" Cintaaa!!"
Kean terlonjak ketika ferlan membuka pintu kamar Cinta dengan kencang
spontan Kean mengembalikan buku Cinta ke tempat asalnya, lalu menghampiri ferlan yang sudah masuk
" berisik! Cinta lagi tidur!" ketus Kean
" bilang aja gak mau diganggu! dasar penganten Baru!" ferlan mendekati Cinta dan duduk di pinggir ranjang
" Abang jangan berisik, ih... Cinta mau istirahat" sahut Cinta
" ta, kenapa bisa sakit?"
" ya bisa lah, namanya juga manusia...gimana sih Abang?"
" maksudnya sakit apa?...ya Allah" ferlan bertanya sambil mencubit pelan pipi Cinta gemas
" demam doang"
" demam apa? gak parah, kan?"
Cinta mendengus pelan
" Abang berisik banyak tanya, Cinta mau tidur!"
ferlan merengut sebal
" ngusir nih, ceritanya? okeh! dasar penganten Baru!" ledek ferlan
" ABANG!" pekik Cinta, membuat ferlan langsung berlari keluar kamar Cinta
Cinta mengusap dadanya sabar, Abang menyebalkan sekali
" ta, bisa bicara sebentar?" tanya Kean mendekati Cinta
" boleh, mau bicara apa, mas?"
Cinta mengubah duduknya di sisi ranjang menghadap Kean yang sedang menatapnya
" ternyata lama juga ya kamu memendam perasaan sama saya" kata Kean to the point
Cinta mengerutkan dahinya bingung
memendam perasaan?
apa jangan jangan Keanu tau tentang ia yang menjadi pengagum rahasia?
" mas tau?" tanya Cinta gugup
Kean mengangguk mengulum senyum
refleks Cinta meraih bantal untuk menutupi wajahnya
" ya Allah, mas... Cinta maluuu" Cinta berucap dari balik bantal
" kenapa malu?"
" ya karena..." Cinta menjeda ucapannya membuka bantal yang menutupi wajah lantas memandang Kean dengan menyipitkan matanya
" tunggu! mas tau dari mana?"
" dari Salma, dia temen SMA kamu kan?"
" kak Salma bukannya kerja dikantor, mas...dia pernah cerita ke aku diterima di perusahaan itu"
Kean mengangguk membenarkan
" ya ampuuun..."
Cinta mengusap wajahnya pelan,
' pantesan, tapi kok tadi gak liat dia ya dikantor mas kean' batinnya mengucap
" udah ah, Cinta mau tidur lagi...ngantuk" ucap Cinta menghindar
Kean mencekal pergelangan tangan Cinta pelan
" jelasin dulu, saya juga udah baca buku kamu yang warna pink tadi..."
Cinta membulatkan matanya menatap Kean
" mas baca?!"
Kean mengangguk lagi
" hasil jepretan foto kamu bagus, boleh saya simpan?"
sungguh, rasanya Cinta ingin menghilang saja dari muka bumi ini, sekian lama memendam rasa akhirnya...sekarang...
" mas Kean, ih" Cinta menutup wajahnya dengan kedua tangan
Kean tertawa melihat pipi Cinta yang memerah
" ya udah, tidur lagi gih...kasian pipi kamu udah merah banget "
Cinta menangkup pipinya sambil membaringkan tubuhnya, satu tangannya menarik selimut kemudian kembali menutup pipinya,
tolong, ia sangat malu!
***
" pak Kean jangan deket deket Cinta, sanaan!"
Kean menaikkan satu alisnya menatap Cinta
" kenapa?"
" di liatin sama yang lain"
hari ini Cinta kembali masuk kuliah, sudah beberapa mata kuliah yang ia tinggalkan
Vina pun sudah menerornya agar kembali masuk kampus, sahabatnya itu juga mengetahui masalah yang menimpanya
Kean menghentikan langkahnya di tengah koridor kampus, mengedarkan pandangan menatap mahasiswa dan mahasiswi yang sedang memperhatikannya mereka tersenyum sekilas sambil melangkah menjauh
salah seorang mahasiswa menghampiri keduanya
" pagi pak" sapanya ramah
" ada apa?" tanya Kean to the point
Rendi mahasiswa jurusan kedokteran itu tersenyum simpul
" bapak nikah kok, gak ngundang saya?"
" memangnya kamu penting?!"
" saya kan mahasiswa terdisiplin di kelas bapak"
" terdisiplin?" Kean membeo
" tiga kali pertemuan di kelas saya, kamu cuma masuk satu kali"
Rendi menggaruk kepalanya yang tidak gatal
" hehe...sibuk pak, maklum bisnisman...permisi pak" Rendi lantas ngeloyor begitu saja
" sering bolos ya?" Cinta bertanya
" iya"
mereka kembali berjalan berdampingan menuju kelas Cinta, Kean mengusap kepala Cinta yang mengenakan hijab dengan lembut
" belajar yang bener, jangan tidur" pesan sang suami dosen tampan
" iya" Cinta menyahut dengan senyuman
***
" lancar, Kean?" Kean menaikkan sebelah alisnya menatap Fadil sekilas
" apanya?"
" ya Lo sama Cinta, lah...apalagi..."
Kean mengangguk samar sambil menyusun tumpukan kertas kertas di mejanya
" udah buka segel belom, lo?" tanya Fadil menahan tawanya ketika melihat raut wajah Kean yang hanya berdecak lidah
" bukan urusan lo"
" sensi banget, Kean!"
Kean menjitak Fadil membuat si empunya kepala meringis pelan
" cepet nikah biar gak ngurusin hidup orang mulu"
" sarkastis amat tu mulut" ujar Fadil melenggang pergi dari ruangannya
temannya itu gabut berlebih, suka sekali membantu pekerjaan orang tapi pekerjaanya sendiri dibiarkan begitu saja
" assalamualaikum"
suara lembut itu menginterupsi pendengaran Kean mengalihkan atensinya, meletakkan dokumen yang tengah dipegangnya
" waalaikumsalam, udah selesai semua mata kuliah hari ini?" tanya Kean setelah Cinta masuk ke dalam ruangan dan duduk nyaman di sofa
Cinta mengangguk, tampak jelas raut wajah Cinta yang berbinar bahagia
" ada cerita apa hari ini, keliatan banget muka senengnya"
" masa sih keliatan banget? emang lagi seneng"
" kenapa?" Kean mulai penasaran
Cinta menangkup kedua pipinya
" tadi temen temen pada ngucapin selamat gitu, mas...kan Cinta jadi malu, trus mereka pada protes kenapa mereka gak di undang" Cinta menceritakan
" mau di ulang acara resepsi pernikahannya?" goda Kean mendekatkan wajahnya pada wajah Cinta
" apaan sih, mas!"
Kean tersenyum kecil melihat cinta yang salah tingkah
" kamu lucu, ta"
Cinta mencubit lengan Kean pelan
" mas, ih!"
" mereka udah gak ganggu kamu lagi, kan?"
" Alhamdulillah, gak ada. oh iya, mas belum selesai?" Cinta bertanya karena melihat tumpukan dokumen yang masih tampak berantakan di atas meja kerja Kean
" hhhmmm" Kean bergumam lalu melangkah kembali ke kursinya
" sedikit lagi, kamu gak apa apa kan nunggu?"
" gak apa apa, Cinta tungguin "
***
Kean merenggangkan ototnya sejenak setelah mengubah posisi menjadi duduk, melirik jam di atas nakas yang menunjukkan pukul delapan pagi
ia kembali tidur setelah sholat subuh karena kelelahan setelah lembur menyelesaikan pekerjaan di kantor
Kean mengusap matanya lalu beranjak dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar mencari keberadaan istrinya
ia menghentikan langkahnya tepat di belakang Cinta yang sibuk membuat adonan di meja dapur
" bikin apa?" tanya Kean
" astaughfirullahalazim " Cinta tersentak, nyaris saja adonan yang ia buat tumpah
" mas Kean, ih"
Kean hanya nyengir
" kamu lagi bikin apa?" Kean mengulang pertanyaannya
" cake coklat, hari ini mas, kerja?"
Kean menggeleng pelan
" sengaja kemaren lembur biar hari ini bisa dirumah aja" sahutnya kemudian
Cinta memasukkan loyang ke dalam oven kemudian menatap Kean yang tengah menghabiskan segelas air putih dan bertanya
"mas belum mandi?"
" belum"
" mandi dulu gih, Cinta udah bikin sarapan"
tanpa menjawab lagi Kean langsung berjalan menuju kamar meninggalkan Cinta yang sedang menata masakan yang dibuatnya ke atas meja makan
setelah itu Cinta mencuci peralatan dapur yang ia gunakan untuk masak dan membuat adonan cake
Kean kembali dan duduk di meja makan
Cinta mengerjapkan matanya, mendapati Kean yang memakai celana pendek dengan kaos polos berwarna hitam
Kean mengerutkan dahinya heran
" ta, kamu kenapa?"
" eh, gak apa apa mas" sahut Cinta salah tingkah, sungguh Kean tampak begitu tampan saat ini di mata Cinta
Cinta membalikkan piring dihadapan Kean dan mengisinya dengan nasi beserta lauk pauknya kemudian duduk di samping Kean
" mas?" panggil Cinta
" hhmm?"
" mas kenapa jadi ganteng gini, sih?" tanya Cinta polos
Kean mengulum senyum menatap Cinta
' muji sama nanya gak ada bedanya' batin Kean
" suami kamu emang ganteng dari dulu" sahutnya kemudian
Cinta mendengus pelan merotasi bola matanya jengah dalam hati merutuki pertanyaan bodohnya
***
saat ini Cinta dan Kean tengah berada di ruang keluarga menonton drama Korea
Cinta memang menggemari drakor sejak SMA, ini adalah sebagian rutinitas jika di waktu senggang
sementara Kean menatap datar layar flat yang tergantung di dinding yang sedang menampilkan adegan adu mulut antara tokoh laki laki dan perempuan
" ta, saya bosen" Kean mengeluh
" nonton yang fokus makanya biar ngerti jalan ceritanya jadi gak bosen"
" coba mas liat deh, tokoh laki laki nya unyu bangeeettt" Cinta menyahut dengan binar di matanya
" saya kurang suka, mending nonton yang lebih berfaedah, ta"
Cinta menoleh pada Kean
" ya udah Cinta matiin aja"
Kean menahan tangan Cinta yang hendak menekan tombol merah pada remote
" maaf" ucap Kean
" gak apa apa kok, mas"
sebenarnya Cinta lumayan kesal
siapa yang gak kesal coba...lagi nonton aktor favorit gitu...
tapi melihat raut wajah Kean yang datar membuat Cinta sungkan untuk protes
suasana menjadi hening seketika tidak ada yang membuka suara
Kean melirik Cinta yang menunduk, hembusan napasnya terdengar sangat jelas jika ia sedang kesal karena tidak bisa menonton drakor kesukaannya
tangannya terulur memegang dagu Cinta menatap manik mata sang istri yang indah, senyum tipis juga terbit dibibirnya
jantung Cinta berdetak kencang karena wajah mereka sangat dekat
" mas" panggil Cinta pelan
" hm?" Kean berdehem dengan suara beratnya
tolong! Cinta ingin teriak sekarang, suara berat Kean sangat memanjakan indera pendengarannya
" mas mau ngapain?"
" menurut kamu, saya mau ngapain?"
Cinta menahan napasnya ketika Kean semakin mendekatkan wajahnya
Kean mengulum senyum melihat wajah cantik istri kecilnya memerah
" pipi kamu merah banget, ta" ucap Kean menggoda
" mas Kean, ih"
Kean tertawa kecil, lantas menjauhkan wajahnya dari wajah Cinta
" ta, mendingan kamu cerita, sekalian pendekatan...saling mengenal satu sama lain"
" cerita apa?"
" buku pink itu?" Kean memberi kode
Cinta mengerucutkan bibirnya
" malu tau, mas!"
" yuk!"
" kemana?" tanya Cinta bingung
" ke kamar, saya pengen di peluk kamu"
Cinta menautkan alisnya heran
" mas kerasukan, ya?"
" gak, udah ayuk!"
***
disini mereka sekarang, di atas ranjang, duduk berdampingan dan tanpa obrolan...
Cinta jadi heran, padahal tadi suaminya yang ingin ia menceritakan tentang buku pink itu, tapi sekarang malah diam
" mas...jadi denger aku cerita gak?" tanya Cinta melirik Kean
Kean mengangguk, merengkuh tubuh Cinta agar mendekat padanya
" sini sambil peluk" titah Kean
ragu ragu Cinta memeluk tubuh Kean dari samping, ternyata suami datarnya ini bisa manja juga
" mas lucu kalo gini"
" dari dulu saya emang ganteng, lucu dan menggemaskan" sahut Kean tanpa dosa
" astaughfirullah pede nya tingkat dewa donk"
Kean tertawa lantas membelai rambut panjang Cinta lembut
" udah cerita, saya dengerin"
Cinta menarik napas dalam-dalam
" mulai darimana ya? Cinta bingung"
" yang intinya aja, ta"
" mas, tau gak dari kapan Cinta suka sama, mas?" tanya Cinta
" tau, Salma yang kasih tau waktu itu " jawab Kean
' astaughfirullah, rupanya kak Salma memberitau mas Kean sampe rinci'
" nah, dari situ Cinta mulai cari tau tentang mas, kadang kalo pulang sekolah Cinta ngikutin mas dulu, cuman pengen tau mas lagi ngapain, ada kegiatan apa, pokoknya gitu deh. trus Cinta dapet tips dari temen supaya bisa di deketin sama cowok yang lagi kita suka...dia bilang sebut nama orang yang lagi kita suka di sujud terakhir juga sebut namanya di sholat sepertiga malam " Cinta menjeda sejenak untuk menarik napas dalam-dalam
" trus akhirnya Cinta coba, hampir setiap hari Cinta lakuin sampe sekarang do'a Cinta dikabulin sama Allah, sabar banget ya, Cinta nunggunya...hehehe" sambung Cinta disertai kekehan pelan
" mas dulu pernah nemuin coklat gak di motor?"
Kean mengingat sejenak kemudian mengangguk
" coklatnya meleleh "
" itu Cinta yang taro, bela belain ke kampus cari motor mas Kean di parkiran bedua sama Vina"
Keanu tersenyum kecil, memikirkan perjuangan cintya yang cukup melelahkan
" kamu masih SMA kan waktu itu?"
" iya, tapi herannya kok bisa ya... Cinta gak tau kalo mas Kean berteman deket sama Abang"
Cinta menggaruk pelipisnya yang sedikit gatal
" sebenarnya saya sering kerumah kamu, buat kerjakan tugas sama ferlan...saya juga tau kalau ferlan punya adik perempuan, cuma saya gak pernah liat kamu ada di rumah " ucap Kean
" oh gitu, Cinta kalo dirumah cuma diem aja dikamar...paling turun buat makan atau bantuin umi"
" hhmm, pantes" Kean menganggukkan kepalanya lalu menatap Cinta
" kalau foto itu?"
" jadi setiap Cinta ikutin, mas itu Cinta berusaha ambil foto, mas...yang paling susah itu pas ambil foto di kafe deket SMA mas, semua orang pada liatin Cinta...dikira mau ngapain gitu" Cinta kembali bercerita
" akhirnya Cinta pesen hotdog aja disitu, sambil makan Cinta fotoin mas Kean"
" terus waktu dikelas kenapa kamu kesel banget mukanya sama saya, kan katanya kamu kagum sama saya" tanya Kean menggoda Cinta
" ya karena mas tegur waktu Cinta tidur, kesel tau! udah gitu pertemuan selanjutnya Cinta malah disuruh duduk didepan, kan Cinta gak suka duduk di depan"
Kean berdecak pelan
" siapa suruh tidur di kelas saya"
" liat angka angka tu Cinta jadi ngantuk, terus tidur deh...lagian Cinta gak suka matematika" jujur nya
" saya buat kamu jadi suka sama matematika" putus Kean
spontan Cinta membelalakkan matanya sambil menggeleng keras
" gak mau! gak mau!"
" kenapa?" tanya Kean menaikkan satu alisnya
Cinta mendongak menatap Kean lekat
" Cinta kan suka sama mas, masa harus suka sama matematika juga...nanti mas cemburu gimanaaa?"
Kean terkekeh geli
" gombal"
" mas aja bisa gombalin Cinta...ya Cinta juga bisa donk, jadi satu sama" celoteh Cinta
Kean mencubit gemas pipi chubby Cinta
" jantung saya, taaa..."
" kenapa?!" tanya Cinta panik refleks melepas pelukannya
" gempa gara gara kamu" Kean menyahut lalu tertawa pelan
" hah?!"
Kean menarik tangan Cinta dan meletakkan di dadanya, bisa Cinta rasakan dengan jelas detak jantung Kean yang berdebar debar
" mas Kean lucu kalo lagi saling gini" Cinta tertawa kecil
cup
Cinta terkejut menatap Kean yang tiba tiba mencium pipinya
" pipi kamu merah banget, ta" ucap Kean terkekeh
Cinta menangkup kedua pipinya
" mas Kean ih, cium cium sembarangan!"
Cinta memukul Kean dengan bantal, sungguh ia benar benar salah tingkah sekarang...
" saya suami kamu, wajar kalau saya cium kamu"
" oh iya, lupa...hehehe"
Kean menarik hidung bangir cinta gemas
" pelupa"
" kan tadi kaget, jadi lupa semuanya...hahaha"
" kaget apa malu?"
" tuh, kan...mas ih, nyebelin!" Cinta memanyunkan bibirnya
Kean tersenyum kecil mengusap pucuk kepala cinta lembut
" udah jangan cemberut aja, cake yang kamu buat udah jadi?"
Cinta mengangguk
" udah, ada di meja makan"
" saya mau coba"
" ayuk ke dapur, lanjutin ngobrolnya di ruang keluarga aja"
keduanya beranjak dari ranjang, melangkah keluar dari kamar menuju lantai bawah
selagi menunggu Cinta menyiapkan cake di dapur, Kean duduk menunggu di ruang keluarga
tak lama Cinta datang menghampirinya, meletakkan piring kecil berisi potongan cake dan secangkir teh hangat
" sekarang, mas yang cerita" pinta Cinta lalu duduk disebelah Kean
" saya mau coba cake buatan kamu dulu, ta" Kean menyahut sambil mengiris potongan cake lantas memasukkannya ke dalam mulutnya
" enak" puji Kean
" iya dong, Cinta kan bikinnya pake cinta"
Kean tertawa lagi
" jadi suka gombal kamu ya, ta"
" hari ini aja gombalnya, gak tau besok"
Kean meminum teh hangatnya pelan, lalu menatap Cinta
" kamu mau dengar cerita apa dari saya?"
" eummm...apa ya?" Cinta tampak berpikir sambil mengusap dagunya
" Cinta bingung"
" gak usah deh, ta"
" gak adil donk, tadi kan Cinta cerita...masa mas gak...katanya mau saling kenal"
" terus"
" ya udah Cinta kasih pertanyaan aja, mas jawab, ya"
Kean mengangguk setuju, ia menunggu Cinta yang sedang memikirkan pertanyaan yang akan di ajukan padanya
" mas pernah pacaran gak?"
" gak, mentok cuma jadi temen aja"
" masa sih?" Cinta tampak tak percaya
Kean mengangguk yakin
" yang suka sama, mas kan banyak tuh...masa gak ada yang mas suka gitu?"
Kean terdiam memandang Cinta, haruskah ia berkata jujur sekarang?
tapi waktunya tidak tepat
" gak ada" Kean menyahut dengan berbohong
hembusan napas Cinta terdengar, membuat Kean mengerutkan dahinya heran
" kenapa"
" kayanya mas gak punya cerita yang menarik " Cinta berucap
Kean tersenyum tipis
" saya orang yang kaku dan monoton, gak punya banyak cerita menarik "
" iya sih, kaku banget. sampe sekarang aja masih pake ' saya' kalo ngomong sama Cinta"
Kean mengusap tengkuknya canggung
" terbiasa seperti itu "
" makanya mulai sekarang di ubah pake ' aku-kamu' gitu"
" iya" sahut Kean mengacak rambut Cinta gemas
" udah mau zhuhur, saya mau siap siap ke masjid"
" eh, mas" panggil cinyta menahan lengan berotot Kean yang hendak beranjak
" hmm?"
" abis sholat zhuhur temenin Cinta ke Gramedia, ya...mau beli novel"
" iya, saya temani"
" yess!!"
***
" ta, masih lama?" tanya Kean berhenti tepat di samping Cinta, kakinya terasa pegal karena sedari tadi mengikuti Cinta yang mengelilingi setiap rak buku tanpa mengambilnya satu pun
Cinta menoleh pada Kean
" mas capek? maaf ya, ini bukunya udah ketemu, kok"
Kean menghembuskan napas lega, mengikuti Cinta menuju kasir
Kean menyerahkan beberapa lembar uang pada penjaga kasir, lalu meraih goodie bag berisi novel tersebut
" makasih, mas" ucap Cinta tersenyum manis
" sama sama"
" mas, beli pizza dulu ya, sebelum pulang " pinta Cinta dibalas anggukan sebagai jawaban
" beli berapa?" tanya Kean setelah berada di restoran pizza
" satu kotak aja, mas...mix topping "
" iya, Humaira "
blush!
Cinta mengulum senyum, pipinya terasa panas
sungguh, Kean benar benar bisa membuatnya salah tingkah setiap hari
setelah selesai membeli pizza, mereka memutuskan untuk langsung pulang, Kean menggenggam erat jemari cinta menuju parkiran
" mas" panggil Cinta melirik Kean yang tengah memakai seatbelt
" iya?"
" gak jadi deh"
Kean menautkan alisnya heran, lantas melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota yang sedikit ramai
" kak" panggil Cinta lagi
" iya ta, kenapa?"
" Cinta mau izin lanjut nonton drakor lagi...boleh gak?" tanya Cinta ragu
Kean menghembuskan napas pelan
" boleh, saya gak bisa melarang kamu, karena itu hobi kamu. tapi, jangan sampai lupa dan meninggalkan kewajiban kamu , suka boleh tapi jangan sampai terobsesi, karena akan berdampak buruk, iya kan"
Cinta mengangguk paham
" iya Cinta tau, kok. jadi... Cinta boleh nih nonton drakor?"
" iya, boleh"
Cinta tersenyum senang
" Yeay!"