2

1225 Words
Hati - hati!!!! Ranjau typo ada dimana- mana °°° Allah memiliki segala cara untuk menyatukan umat nya. Jangan pernah ragu dengan kuasa Allah tersebut, karena sejatinya Allah itu yang menyatukan semua ciptaan nya. Selepas kepergian Naira dan Nindya, Zaki juga berbalik menuju mobilnya. Dia juga merasakan sesuatu yang aneh ketika bertemu dengan Naira tadi. "Getaran apa ini, kenapa rasanya ada perasaan yang aneh ketika aku bertemu dengan Naira tadi, apa jangan - jangan... enggak - enggak mana mungkin aku suka sama Naira." Zaki bergumam sendiri sambil menggelengkan kepalanya. Setelah itu Zaki pun pergi pulang kerumah barunya, tepatnya rumah lama yang baru dia tempati lagi. °°° Di lain tempat, Naira sedang duduk melamun di depan jendela kamarnya. Pandangan nya tertuju pada sinar bulan dan bintang-bintang yang menghiasi langit malam yang sunyi. " Kenapa takdir ku seperti ini ya Allah, kenapa ketika aku ingin melupakan nya, Engkau malah mempertemukan kami lagi." Naira bermonolog sendiri dibawah terangnya sinar bulan. °°° Di lain tempat Zaki juga sedang berdiri di balkon kamarnya. Dia juga tidak menyangka kalau akan bertemu dengan Naira. Dulu saat masih kuliah, dia merasa biasa saja kalau bertemu. Tapi sekarang Zaki merasa berbeda ketika bertemu dengan Naira. Dia sendiri tidak tahu maksud dari semua itu. Biar lah hanya Tuhan yang tahu arti dari semua ini. °°° Pagi ini, di rumah sakit tempat Naira bekerja di hebohkan dengan kabar adanya dokter baru yang akan bertugas di rumah sakit itu. Banyak perawat dan dokter yang membicarakan berita tersebut, karena dokter baru yang di maksud itu adalah seorang pria yang tampan. " Hei Nai, kamu udah dengar berita gak kalau di rumah sakit kita ini bakal ada dokter baru loh" Nindya yang baru saja datang juga ikutan heboh. " Hmm Udah kok" Jawab Naira santai. " Ooh kirain belum hehe" Imbuh Nindya sambil terkekeh. Naira hanya menanggapinya dengan senyum tipisnya. Setelah itu mereka melanjutkan pekerjaan nya masing-masing. Siang ini seluruh dokter dan perawat di kumpulkan di aula rumah sakit. Ya untuk menanggapi berita tadi pagi, direktur rumah sakit akan memperkenalkan dokter baru tersebut. Tak terkecuali dengan Naira dan Nindya. Mereka sudah duduk manis di kursi paling depan untuk melihat siapa sebenarnya dokter baru itu. Tak lama kemudian, sang dokter baru yang di tunggu- tunggu itu pun datang. Semua mata tertuju kepada nya, terutama bagi wanita. Ya di akui memang dia memiliki paras yang tampan. Naira yang duduk paling depan pun merasakan jantungnya ingin copot sekarang juga. " Dia, kenapa harus dia lagi" Batin Naira. " Nindya yang menyadari perubahan ekspresi dari teman nya itu langsung menggenggam tangan Naira. " Nai, kamu pasti kuat" Itulah satu kata yang di ucapkan Nindya. Naira hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan temannya itu. "Assalamualaikum semua nya" Zaki mulai membuka suara. " Perkenalkan, nama saya dr.Zaki Firdausi, Salam kenal untuk kalian semua" Zaki yang memperkenalkan dirinya kepada seluruh orang yang hadir sambil mengedarkan pandangannya. Pandangan Zaki berhenti pada satu titik. Dia melihat wanita yang kemaren membuat hatinya sempat bermasalah. Sedetik kemudian pandangannya beradu dengan pandangan wanita tersebut. Ya wanita itu adalah Naira. Naira juga sempat kaget, karena tiba-tiba Zaki melakukan kontak mata dengan nya. Menyadari tindakan nya tersebut, Naira langsung memutuskan kontak tersebut karena takut menimbulkan dosa. Setelah acara perkenalan tersebut, semua yang ada di ruang tersebut sudah mulai beranjak menuju tempat kerjanya masing-masing. " Nai, aku gak nyangka ya kalau Zaki itu bakal kerja di sini juga" kata Nindya ketika mereka sedang berjalan menuju keruang kerjanya. " Iya, padahal aku sangat berharap agar tidak bertemu dengan dia lagi, tapi nampaknya Tuhan berkata lain, sekarang kita malah di buat satu tempat kerja yang otomatis akan bertemu setiap harinya." Balas Naira panjang lebar. " Yang sabar ya Nai, mungkin ini cara Allah untuk mendekatkan kalian berdua. Dan mungkin ini juga petunjuk dari Allah bahwa kalian berdua itu memang jodoh." Nindya terkekeh dengan ucapannya tersebut. " Ya ampun Nin, kamu kalau ngomong jangan suka kebanyakan mimpi deh" Naira nampak kesal dengan ucapan temannya itu. " Tapi kamu senang kan kalau seandainya Zaki itu memang jodoh kamu, hayo ngaku" Nindya yang mulai jail berhasil membuat pipi Naira merona, seperti kepiting rebus. " Kalau memang itu yang di takdirkan, ya aku juga gak bakal nolak dong" Naira yang malu- malu menjawab membuat Nindya menjadi geram dengan sikap Naira. " Alhamdulillah, akhirnya kamu mau juga mengakui kalau kamu itu memang suka sama si Zaki." Naira tersenyum menanggapi kata-kata Nindya. Tanpa mereka berdua sadari, ternyata dari tadi ada orang yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Orang itu dari tadi berdiri di belakang Naira dan Nindya yang sedang membicarakan Zaki. Zaki,,,,ya orang yang telah mendengar kan pembicaraan mereka tadi adalah zaki, orang yang menjadi topik utama dalam pembicaraan tersebut. Selain itu juga ada dokter Arfan yang notabenenya adalah teman Zaki tersebut juga ikut mendengarkan nya. Zaki sempat terkejut ketika mengetahui bahwa selama ini Naira menyukai nya secara diam-diam. Ada rasa bahagia yang menghapiri diri Zaki. Entah mengapa dia sangat senang ketika mengetahui bahwa Naira menyukai nya. Apakah Zaki juga menyukai Naira? Entahlah... Zaki pun masih ragu dengan perasaan nya. Memikirkan semua itu, Zaki nampak senyum-senyum sendiri dengan pikiran konyol nya itu. Arfan yang melihat tingkah aneh temannya itu, langsung menyiku lengan Zaki. " Hei Ki, kamu kenapa? Kok dari tadi aku liatin kamu senyum - senyum sendiri. Kamu masih waras kan? Aku gk mau loh kalau punya teman yang gak waras" Ocehan Arfan tersebut di balas oleh pukulan kecil di bagian kening nya. " Enak aja kamu kalau ngomong, aku ini masih waras lah, emang aku apaan gitu pakai di bilang gak waras segala." " Ya abisnya kamu sih pakai senyum - senyum sendiri gitu" balas Arfan. " Apa jangan- jangan kamu suka juga ya sama dokter Naira, soalnya aku dengar tadi dia bilang kalau dia menyukai kamu loh" tambah Arfan yang di balas pelototan mata dari Zaki. " Kalau ngomong itu jangan suka sembarangan" balas Zaki. " Ye...kalau kamu memang suka, ya jujur aja kali. Jangan di sembunyiin gitu, nanti lama - lama bisa karatan loh. Lagian tadi tu kamu udah dapat lampu hijau deh kayaknya." Ucapan Arfan tersebut berhasil membuat Zaki terdiam. Apa yang di katakan oleh temannya itu ada benarnya juga. Tapi untuk sekarang dia tidak ingin mengajak Naira ke lembah dosa dengan berpacaran. Zaki akan menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengutarakan perasaannya ini. °°° Malam ini Zaki sedang duduk di balkon kamarnya sambil menikmati indahnya Kilauan beribu bintang. Tok tok tok "Zaki ini ibu nak, Ibu boleh masuk?" Panggil ibu Zaki dari balik pintu. " Iya Bu, masuk aja gak di kunci kok pintu nya" balas Zaki setelah mendengar panggilan dari ibunya. Cklek Pintu kamar itupun terbuka dan menampakkan sosok wanita yang paling di sayangi oleh Zaki. " Nak kamu lagi sibuk gak?" " Hmm enggak kok Bu, emang nya ada apa Bu?" Tanya Zaki penasaran. " Itu ayah mau ngomong sesuatu sama kamu, kamu di tunggu di ruang keluarga." Kata ibunya Zaki to the poin. " Baiklah Bu, sebentar lagi Zaki kesana." Balas Zaki kepada ibunya. " Iya nak, ibu tunggu dibawah ya, jangan lama-lama ya." Ibu Zaki langsung keluar dari kamar Zaki dan berjalan menuju ruang keluarga. Tak lama kemudian Zaki pun datang ke ruang keluarga nya. Sesampainya di sana ia menjadi bingung. Pasalnya wajah ayah dan ibunya terlihat sangat serius. Ia jadi penasaran, apa tujuannya dia di panggil kesini oleh ayah nya tersebut. Vote dan coment nya jangan lupa ya. Follow my ig : widia_afriana
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD