Dua

1171 Words
Starla yang pura-pura tidur sedari tadi langsung saja membuka matanya saat merasakan napas suaminya yang berhembus dengan teratur. Starla tersenyum tipis dan menggerakkan tangannya untuk meraba wajah tampan suaminya. Padahal sudah beberapa tahun berlalu, tapi suaminya masih terlihat sangat tampan. Jika saja pernikahannya tidak pernah dipublikasikan, maka semua orang akan menganggap suaminya sebagai pengusaha lajang yang tampan dan juga sukses. "Kamu masih percaya aku suka dengan uang kamu?" Tanya Starla dengan suara pelan. Bibirnya tersenyum tipis dan bergerak mencium bibir suaminya cepat. Setelah itu Starla memilih untuk membelakangi suaminya dan memeluk putranya yang tidur dengan sangat lelap itu. Jujur saja, Starla lebih menyayangi putranya saat ini. Dirinya bisa melihat suaminya bersama wanita lain, tapi Starla tidak bisa melihat putranya diasuh orang lain kecuali keluarganya sendiri. Andai saja suaminya berniat untuk menikah lagi, maka Starla akan membiarkannya. Bagaimanapun juga dari awal dirinya memang sudah mengatakan hal itu pada suaminya. Selain itu, yang suaminya tahu, dirinya bertahan karena uang, meskipun di sudut hatinya Starla memiliki perasaan pada suaminya. Siang hari, Starla bangun dan turun ke bawah. Suaminya dan putranya masih tertidur pulas. Sebenarnya alasan Starla terbangun tentu saja karena putranya minta minum, tapi setelah kenyang putranya kembali tertidur dengan sangat mudah. "Apakah mama belum pulang?" Tanya Starla pada pembantu rumah tangga yang ada di rumah mertuanya. "Belum mbak. Mbak Starla mau dibuatin apa untuk makan siang?" Jawab prt itu sembari menanyakan makanan yang diinginkan oleh Starla. "Tidak perlu mbak, kita akan makan di luar saja." Jawab Gibran yang langsung saja membuat Starla menoleh saat mendengarnya. "Sudah bangun?" Tanya Starla seraya mengambil gelas dan menuangkan air putih untuk suaminya. "Iya, aku terkejut karena kamu udah nggak ada." Jawab Gibran setelah meminum air yang diberikan oleh istrinya. "Kebiasaan, memangnya aku bisa pergi ke mana." Balas Starla seraya tersenyum tipis. Gibran yang mendengarnya tentu saja hanya diam, matanya menatap ke arah istrinya yang terlihat baik-baik saja dengan senyuman yang mengembang itu. Gibran takut tidak bisa melihat senyum istrinya yang manis itu lagi. "Kalau begitu ayo ganti baju, aku sudah lapar." Ajak Starla setelah sadar jika suaminya menatapnya terlalu lama. Gibran pun mengangguk dan membiarkan lengannya digandeng oleh istrinya. Jika saja istrinya tidak memiliki riwayat penyakit seperti itu, pasti dirinya tidak akan khawatir sampai seperti ini. "Apa kamu tidak ingin ke dokter? Untuk pemeriksaan." Tanya Gibran pada istrinya. "Tidak terjadi apa-apa, jadi berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu. Kamu pikir aku akan mati dengan mudah?" Jawab Starla tidak suka. "Kamu ini membicarakan apa? Bisa-bisanya mengatakan hal itu dengan sangat mudah." Balas Gibran yang masih ribut dengan apa yang dikatakan oleh istrinya. "Kamu benar-benar takut kehilangan aku ya?" Tanya Starla bertanya dengan senyumannya yang lebar. Gibran memilih diam dan mengabaikan istrinya yang terus menganggap dirinya sendiri tidak lebih penting daripada orang lain. "Benar, jika aku pergi kamu pasti akan kesulitan menghabiskan uangmu." Lanjut Starla lagi dengan senyuman lebar. "Untuk itu bertahanlah untuk waktu yang lama." Jawab Gibran seraya mengelus rambut istrinya. Starla pun mengangguk dan tersenyum lebar. Keduanya masuk ke dalam kamar. Starla yang memang sedikit malas mandi tentu saja memilih langsung berganti pakaian. Berbeda dengan Gibran yang memilih untuk mandi lebih dahulu. Ibra sendiri masih dibiarkan tidur karena Starla tidak ingin membangunkan putranya secara tiba-tiba. Lagi pula dirinya juga masih harus berdandan dan sebagainya. Starla duduk di depan meja rias, matanya menatap lurus ke arah depan, melihat pada pantulan dirinya yang ada di dalam kaca meja riasnya. Starla menyentuh wajahnya sendiri dengan tersenyum tipis, wajahnya memang terlihat sedikit pucat, pantas saja suaminya terlihat sangat mengkhawatirkan kepergiannya. "Tuhan, tolong biarkan aku bertahan untuk waktu yang sangat lama." Gumam Starla berdoa untuk umur yang panjang. Setelahnya, Starla bersiap untuk merias dirinya sendiri. Untung saja dirinya bisa berdandan sendiri, jadi dirinya bisa menutupi wajah pucatnya dengan riasan yang sedikit tebal. Gibran keluar dari kamar mandi dan melihat ke arah istrinya yang duduk di meja rias dengan tersenyum lebar. Gibran sangat suka menunggu istrinya berhias diri seperti ini. Meskipun istrinya sudah sangat cantik tanpa riasan, tapi istrinya akan terlihat lebih bersinar jika menggunakan riasan tipis seperti biasanya. "Mau pakai lipstik warna apa?" Tanya Gibran seraya menghentikan tangannya memilih baju dan menoleh ke arah istrinya. Starla tidak menjawab dan memilih untuk meneruskan gerakan tangannya dalam membuat alis, setelah tadi dirinya membuat eyeliner yang membuat matanya sedikit perih. Karena tidak mendapatkan jawaban dari istrinya, Gibran pun memilih untuk berganti baju lebih dulu dan berjalan menghampiri meja rias setelah selesai. Gibran duduk di atas meja rias dan melihat istrinya yang tengah berhias itu. Melihat bibir istrinya yang masih pucat tentu saja Gibran tahu jika istrinya belum menggunakan lipstik. Gibran menatap meja rias istrinya dan melihat ke arah deretan lipstik yang dikoleksi oleh istrinya. Dulu, Gibran pikir yang namanya lipstik itu sama saja, dan sempat terkejut karena saat belanja istrinya selalu membeli benda itu. Tapi setelah istrinya menjelaskan perbedaannya, Gibran pun mulai sadar dan membiarkan jika istrinya membeli berbagai warna lipstik yang lainnya. Gibran merasa sangat beruntung karena memiliki istri yang pandai dalam merias dan juga merawat diri seperti Starla. Istrinya tidak pernah mengabaikan perihal mempercantik diri meskipun sudah memiliki suami sepertinya. Tapi Gibran juga memaklumi saat mengingat istrinya juga bisa saja pergi meninggalkan dirinya jika dirinya jatuh bangkrut. "Apa kamu juga akan berdandan secantik ini jika menikah dengan orang lain?" Tanya Gibran dengan penasaran. "Aku akan terus berdandan agar kelihatan cantik. Sekarang adalah masanya di mana orang-orang melihat kita dari tampilan kita, jadi aku akan terus berdandan untuk mencari relasi." Jawab Starla dengan cepat. Starla menatap ke atas suaminya dan dengan tersenyum lebar. "Kamu menginginkan lipstik yang mana?" Tanya Starla seraya menunjuk ke arah deretan lipstik yang ia punya. "Apakah warna ini cocok untuk riasan kamu?" Tanya Gibran sembari mengambil lipstik berwarna nude yang akan terlihat manis di bibir istrinya. "Sebenarnya aku lebih suka warna merah klasik yang biasa kamu pakai, tapi aku tidak mau kamu keluar dan memakai warna itu untuk diperlihatkan ke orang lain." Lanjut Gibran memberitahu istrinya. Starla yang mendengarnya tentu saja langsung tertawa kecil. Suaminya itu benar-benar sangat berlebihan dalam memuji kecantikannya. "Baiklah, kalau begitu ayo pakai yang warna ini." Jawab Starla seraya mengambil lipstik berwarna nude yang tadi diambilkan oleh suaminya. Gibran melihat dengan cermat cara istrinya menggunakan lipstik. Melihat istrinya yang terlihat cantik seperti itu tentu saja membuat Gibran senang karena pilihannya tidak salah. "Bagaimana? Cantik?" Tanya Starla yang langsung saja dijawabi anggukan oleh suaminya. "Tidak ada wanita yang lebih cantik daripada kamu." Jawab Gibran dengan sangat percaya diri. "Baiklah, jika kamu memiliki istri lagi, mari kita bandingkan." Kata Starla seraya berdiri dari duduknya. "Aku tidak akan menikah lagi." Jawab Gibran dengan cepat. "Ah benar. Seharusnya aku bilang jika kita harus membandingkan dengan istri Gibran nanti." Balas Starla seraya menghampiri putranya yang masih tidur. "Biar aku yang gendong. Kamu ambil tas." Kata Gibran mengingatkan istrinya. Starla pun mengangguk dan mengambil dompetnya di laci. Setelah itu Starla berjalan ke arah almari kaca, di mana ada beberapa koleksi tas mahal yang dibelikan oleh suaminya. Starla mengambil satu yang menurutnya cocok dipadukan dengan baju yang ia pakai. Ketiganya pun keluar kamar dengan Ibra yang masih tidur di dalam gendongan Gibran. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD