Sudah seminggu berlalu, sejak terakhir kali Aveline melihat Dominic. Pria itu benar-benar lenyap dari pandangannya, seolah-olah sosoknya telah ditelan oleh kapal super mewah ini. Awalnya Aveline tidak begitu peduli. Tapi semakin hari, rasa penasaran dan kesepiannya mulai menumpuk menjadi satu. Meskipun menyebalkan, tapi Dominic adalah satu-satunya makhluk yang bisa ia ajak bicara di kapal ini. "Dimana Dominic?" tanya Aveline kepada salah satu staf kapal. "Tuan Dominic sedang sibuk bekerja di ruangannya, Nona. Apa Anda butuh sesuatu?" jawab pria berseragam putih itu dengan kalimat datar dan singkat, seolah-olah sudah diprogram agar tak menjawab lebih jauh, atau melanggar batas-batas yang tak kasat mata. Karena merasa tak puas dengan jawaban itu, Aveline pun akhirnya memutuskan untuk

