Suasana Hati

834 Words
Nyawa Archie bahkan belum terkumpul 100 %. Tapi ia sudah dibuat kesal dengan suara bel yang terus menerus dipencet. Archie yang awalnya ingin cuek, jadi tidak bisa melanjutkan rencananya. Mau tidak mau ia harus membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Archie terlebih dahulu melihat di layar interkom. Ia mendelik begitu tahu yang datang adalah adiknya tercinta. Sudah memakai setelan jas lengkap, layaknya akan berangkat kerja. Tumben sekali. Lagi pula ia mau pergi ke mana pagi - pagi begini? Ke perusahaan? Bukannya ia sama sekali tak peduli dengan perusahaan milik keluarga mereka secara turun temurun itu? Archie sebenarnya malas membuka pintu. Tapi kalau tidak dibukakan, pasti Athar kesal lalu mencari masalah dengan mengadu pada orang tua mereka. Lalu Archie ditegur. Malas sekali Archie mengahadapi hal semacam itu. Padahal Athar itu sudah dewasa, tapi kelakuannya tetap saja seperti bayi. Archie membuka pintu dengan malas. Reaksi Athar ketika melihatnya pertama kali, adiknya itu menatap dirinya dari ujung kaki ke ujung kepala. "Jam segini belum mandi. Gue aja udah siap. Mau mimpin rapat apa enggak?" Athar langsung nyerocos. Tanpa dipersilakan ia sudah masuk kamar duluan. Bahkan mendahului pemilik kamar. "Ngapain ke sini?" Archie mengambil handuk mandi dari dalam lemari. Seketika ia langsung teringat mimpinya tadi. Ketika Raya mengambilkan handuk yang sama persis seperti ini kepadanya. Raya. Ya, Raya. Archie tetap membayangkan itu Raya, meski ada sebuah plot twist dalam mimpinya. "Jangan bilang Lo lupa. Kan udah dikasih tahu Ayah." Athar menghempaskan diri ke atas ranjang king size milik Archie. Ternyata di tangannya sudah menggenggam kacang almond panggang, yang ia ambil dari toples di atas meja. Athar lalu dengan santai memakan kacang itu dalam posisi berbaring. Ingin rasanya Archie marah, karena ranjangnya akan kotor. Tapi percuma juga marah pada Athar. Tidak akan didengarnya. Malah buang - buang tenaga. Archie akhirnya hanya diam. Berpura - pura tidak melihat, dari pada ia semakin emosi. Tentang kedatangan Athar ke sini, Archie memang sempat lupa tadi. Tapi setelah Athar mengatakan bahwa ia sudah diberi tahu Ayah. Archie langsung ingat. Ia tadi sebenarnya bukannya lupa. Hanya tak menyangka ternyata sudah tiba jadwalnya hari ini. Hari cepat sekali berlalu rasanya. Archie akhirnya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sebelum bersiap - siap. *** Mereka akhirnya keluar dari kamar. Asisten Archie sudah menunggu di luar, membawa sejumlah dokumen. Ketiganya berjalan tegas di lorong, sembari membicarakan tentang bahasan rapat hari ini. Freya tadinya hendak keluar kamar. Ia baru saja selesai bersiap - siap. Akibat mood paginya telah dirusak oleh Athar, ia butuh menenangkan waktu sejenak. Kalau ia memaksakan diri tetao keluar saat keadaan marah, ia bisa meledak tak kendali. Dan itu aja merusak segala citra baik yang sudah susah payah ia bangun selama ini. Freya menutup pintu kembali ketika ia melihat tiga orang laki - laki dengan tinggi badan menjulang tengah berdiskusi. Itu adalah Archie, Athar, dan seorang asisten. Freya sengaja mundur, karena tak ingin bertemu Archie dan Athar di saat bersamaan. Karena itu akan sangat berbahaya. Ketika tiga lelaki itu sudah masuk lift, baru lah Freya lanjut keluar dari kamar. Ya, tentu ia sudah terlambat. Tapi ia sudah menyiapkan jawaban atas keterlambatannya. Freya memikirkan Archie dan Athar sebenarnya. Mereka saling bertemu. Athar pasti langsung ke kamar Archie setelah keluar dari kamarnya. Berarti Athar datang dengan pakaian seperti itu bukan semata - mata untuk mengecoh Freya saja. Tapi juga karena memiliki urusan lain dengan kakaknya. Entah apa. Yang jelas pasti ada hubungannya dengan Virendra Inc. Kira - kira tadi apa yang Athar bicarakan dengan Archie saat di kamar sang kakak? Apa Athar sudah membongkar seluruh kedoknya pada Archie? Sial memang. Freya kembali menyesali pertemuannya dengan Athar. Kira - kira bagaimana sikap Archie setelah ini kepadanya? Apakah rencana Freya suda gagal? Freya sendiri belum tahu harus bagaimana saat ini. *** Jena berangkat diantar supir hari ini. Athar pamit tidak bisa menjemputnya karena ia ada urusan dengan Archie. Katanya sebentar lagi Athar akan menjadi seperti Archie. Manusia yang tidak punya waktu untuk menikmati hidup. Karena dalam waktu dekat ia akan dilantik menjadi CEO di salah satu cabang Virendra Inc. di luar kota. Jena ikut senang karena akhirnya Athar akan mengakhiri masa Luntang - Lantung dalam hidupnya. Untuk menjadi manusia yang lebih produktif. Entah ... mungkin karena sudah terlalu terbiasa dengan kehadiran Athar bersamanya. Pagi ini terasa begitu berbeda. Seperti ada yang kurang. Jena merasa sedikit kesepian tanpa kehadiran Athar menemaninya paginya. Biasanya Athar memberi banyak semangat untuknya. Dan ia juga banyak membuat candaan garing namun menyenangkan. Jena tersenyum sendiri ketika mengingat gaya bercanda Athar. Jena merasakan getaran dari dalam tasnya. Ada sebuah pesan masuk. Ia segera merogoh ke dalam tas untuk mengambil ponselnya. Sebuah pesan dari Athar. Jena langsung tersenyum karena itu. Dan ia sangat bersemangat untuk segera membuka pesan itu. 'jangan lupa sarapan sayang. Cantik aja nggak cukup, harus kenyang juga, biar tambah semangat. TTD, jodohmu yang paling tampan sejagad raya.' Jena sampai terbahak membaca pesan itu. Ada - ada saja si Athar itu. Jena memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Nyatanya sedikit saja candaan absurd dari Athar , sudah berhasil meningkatkan suasana hatinya 100 kali lipat. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD