Sebuah Pengakuan

1900 Words
Above Indiana Ocean, Australia – [06:40 PM Mid-Flight 1.40 Hours after take off] Begitu Claude selesai menyiarkan announcement kepada seluruh Cabin Crew dan passenger nya bahwa mereka telah berada di ketinggian jelajah, beberapa saat kemudian ketukan pintu di belakang yang berasal dari pembatas cockpit dan galley terdengar pelan membuat Algis yang tempat duduk nya berada paling dekat dengan pintu meraih handelnya terbuka. Dan membiarkan Cecila Fransisca pusher on board atau Chief Flight attendant yang bertanggung jawab pada seluruh kegiatan pelayanan Flight Attendant mereka kali ini untuk masuk ke dalam kokpit. Sebenarnya gak sembarangan orang dapat masuk ke dalam kokpit bahkan crew on board sekalipun biasanya hanya pusher on Board dan crew kokpit yang dapat masuk ke dalam. “Need anything sir?” Tanya Cecila Fransisca dengan suara pelan. “Coffe please,” kata Baskara dia mengerling genit ke arah Cecila untuk menggodanya. Sedangkan Claude menggeleng pelan dia lebih memilih untuk meraih air mineral di samping seat miliknya dan menegak nya, he is so thirsty apalagi terus berbicara dengan Air Traffic Perth International Airport. Intinya hari ini ia gugup sekali dan bertindak tidak santai hanya karena kakak nya Annelyn berada dalam flight yang sama dengannya. “Need anything sir Claude?” Tanya Cecilia sekali lagi kepada Claude yang tidak menjawabnya. “Nope thank you," jawab Claude dengan suara pelan. “Sir Algis what do you want?” Tanya Cecila kembali, sebagai seorang manager Flight Attendant dia dituntut untuk selalu melayani dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk para penumpang dan juga para crew kokpit. “No thanks Cecila, I am okay," jawab Algis. “Okay Sir Algis .... Sir Claude.” “Ya, ada apa lagi Cecila Fransisca?” Tanya Claude dengan kening berkerut dalam. “You are not gay kan?” Baskara dan Algis menyemburkan tawa nya begitu pertanyaan tidak terduga itu terdengar dari mulut Chief flight attendant mereka sore itu. Cecilia memang menyukai Claude dan sudah menjadi rahasia umum dikalangan Crew The Wisaka Airlines lainnya. Namun wanita itu tidak berani mengambil langkah karena rumor gay Claude dan sepak terjang single cool guy pria itu selama hampir tiga tahun menjadi seorang penerbang di The Wisaka Airlines ibarat nya Claude itu hard to approach – kiasan dengan menggunakan istilah dunia penerbangan untuk orang yang sulit di dekati atau di dapatkan. “Excuse me Cecilla?” “Saya melihat kamu berpelukan di longue and it proves kalau kamu tidak seperti yang di kabarkan oleh rumor selama ini.” “Itu hanya sebuah pelukan kenapa kamu begitu yakin, saya bisa memeluk semua orang yang ingin saya peluk for your information.” Balas Claude acuh, dia sekarang terlihat seperti orang b******k. “Cara kamu memeluk nya dan menatap nya membuat saya bertambah yakin kalau kamu tidak seperti yang di rumorkan orang-orang, itu poin plus you like woman.” “Eumm So and then what apa memangnya yang akan kamu lakukan?.” Tanya Claude iseng, ini bukan kali pertama orang lain menganggap Annelyn dan dia adalah sepasang kekasih karena to be honest mereka saudara kembar namun tidak mirip sama sekali bahkan secara sekilas. banyak yang tidak mempercayai nya kalau Claude bilang Annelyn itu kembaran nya. “Saya menyukai kamu dan lemme try my opportunity to fight for you.” Kata wanita itu dengan sangat lugas dan kelugasanya membuat Claude benar-benar terkejut, “Ha?” Claude hanya dapat melongo di tempatnya tidak dapat mengantisipasi pernyataan cinta Cecila yang sungguh tiba-tiba dan Baskara yang mendapatkan tontonan gratis di depan matanya sudah bersiul-siul riuh mengejek Claude Sasongko, hal wajib yang dia lakukan kalau menemukan Claude mati langkah tidak bisa menjawab argumen lawan bicara nya. Tapi Baskara juga diam-diam terkejut dengan keberanian Chief Flight attendant mereka bagaimana ya menyebutnya?– intinya so brave, dan sungguh agresif hanya Cecila yang berani menyatakan perasaannya secara terang-terangan padahal ada dua pasang telinga yang mendengarkan semua perkataan nya. Bagaimana jika di tolak? Apakah tidak malu? Dan bagaimana Cecila akan menghadapi Claude setelah ini mereka itu rekan kerja loh! Intensitas pertemuan mereka tidak perlu di ragukan betapa seringnya jadi bagaimana Cecila bisa seberani itu?. Algis yang lebih rasional diantara mereka bertiga dan satu-satunya orang yang tidak tertarik dengan ‘hubungan romansa' hanya dapat menggeleng mendapati situasi aneh itu ia memilih melepaskan safety belt dan berdiri melipir keluar kokpit setelah sebelumnya berpamitan kepada Baskara. Dia mau jalan-jalan cuci mata mungkin dia bisa lihat cewek cantik-cantik di cabin passenger. Daripada harus melihat opera sabun yang ending-nya sangat jelas, “Gue check around ya.” Begitu pamitnya, dia lalu keluar dari kokpit meninggalkan opera sabun dibelakangnya tanpa menoleh lagi. “Cecila, lo sungguhan menyatakan perasaan lo kepada Claude tidak sedang mabuk kan?” tanya Baskara sedikit khawatir dengan kondisi Chief Flight attendant mereka itu. “Tidak Sir, saya benar-benar sedang menyatakan perasaan saya dan tidak sedang mabuk sama sekali jadi jawabannya Sir Claude?” kata Cecila dengan tegas dan di akhiri dengan pertanyaan menuntut jawaban di akhir kalimatnya. “Loh saya juga harus menjawabnya?” Tanya Claude gak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Iya Sir.” Claude berdehem sebesit pikiran untuk mengerjai Cecilla muncul, “Tolong sampaikan kepada wanita yang tadi kamu lihat di longue.. tunggu seat berapa tadi Bas?” Baskara melihat kembali seat maps list dan mencari wanita yang dimaksud Claude, tidak sulit menemukannya karena wanita itu duduk di kabin first class dan row pertama. “D1 first class.” “D1 first class kalau saya sangat senang dia ada di penerbangan saya dan jangan lupa katakan saya sangat menyayanginya dan menunggunya di rumah.” kata Claude dengan sok serius. “Di rumah?” Tanya Cecila dengan mata membelak bingung. “Ya benar di rumah, dan itu juga yang menjadi jawaban saya untuk pernyataan kamu!” kata Claude diplomatis, jelas caranya menjawab Cecilia Fransisca tidak biasa. “Anda benar-benar berhubungan dengan wanita itu dia siapa anda tidak mungkin istri anda kan?!” Memilih tidak menjawab ataupun melihat Cecila, Claude mengalihkan pandangannya ke panel instrumen pesawat mengeceknya lagi padahal kurang dari lima menit sebelumnya ia sudah mengecek semuanya. – dia hanya ingin menghindari Cecila– “Dia adalah salah satu alasan mengapa saya duduk disini Cecila apakah itu sudah menjawab pertanyaan kamu.” Dan dengan jawaban samar Claude, Cecila berbalik menjauh dengan wajah kesal, wanita itu menghentakkan kakinya keluar dari kokpit dan dengan langkah lebar dia meraih tray makanan untuk first class. “Ma’am itu kan bagian saya anda di Business Class kan?” teriak salah seorang Maitre d’cabin yang tray miliknya diambil paksa oleh Cecila, jabatannya yang menjadi asisten Cecila membuat wanita itu berani meneriaki atasannya itu “Tukaran kamu yang ke Business Class!!.” Jawab pendek Cecila sebelum melanjutkan perjalanannya menuju tujuannya–Cabin First Class– Langkah Cecila yang sedikit di hentakan itu membuat Annelyn dan Radean yang awalnya mengobrol – lebih tepatnya berdebat– mau tidak mau mengalihkan perhatian mereka saat flight attendant dengan wajah yang sangat cantik dengan uniform tosca itu meletakkan makanan mereka di dining table dengan senyuman lebar sangat lebar hingga membuat keduanya kebingungan. “Excuse me ma’am, sir this is your main course Kofta sweet and sour for you Miss D1 Seat and Pan-seared salmon trout for you sir,” katanya dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya. “Thank you.” “Thanks.” Annelyn mengerutkan kening nya saat flight attendant itu tidak beranjak setelah meletakkan makanan mereka. Radean yang ingin melanjutkan obrolan dengan Annelyn juga bingung ia lalu menegur flight attendant itu, dari ekor matanya dia membaca name tag yang tersemat di uniform —tosca nya dan menemukan bahwa wanita itu adalah flight manager service pada penerbangan kali ini – “Anything else Miss Cecilia?.” tanya Radean gak sabar. “Ada titipan pesan Sir, untuk Miss D1 seat dari kokpit,” kata wanita itu dengan senyuman. “D1 Seat, Annelyn berarti ... dari kokpit?” tanya Radean kembali memastikan. “Iya Sir, Miss D1 seat dari kokpit.” kata Cecila mengkonfirmasi. Annelyn hanya mengerutkan keningnya karena tidak dapat memprediksi apa ‘pesan’ yang Claude titipkan padanya. “First officer Claude Sasongko mengatakan kalau dia sangat senang anda ada di penerbangan TWA-756 dan Sir Claude sangat menyayangi anda dan menunggu anda di rumah. Dan ini adalah hadiah dari Sir Claude, Château Smith Haut Lafitte Rouge 2006 Pessac-Léognan France.” Cecilla menuangkan red wine yang sebenarnya tidak di pesan Claude sama sekali namun dipesan oleh dirinya sendiri, ke dalam dua gelas tinggi mereka dengan hati-hati. “This 2006 has a pure, intense nose of blackcurrant and blackberry. The palate is dry, medium-bodied with firm, fine tannins and has a clean, fresh and persistent black fruit finish.” jelasnya seperti seorang expert. Annelyn mengangguk berterimakasih untuk dua gelas red wine yang tidak mereka pesan sama sekali, Cecilla tersenyum lebar setelah menyelesaikan tugasnya, “Sayang sekali padahal anda berdua adalah pasangan yang sangat serasi Sir.” Cecila menatap terang-terangan Radean lalu berlalu meninggalkan kedua insan itu yang kebingungan dengan makna tersirat dari perkataan wanita itu. “Apa yang baru saja saya dengar?,” Radean menggelengkan kepala nya tidak menyangka. “Sepertinya dia menganggap kamu adalah saingan cintanya.” Annelyn mengangguk setuju, “Bukan yang pertama kali kok saya mendapatkan kejutan attack dari penggemar Claude, it's not a big deal.” “Mungkin kalau kamu mempertimbangkan penawaran saya sebelumnya kamu tidak perlu mendapatkan kejutan attack seperti itu lagi," kata Radean. Annelyn mendengus dia mengabaikan Radean dan mulai memakan vegetarian dinner nya dengan tidak senikmat biasanya dan itu semua karena ulah Radean. Mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu dan Radean terang-terangan mengajak nya kencan. Ayolah itu kan gak masuk akal sama sekali! Annelyn memang tidak pernah memiliki pengalaman berpacaran yang benar-benar berpacaran dan memang sedikit kesepian namun dia tidak se frustasi itu untuk menerima tawaran gila dari Radean. Pria itu sepertinya sangat playboy sejati dari tingkahnya saja ketahuan dan Annelyn akan menjauhi tipe-tipe pria seperti Radean. Lima menit kemudian Radean menyelesaikan makan malamnya dan memandang terang-terangan Annelyn yang hampir juga menyelesaikan makan malamnya. Dipandang seperti itu Annelyn berniat menaikan deck namun tangannya kalah cepat dengan Radean yang juga berniat menghentikan tangan Annelyn, kedua tangan mereka sempat bersentuhan dan secepat kilat juga Annelyn menarik tangan nya jengah dengan adegan klise yang baru saja terjadi di depan matanya. “I need my space Radean," kata Annelyn penuh penekanana Annelyn kesal namun pria itu justru menatap Annelyn serius tidak terganggu dengan kekesalan Annelyn. “Saya akan berikan setelah kamu menjawab Ya tentang penawaran saya sebelumnya." Pemaksaan Annelyn menggerutu dalam hati, dia mulai menyesali pilihan cabin seat nya dan mulai mengutuk Hana karena memesankan seat yang ia tempati sekarang dari banyaknya pilihan kursi di Boeing 777 - 300 ER. Intinya berduaan dengan orang asing di double seat first class yang biasanya diperuntukkan untuk pasangan, bukan keadaan yang menyenangkan kalau teman se kursi nya semacam Radean. “Kenapa harus saya Radean, kita baru kenal beberapa jam yang lalu dan saya sedang tidak berniat bermain-main.” “Kamu menarik saya suka, dan saya juga tidak sedang bermain-main Annelyn I am old enough kalau harus bermain-main dengan kamu," kata Radean dengan serius. Mereka bersitegang semua orang yang melihat keadaan mereka pasti akan setuju dengan penilaian itu bahkan Cecila Fransisca yang kembali untuk mengambil nampan makanan mereka juga mengartikan atmosfer di sekeliling Annelyn dan Radean sebagai Atmosfer negatif. Dan Cecila Fransisca berpikir bahwa baru saja dia berhasil membuat pasangan itu bertengkar dia lalu tersenyum lebar seolah telah menang sebelum berlalu meninggalkan keduanya dalam privat cabin yang redup.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD