bc

Oh My Dosen!

book_age18+
1.0K
FOLLOW
11.1K
READ
HE
age gap
kicking
campus
like
intro-logo
Blurb

"Pak, ini tugas saya!"

"Siapa kamu?"

"Sani, Pak!"

"Sani? Ok. Di absensi memang ada. Tapi sayang, saya baru lihat wajah kamu."

"Ekhm, maaf, Pak. Saya sibuk kemarin-kemarin."

"Bagus! Sekarang saya akan buat kamu makin sibuk."

"Permisi, Pak? Maksudnya?"

"Satu semester mata kuliah saya sejumlah dua SKS yang kamu lewatkan. Maka sebagai gantinya ada tugas tambahan buat kamu jika kamu ingin lulus."

"Apa itu, Pak?

"Datanglah ke rumah saya sekitar jam delapan malam."

"Apa?!"

Mampus aku! Apa aku akan tamat dimakan pria brewok yang satu ini?!

chap-preview
Free preview
Brewok Super!
Tok-tok-tok! "Masuk!" Suara bariton seseorang menyahut ketukan pintu yang kubuat. Sebenarnya agak berat langkah kakiku ke ruangan ini. Ya, bukan tanpa alasan. Memang aku yang salah. Mataku menengadah menatap deretan huruf yang bertuliskan 'Ruang Aditya Hermawan'. Dosen yang hari ini akan aku temui. Terkenal dengan kepelitan tingkat dewa dalam urusan nilai. Beberapa doa sudah kurapal sejak tadi. Berharap ada keajaiban. Walaupun aku tahu, pendosa sepertiku kecil kemungkinannya dikabul secara cepat dalam berdoa. Huft, tapi aku yakin Tuhan Maha Baik. Dengan sedikit gemetar, aku memegang handle pintu dan terbukalah ruangan angker ini. Nampak sang empu ruangan sedang duduk tegak di depan layar komputernya. "Maaf, Pak, saya mengganggu waktunya." Takut-takut aku beranikan diri masuk dan duduk di salah satu sofa ruangan ini. "Siapa suruh kamu duduk di sofa?" Eh? "Salah ya? Maaf, saya berdiri kalau begitu." Terdengar ia berdecak pelan, "Tahu tata cara bertamu kan?" "Tahu, eh tidak eh maksud saya itu anu." Benar-benar angker ini mah. "Diamlah! Lain kali pelajari tata cara saat kamu bertamu ke rumah orang dengan sopan!" "Eh, iya, siap, Pak! Laksanakan! Maaf sekali lagi, Pak, kalau saya mengganggu Anda." "Kamu memang mengganggu saya. Lihat, saya sedang banyak pekerjaan. Cepatlah! Katakan ada perlu apa?" Dia bertanya selancar itu tanpa sedikitpun memindahkan tatapannya dari layar monitor. "Anu, Pak, saya mau anu," Setan banget sih ini bibir! Kenapa yang keluar malah anu semua?! "Kalau sudah selesai dengan bahasan anu kamu itu, silakan keluar!" Busyet! Kejam amat! "Tidak, Pak! maksud saya anu, mau anu ini...." "Saya bilang keluar!" "Pak, ma-maaf, gak maksud ganggu Anda. Ini, an-" Wajahnya terangkat dan matanya menatap tajam padaku. Omaigat, serasa dilaser sampai ke empedu. Buru-buru aku menggeleng cepat, "Bukan anu, tapi ini tugas saya." Huft, akhirnya aku berhasil mengutarakan maksudku. "Tugas?" Keningnya berkerut. Walaupun begitu, keriputnya tidak banyak. Apa pria ini rajin pakai masker wajah ya? Sebenarnya dia keren sih. Tampan di atas rata-rata. Sayang, wajah sangarnya melenyapkan semua label keren dan tampan yang ada padanya. Yang tersisa hanya ngeri dan seram. Jantungku mulai berdegup tidak karuan saat ia memeriksa tugas yang aku berikan. Resensi buku yang sangat tebal. Ia membuka kacamata setelah selesai memeriksa makalah yang aku berikan. "Tahu dari mana kamu kalau saya memberikan tugas ini?" "Ya dari teman sekampus, Pak. Bagaimana, Pak? Ada yang salah dengan tugas saya?" Ia terlihat menimang makalah milikku lalu beralih menatapku, "Siapa yang buat ini? Teman? Pacar? Keluarga? Kerabat?" Well, aku ketahuan! Yes, aku memang tidak mengerjakan tugas ini. Makalah ini kudapat dari Soni. Satu-satunya teman yang rela berbagi hasil pekerjaannya denganku. Padahal aku sudah sedikit merubahnya agar tidak terlihat sama. Sialnya malah ketahuan. "Saya tanya sama kamu. Siapa nama kamu? Ah, Sani. Saya tanya sama kamu, siapa yang buat ini?" "Oh, itu... anu, Pak." "Yang buat ini namanya si Anu?" Dia nampak gusar. Tidak sabaran sekali! "Bukan, Pak. Maksud saya, anu, itu saya buat sendiri." Anjir, berasa dicecar jaksa penuntut umum! "Yakin?" "Iya, hanya ada kerjasama sedikit, Pak." "Kerja sama? Sama-sama kerja? Atau satu yang bekerja lalu dibagi untuk bersama?" "Kira-kira begitulah, Pak." Plak! Tetiba ia melempar makalah yang aku berikan. Kaget dong aku! Sialan! Susah payah aku memohon pada si Soni agar diberi contekan. Hasilnya malah mengenaskan. "Kamu tahu? Apa yang kamu buat itu sebuah kecurangan! Teman kamu si Soni berjuang keras untuk belajar selama satu semester bersama yang lainnya." Bangke, bagaimana dia tahu kalau aku nyontek hasil kerjanya si Soni?! "Saya juga berjuang keras, Pak." "Diam kamu!" "B-baik." "Kamu pikir dengan memberikan tugas ini kepada saya, kesalahan kamu yang absen selama mata kuliah saya berlangsung akan saya maafkan begitu saja?" "Semoga begitu, Pak." "Saya bilang diam!" Aku meringis, "Maaf, saya kira Anda bertanya, makanya saya jawab. Maaf sekali lagi." "Dengar! Kamu mau lulus mata kuliah saya?" Dengan wajah sumringah penuh harapan, aku langsung mengangguk mantap, "Tentu saja, Pak! Saya mau. Wah ternyata Anda orangnya sangat baik ya, Pak?" "Jangan mimpi! Kamu tetap harus mengulang dua SKS mata kuliah yang tertinggal." "Ha? diulang maksudnya?" "Yes. Apa kurang jelas?" "Tapi, Pak, saya sudah berusaha keras untuk mendapatkan tugas ini." "Berusaha keras? Dengan memaksa teman kamu memberikan contekan?" "Ya maksudnya itu lho, Pak. Apa ada keringanan gitu lho buat saya. Yakin sekali Anda orang bijaksana." "Jika definisi bijaksana menurut kamu adalah saya harus membiarkan mahasiswa pemalas sepertimu bebas begitu saja, itu bukan bijaksana." Memang teranjay banget ini orang. Bulan ini masalahku sudah banyak ditambah manusia bangke yang satu ini, bangun sudah singa betina yang dari tadi kutahan dari dalam jiwaku. "Lalu, apa saya harus saya lakukan lagi, Pak? Sumpah ya, Pak! Bulan ini saya sudah cukup lelah! Saya harus bekerja siang malam untuk membayar biaya kuliah yang harganya mencekik leher begini! Mana sewa kos juga ikutan naik! Anda tahu? Gegara kebijakan kampus yang harus bayar dengan sistem paket persemester, saya jadi harus mencari uang tambahan lagi! Makanya setiap hari Kamis saya absen karena harus bekerja dari pagi sampai semua tulang saya rasanya mau patah!" Fiuh, aku ngos-ngosan. Nafasku tersengal naik turun. Si Paling Sok Jagoan terdiam. Lama menatapku. Apa dia akan marah? Melemparku dari ruangan ini? Atau lebih parah dia akan melaporkanku ke rektor kampus ini dengan dalih perbuatan tidak terpuji lalu aku di DO dari kampus ini. Sial, uang yang sudah masuk ke kampus ini akan hangus dengan sia-sia. "Sudah cukup ceramahnya?" katanya dengan nada dingin. Anjir, kenapa setelah aku marah malah terasa lebih menyeramkan? "Y-ya. Maksud saya, terserah Anda mau berbuat apapun juga. Anda tersinggung dengan kata-kata saya juga tidak mengapa. Mau melaporkan saya dan mengeluarkan saya dari kampus ini juga tidak masalah. Asal uang yang sudah masuk ke kampus harus kembali pada saya semuanya." Yes, aku tidak mau rugi! Persetan dengan kuliah ini, aku sudah capek! "Tidak semudah itu!" "Lalu saya akan dikeluarkan tanpa dapat pengembalian uang?" "Tidak. Tidak ada yang bilang kamu akan dilaporkan." "Lalu?" "Ok.Kamu sudah ceramah panjang lebar dan saya rasa itu bukan urusan saya. Hanya saja jika kamu ingin meneruskan pendidikan kamu di kampus ini, ada tugas khusus buat kamu." "Tugas lagi?" "Kenapa? Merasa sudah capek juga dengan tugas?" Aku diam. Sesaat aku berpikir. Ini artinya aku akan diloloskan? Baiklah, Brewok Super, aku terima! "Tidak, Pak. Baik, jika tugas berikutnya bisa membuat saya kembali jadi mahasiswa di sini, saya siap." "Nanti malam kamu datang ke rumah saya." "Ha? Untuk?" What?! ke rumahnya?! Dikira aku wanita panggilan apa? "Kamu bilang siap untuk tugas dari saya kan?" Ia berdiri lalu berjalan ke arahku. Kedua tangannya dimasukkan dalam saku celana. Aku mundur saat badannya condong mendekat bahkan bibirnya hampir menyentuh telingaku. "Takut?" bisiknya. Waduh, bagaimana ini?! Ekor mataku melirik wajahnya yang hampir tak berjarak denganku. Brewok supernya bikin merinding!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook