bc

Safety House

book_age4+
860
FOLLOW
3.4K
READ
murder
revenge
love-triangle
contract marriage
drama
tragedy
twisted
like
intro-logo
Blurb

Agar bisa bersembunyi dari kejaran mantan suaminya, seorang wanita bersembunyi di rumah saudara kembarnya dengan identitas saudara kembarnya itu.

Bisakah hidupnya tenang? Bagaimana kalau kebersamaan mereka di rumah itu membuatnya jatuh cinta ke suami kembarannya sendiri?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Aku mengaitkan kelima jariku di tangan Arum dan kami menatap Bunda dengan mata berkaca-kaca, hari ini kami dihukum tidak boleh tidur berdua selama seminggu, rasanya aku dan Arum menyesal melanggar kata-kata Bunda yang melarang kami bertengkar untuk hal apapun termasuk hal sepele seperti memperebutkan sebuah boneka, kami selalu diajarkan saling berbagi dan saling menyayangi. "Bun, Arum nggak mau tidurnya pisah sama Arimbi... maafin kami ya Bun, kami janji nggak akan melanggar perintah Bunda lagi," rengekan Arum membuatku ikut menunjukkan wajah mengiba, tapi Bunda adalah orangtua yang tegas dan tetap teguh dengan pendiriannya dan kami sebagai anaknya wajib mengikuti kalau tidak mau menambah hukuman lebih lama lagi. "Bunda sudah bilang berulang kali, kalian harus saling menyayangi dan tidak boleh bertengkar untuk hal apapun, kalian harus saling menjaga dan saling membantu," suara Bunda merupakan titah yang harus kami turuti dan malam ini sampai malam-malam berikutnya aku dan Arum harus rela tidur di kamar terpisah. **** "Kamu ingatkan kata-kata Bunda, kita harus saling menjaga dan saling membantu, mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan sebagai seorang kakak, pergi dan sembunyi sejauh mungkin, aku akan bicara dengan Benny dan memintanya merelakan perceraian kalian dan melepaskan kamu," ujarku dengan tegas. Arum menghembuskan napas kesalnya sedangkan aku hanya bisa menunduk malu. Malu karena Arum akhirnya tahu apa yang selama tiga tahun ini aku rasakan semenjak menikah dengan Benny, meski dia tahu keadaan ekonomiku memang tidak baik tapi dia tidak menyangka Benny berani menyiksaku habis-habisan. "Aku tidak ikhlas adikku hidup seperti ini, aku rela kamu hidup sederhana tapi aku tidak rela melihat kamu menjadi sasaran amukannya, kamu wanita dan betapa teganya dia menyiksa kamu seperti ini," aku menggeleng dan menolak keinginan Arum untuk berbicara dengan Benny, mantan suami yang baru saja aku ceraikan. "Maafin aku kak, kakak harus melihat aku seperti ini," balasku singkat dengan airmata yang mulai tumpah, Arum memegang tanganku dan meremasnya dengan pelan. "Kamu tenang saja, kakak akan jaga kamu dari Benny. Kakak akan minta Mas Galih..." suara pintu digedor menghentikan ucapan Arum, aku melihat Arum ketakutan. Seharusnya aku tidak mengizinkan Arum datang dan menyuruh pengawalnya pulang, perasaanku tidak enak dan aku yakin Benny tidak akan membiarkan aku bisa lepas darinya begitu saja. "Kak, hubungi Mas Galih atau pengawal kakak..." sekali lagi aku meminta Arum untuk meminta pertolongan dari suaminya atau pengawalnya tapi Arum menggeleng dan mendorong diriku masuk ke sebuah kamar dan menyuruhku menguncinya dari dalam. Brakkkkkk. Aku mendengar suara pintu didobrak, aku menggigil ketakutan dan berharap Benny tidak melakukan hal yang akan disesalinya. Aku menempelkan telingaku di pintu dan terdengar suara Arum menenangkan Benny yang meracau tidak jelas dan aku yakin 100 % kalau Benny pasti habis minum. Suara mereka semakin mengeras dan membuatku semakin ketakutan, aku hendak menghubungi Mas Galih walau aku tahu mungkin ini pertama kalinya aku menghubungi dia semenjak dua tahun yang lalu, saat Benny tanpa malu meminta uang terus menerus untuk hobby berjudinya. Saking malunya aku enggan menatap wajah Mas Galih dan memilih bertemu Arum kalau Mas Galih tidak ada di rumah. Tanganku bergetar dan untuk mencari nama Mas Galih di ponsel saja rasanya membutuhkan waktu lama. Suara Arum dan Benny saling sahud menyahut, bentakan ... makian ... hinaan terdengar dari mulut Benny. Akhirnya aku menemukan nomor Mas Galih dan langsung menghubunginya. "Ayo Mas ... angkat!" kataku saat teleponku tidak diangkat Mas Galih, mungkin dia tidak tahu ini nomor ponselku karena sudah berulang kali aku mengganti karena ulah Benny yang selalu meneror Mas Galih. Bughhhhhh bughhhhhh.  Suara pukulan membuatku semakin ketakutan, aku mematikan ponselku dan mencoba mengintip apa yang terjadi di luar, aku membuka sedikit pintu dan melihat Benny sedang menginjak-injak Arum yang sudah terbaring tidak berdaya, aku melihat ada genangan darah di lantai. Aku menutup mulut agar isak tangis dan suaraku tidak terdengar oleh Benny yang seperti kesetanan. "Gue sudah bilang, lo nggak bakal bisa lepas dari gue dari pada melihat lo hidup lebih baik gue bunuh lo hahahahaha," aku melihat Benny membuang sebuah gunting berlumuran darah ke lantai. Aku tidak bisa bersembunyi dan membiarkan Benny menyakiti Arum. Aku keluar dari tempat persembunyian dan bergegas mendekati Benny. "Arum! Ya Tuhan! Apa yang lo lakukan!" aku berteriak dan tidak peduli kalau Benny juga membunuhku, aku berlari menuju tempat Arum dan memeluknya. Mata Arum terpejam dan tubuhnya terlihat lunglai. "w************n itu memang pantas mati, adik lo berani minta cerai agar bisa kabur dari gue, jangan harap! Dan sekarang lo juga harus mati! Hahahaha," Benny berjalan sempoyongan ke arah gunting yang dibuangnya tadi, aku menantangnya dengan wajah bersimbah airmata.   Sebelum Benny mengambil gunting itu, aku mengambil gunting itu duluan dan mengancamnya walau tanganku bergetar, aku tidak peduli kalau aku harus masuk penjara karena membunuh dia. Benny mundur beberapa langkah saat melihatku mengunuskan gunting ke arahnya, Benny tertawa meski dari wajahnya ada ketakutan. "Oke oke lo bisa tenang, gue nggak akan bunuh lo hari ini tapi suatu saat gue harus menyingkirkan lo, Arum Baswedan! Hahahahahaha!" Benny tertawa layaknya setan setelah mengancamku dan pergi meninggalkan aku yang langsung membuang gunting ke lantai. Setelah yakin Benny pergi aku langsung memeluk Arum dan mengarahkan jariku yang bergetar ke arah hidungnya untuk memastikan masih ada napas tapi sayang Tuhan sudah mencabut nyawa Arum dengan cara tragis dan semua ini salah aku! "Maafin aku kak, maafin aku kak, maafin aku kak!" mungkin hanya kata maaf yang bisa aku ucapkan. Kami lahir dihari yang sama tapi kenapa dia pergi tanpa seizinku, bagaimana dengan Mas Galih dan dua bayi kembarnya, ya Tuhan mereka baru dua bulan! Dan aku menyebabkan dua bayi mungil itu kehilangan ibu mereka. Aku memeluk Arum dan enggan melepaskannya, aku mencium wajahnya yang babak belur berulang kali sambil mengucapkan ribuan kata maaf, aku pikir dengan melakukan itu Arum bakal hidup kembali sayangnya setelah satu jam Arum masih memilih untuk menutup mata untuk selama-lamanya meninggalkan aku dengan perasaan bersalah. "Aku harus bagaimana kak? Benny pasti akan membunuhku juga, aku takut kak! Kak bangun!" aku menepuk-nepuk pipi Arum, lagi-lagi berharap semua ini hanya mimpi. Aku melihat tangan Arum seperti menggenggam sesuatu, aku membuka dengan pelan dan melihat kalung bertuliskan namanya. Aku mengambil kalung itu dari tangannya, sebuah kalung sebagai pembeda kami, sayangnya kalungku sudah direnggut secara paksa oleh Benny untuk dijual dan dijadikan taruhan di meja judi. Saat aku hendak memasangkan kembali kalung di lehernya tiba-tiba sebuah ucapan Benny kembali terngiang di telingaku. Aku tidak akan bisa hidup tenang sebelum Benny ditangkap polisi, tapi Benny bukan orang bodoh, kalau pun aku bersembunyi dia pasti akan dengan mudah menemukanku, satu- satunya jalan adalah bersembunyi di rumah Mas Galih, karena rumah itu satu-satunya tempat terlarang bagi Benny. Tapi aku tidak mungkin hidup dan bersembunyi di sana dengan menggunakan nama Arimbi, satu-satunya cara dengan mengganti identitas sebagai Arum. Aku melihat kalung itu, kalau aku memakai kalung itu  dipastikan Mas Galih akan menyangka aku Arum sama seperti dulu saat mereka mau menikah, saking isengnya kami sempat saling menukar kalung dan membuat taruhan kalau Mas Galih tidak akan curiga wanita yang duduk sebelum ijab qabul adalah aku bukan Arum. Lima  menit sebelum ijab qabul, aku berpura-pura ke kamar mandi dan kembali ke posisi semula dan akhirnya aku memenangkan taruhan liburan ke Bali selama satu minggu, dan itu menjadi rahasia kami berdua tanpa sepengetahuan Mas Galih. Aku langsung memasang kalung itu di leherku dan berdandan layaknya Arum. Arum pasti mengerti kenapa aku melakukan ini, Arum pasti setuju kalau aku melakukan ini untuk menjaga keselamatanku, Arum pasti tidak akan marah aku menyamar menjadi dirinya untuk bisa tinggal di rumahnya, Arum pasti ikhlas aku menggantikan posisinya di rumah itu, sementara. Aku janji hanya sementara sampai Benny ditangkap polisi dan membayar semua kesalahannya meski aku tahu konsekuensi yang bisa aku terima adalah masuk penjara karena menukar identitas kami jika Mas Galih tidak rela aku menggantikan Arum. Aku melihat gunting yang berlumuran darah tadi, aku merutuki kebodohanku yang sempat menyentuh bukti itu, aku berlari ke dapur dan mengambil sebuah kantong plastik, aku memasukkan gunting itu ke dalam kantong plastik, aku harus menyimpan dan menyembunyikan gunting ini, polisi tidak boleh menemukannya, aku juga mengganti baju Arum dengan bajuku dan memasukkan baju berlumuran darah tadi ke dalam kantong plastik yang sama. Setelah yakin tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Arimbi yang meninggal bukan Arum, aku langsung menuju taman belakang dan mengubur kantong itu dibawah pohon mangga. "Apa yang kamu lakukan, Arimbi?" aku melepaskan sekop saat mendengar sebuah suara di belakangku. Aku memutar tubuhku dan melihat pengawal Arum bernama Zaka menatapku penuh tanda tanya, dia juga berulang kali melihat ke arah Arum yang terbaring di lantai. Rahasia ini tidak bisa aku sembunyikan sendiri, aku butuh orang untuk membantuku meyakinkan polisi dan Mas Galih untuk tidak mengautopsi Arum agar identitas kami tidak diketahui orang dan Zaka adalah orang yang tepat, dia akan membantuku! aku yakin! "Zaka, tolong aku," kataku dengan wajah memelas. **** Tbc

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.4K
bc

Marry Me If You Dare

read
222.9K
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.4K
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook