawanan werewolf itu merasa terintimidasi dan tidak memiliki daya upaya untuk menolak.
“Mulai saat ini aku perintahkan kalian memanggilnya Luna meski dia tidak berasal dari bangsa kita. Siapapun yang melanggarnya maka aku sendiri yang akan mengeksekusinya. Kalian mengerti!!”
“MENGERTI ALPHA !!” teriak kawanan werewolf itu dengan lantang seraya menundukan kepala mereka karena masih merasa terintimidasi dengan Alpha tone yang dikelurkan Alpha mereka.
Setelah itu, Zoro kembali menarik tangan Yuren berlalu dari tempat perkumpulan itu. kedua mata Yuren masih membola, dia begitu terkejut mendapati apa yang baru saja dititahkan suaminya pada seluruh kawanannya. Di saat yang bersamaan dia pun sadar bahwa selamanya Zoro tidak akan pernah melepaskannya.
***
Di dalam sebuah ruangan, terlihat tiga sosok tengah berkumpul. Mereka adalah Eros, Lilyan dan Zenith. Wajah mereka terlihat gelisah dengan pemikiran berbeda yang memenuhi kepala mereka.
Eros yang diliputi rasa sesal karena telah menuruti keinginan sang adik yang berakhir dengan kejadian mengesalkan tadi. Kini dia harus menerima kenyataan pahit, hubungan baiknya dengan Zoro sirna sekaligus menerima berakhirnya kerja sama mereka yang selama ini saling menguntungkan untuk pack mereka.
Lilyan merasa bersyukur karena kejadian tadi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Dia sempat ketakutan ketika melihat Zoro mengamuk dan bertarung dengan suaminya. Dia pun bersyukur karena Yuren berhasil meredakan amarah Zoro yang akan menjadi semakin mengerikan jika saja pertarungan itu terus berlanjut.
Sedangkan Zenith tengah dirundung pilu dan kemarahan yang meluap-luap di dalam hatinya. Dia merasa sedih karena Zoro lebih memilih Yuren dibandingkan dirinya. Dia juga tidak menyangka Zoro akan tega melukainya hanya demi melindungi wanita yang menurutnya sama sekali tidak sebanding dengannya. Dia masih merasa bahwa dirinya jauh lebih baik dibandingkan Yuren. Dia pun sangat marah mengingat Yuren yang dengan mudahnya berhasil merebut pria yang dicintainya. Amarah yang melanda dirinya, membuatnya semakin berambisi untuk melenyapkan Yuren dari sisi Zoro dan dari dunia ini untuk selamanya.
“Kak, kita tidak bisa menerima hal ini begitu saja. Kita harus menyerangnya, kita harus membalaskan dendam ini.” ujar Zenith sukses membuat Eros dan Lilyan menatap kaget ke arahnya.
“Apa maksudmu? Kejadian ini bisa terjadi sepenuhnya karena kesalahan kita. Wajar jika Zoro marah karena kita telah merendahkan bahkan berusaha membunuh pasangannya.” sahut Eros tak setuju.
“Tapi, dia mencampakanku hanya karena manusia rendahan itu, memangnya kakak tidak kesal?”
“Aku kesal, tentu saja. Karena itulah aku menuruti keinginanmu untuk menjebak mereka agar datang kemari. Tapi aku menyesal telah menuruti keinginanmu.” sahut Eros yang meluluhlantakan harapan Zenith. Dia sudah kehilangan dukungan dari sang kakak.
“Tapi, Kak. Kita harus membalas penghinaan mereka. Selain mencampakanku, Zoro juga melukaiku hanya karena manusia rendahan itu. Aku tidak bisa menerima perlakuannya ini.” Zenith masih bersi keras membujuk kakaknya agar kembali membantunya.
“Sudahlah, kau terima saja kenyataan ini. Zoro sudah menemukan pasangannya, jadi terima saja perpisahan kalian. Lagipula sejak awal kalian memang tidak ditakdirkan menjadi pasangan oleh Moon Goddes.” sahut Eros sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi.
“Tapi, Kak. Aku tidak bisa menerima perpisahan ini. Aku mencintainya!!” teriak Zenith masih tak terima, namun naasnya diabaikan oleh sang kakak. Kini Zenith beralih menatap sang Luna, dia berharap kakak iparnya itu bisa membantunya membujuk Eros.
“Kak, tolong bantu aku. Tolong bujuk Kak Eros agar mau menyerang Zoro dan packnya. Dia sudah mencampakanku dan melukaiku. Lihat tubuhku kak, banyak luka bekas cakaran dan gigitannya.” Zenith berucap sendu seraya menunjukan luka-luka di tubuhnya akibat serangan dari Zoro ketika mereka terlibat pertarungan.
“Sudahlah Zenith, yang dikatakan kakakmu memang benar. Tidak ada gunanya melakukan penyerangan yang justru akan semakin menimbulkan banyak korban dan kerugian.” sahut Lilyan seraya mengusap puncak kepala Zenith berusaha menenangkan.
“Tapi, Kak. Aku tidak bisa menerima perlakuannya ini. Aku juga tidak bisa menerima perpisahan ini. 8 tahun kami menjalin hubungan dan berakhir begitu saja hanya karena seorang manusia. Jika saja pasangannya seorang Shewolf, aku rela menerima perpisahan ini. Tapi pasangannya itu seorang manusia, Kak. Dia tidak pantas menjadi pasangan seorang Alpha seperti Zoro. Aku lebih pantas menjadi pasangannya.” Zenith masih bersi keras, membuat sang Luna mengembuskan napasnya lelah.
“Zenith, kelak kau pun akan menemukan pasanganmu. Seperti yang dikatakan Zoro tadi, kelak kau akan mengerti alasannya lebih memilih Yuren daripada dirimu. Pasangan kita sudah ditentukan oleh Moon Goddes. Kau hanya harus bersabar menunggu pertemuan kalian. Memang benar Yuren itu hanya seorang manusia, tapi memangnya kita bisa apa jika Moon Goddes yang menentukan dia menjadi pasangan Zoro. Kau harus belajar mengikhlaskannya.”
“Tapi, Kak....” Lilyan menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak ingin ikut campur lagi masalah ini. Dia pun pergi mengabaikan adik iparnya yang terus memanggil dirinya.
Zenith menghentakan kakinya marah menuju kamarnya. Dia bertekad akan tetap membalaskan sakit hatinya. Jika kakaknya tidak mau membantunya maka dia akan meminta bantuan pada orang lain. Mengingat kakaknya saja menolak untuk menyerang Zoro dan packnya, tentu percuma saja jika dia meminta bantuan pada pack lain.
Di dunia werewolf, pack yang dipimpin Zoro memang merupakan pack terkuat dengan para warriornya yang sudah terlatih. Zoro yang berstatus sebagai Alpha sangat tegas dalam memimpin. Dia pun memiliki kekuatan yang mengerikan. Betanya yaitu Zayd tak kalah kuatnya dengan Zoro. Sejak kecil mereka bersahabat dan sudah barang tentu mereka pun sering berlatih bersama. Sedangkan sang Gamma yaitu Arthur, dia memimpin para warrior dengan keras. Setiap hari dia melatih para warriornya dan tidak akan segan menghukum mereka jika melanggar titahnya. Ketiga pemimpin tertinggi di pack itu yang begitu tegas dalam memimpin membuat para bawahannya terbiasa dengan kedisiplinan dan sangat kuat. Rasanya bodoh sekali jika ada pack yang mau menyerang mereka, Zenith sangat menyadari hal ini.
Dia tertegun memikirkan siapa yang bisa membantunya. Kemudian senyuman terbesit di bibirnya ketika mengingat sesuatu.
“ Rogue, sekelompok serigala liar dan buas tanpa memiliki wilayah kekuasaan. Sekumpulan serigala yang tidak bergabung dengan pack manapun. Tentu saja mereka pasti akan bersedia membantuku jika aku bisa memberikan mereka penawaran yang bagus. Aku akan menemui pemimpin mereka dan meminta bantuan mereka untuk menghancurkan Zoro dan packnya. Dan aku... dengan tanganku sendiri akan kucabut nyawa manusia rendahan itu.”
Gumam Zenith dengan seringaian kejam menghiasi wajah cantiknya.