bc

Dia, Suamiku

book_age18+
11
FOLLOW
1K
READ
HE
drama
mystery
city
like
intro-logo
Blurb

'Saat masa depan ku tetap berpusat padamu'

Kisah di mana menyerah menjadi alasan untuk berpisah. Namun, kehidupan baru yang kau jalani kembali berpusat padanya.

Pada Dia kisah yang sudah lama kau kubur dalam balut kain emas, dan tak ingin kau buka lagi.

Karna kau sudah melangkah meninggalkan masa-masa indah itu, tetapi hidup bukan berjalan hanya karena sesuai keinginanmu.

Tidak ada yang tahu jika takdir akan mempermainkan dua orang yang sudah resmi berpisah untuk kembali bersatu.

Namun, mungkinkah mereka kembali bersatu ? Setelah semua fakta terungkap, mampukah mereka memulai kisah mereka lagi?

chap-preview
Free preview
Cinta Masa SMA
=== Prolog === Ada masa, dimana kau tak bisa berkata-kata dan hanya mampu mengeluarkan air mata. *** Sebuah suara pertanda berakhirnya hal yang selama ini dia inginkan membuat Sarah harus menelan pahit-pahit hal itu. Ini yang dia inginkan, terbebas dari belenggu pernikahan yang menurutnya sudah tidak bisa lagi dia pertahankan. Sarah menunduk sebelum kembali menegakkan tubuhnya untuk berpura-pura merasa baik dimata orang-orang terdekatnya. Ketukan palu setelah hakim mengatakan keputusan perceraian mereka membuat Sarah sebenarnya ingin menangis, dia membisikkan pada ibunya kalau dia ada pekerjaan mendadak dan harus segera pergi. Mantan suaminya pun melihat kepergian Sarah yang buru-buru, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam di tempatnya. Dia berharap Sarah bahagia, dan mau memaafkan kesalahannya. Sarah pergi tak tentu arah, dia mengemudikan mobilnya entah kemana. Sarah lalu memutuskan untuk pergi mencari hotel untuk dia beristirahat. Dia tidak bisa mengemudi dengan kondisi yang seperti ini. Dia memarkirkan mobilnya dan turun untuk memesan kamar. Setelah mengurus reservasi dan langsung membayar, diapun langsung bergegas ke kamar tersebut. Dia sangat ingin marah pada dirinya sendiri. Sarah menangis, dan memukul dadanya berulang kali. Dia sangat kesakitan. Rumah tangga yang dia jalani selama tujuh tahun harus berakhir seperti ini. Sarah mengingat kembali kesalahannya dan tidak menemukan jawaban dari hal itu, lalu kenapa dia harus mengalami ini. Apa yang harus dia katakan kepada kedua anaknya nanti ? Apa yang harus dia jelaskan . Meski sudah sepakat dengan mantan suami untuk tetap berkomunikasi baik demi anak-anak mereka mampukah Sarah menahan gejolak pedih dalam dirinya ? Mampukah dia berpura baik-baik saja ? Seolah hanya status mereka saja yang berbeda ? Sarah tahu kalau dia tidak bisa egois dengan tidak ingin menemui mantan suaminya lagi, dia harus memikirkan perasaan anaknya. Dan sekarang dia juga harus fokus untuk mengurus masa depannya, dia sudah tidak lagi menerima nafkah dari mantan suaminya. Dan Sarah harus tahu awal seperti apa yang harus dia mulai . Sarah perlahan menutup matanya karena terlalu lelah untuk menangis, dia memejamkan mata hingga tidak sadar jika haripun sudah malam dan ponselnya terus berbunyi. Sarah terbangun saat dia mendengar telpon dari ibunya yang sudah kesepuluh kalinya. Sarah mengangkat telpon tersebut dan menetralkan suaranya. "Ya bu. Iya maaf, Sarah hanya menenangkan diri sebentar. Maafkan Sarah. Iya Sarah akan langsung pulang." Sarah berdiri, dia melihat wajahnya di cermin dan mencoba tersenyum. Sarah akan kuat menjalaninya demi anak-anak yang dia cintai. Demi masa depan bahagia yang akan dia raih, dan tidak lagi bergantung pada masa lalunya. Dia tidak membenci mantan suaminya, dia hanya kecewa. Dan jika seseorang sudah kecewa, maka akan sulit untuk menyembuhkan luka maupun bekasnya. Itulah yang dirasakan Sarah, hingga dia memutuskan untuk bercerai. Baginya lebih baik hidup tanpa adanya keganjalan dihatinya, daripada harus terus menerus hidup dalam bayangan kekecewaan itu. Jangan katakan dia lemah, Sarah bukanlah wanita yang lemah. Dia adalah wanita yang tangguh meski terlihat egois, tapi semua yang Sarah lakukan adalah untuk hatinya sendiri yang tidak lagi ingin kecewa ataupun tersakiti. Sarah bertekad dia akan membuat usahanya sendiri dan tetap menjalankan hobinya untuk menulis, meski dia sudah menjadi salah satu penulis yang terkenal, tetap saja Sarah perlu melakukan hal lain untuk menambah pundi-pundi pemasukannya. Semakin dia bisa banyak menghasilkan uang maka dia tidak akan dipandang lemah dan rendah. Apalagi sekarang statusnya adalah seorang janda beranak dua. Sarah tahu pasti akan banyak orang yang menggunjingkannya, dan Sarah mengambil keputusan kalau besok dia akan pindah dari rumah yang dibeli mantan suaminya itu untuknya dan tinggal di tempat baru, dimana orang-orang tidak mengenal bagaimana kehidupannya dulu. *** Bab 1. Cinta Masa SMA Dua muda-mudi itu saling curi pandang, menyungginkan senyum yang tiba-tiba saja terbit. Padahal tidak ada hal lucu atau menarik lainnya. Oh...mungkin objek yang menarik itu adalah apa yang mereka lihat. Sudah jelas mereka saling jatuh cinta, hingga obrolan teman-teman disekitar mereka tidak dihiraukan. Pandangan keduanya yang saling terpaut, terpesona, atau apa saja sebutan dalam bahasa cinta, yang menggambarkan perasaan itu datang. Menyapa lembut, dan tak diduga bersemayam dalam organ tubuh, tidak hanya hati otak juga ikut dihuni. "Rangga mau kemana lo ?" tanya Tomi, tapi tidak dihiraukan. Tomi menadapatkan jawaban ketika Rangga terlihat mendekati seorang siswi bernama Sarah. Wanita itu cukup terkenal di sekolah mereka karena Prestasinya. Tomi menyikut lengan teman disebelahnya yang bernama Fajar, mereka menyunggingkan senyum karena pada akhirnya Rangga__sahabat mereka yang sudah memendam perasaan sedari awal melihat Sarah pada masa Ospek SMA kini berani mendekati wanita itu setelah semester satu berakhir. "Semoga saja dia gak ditolak," ujar Tomi lagi dan Fajar menimpali dengan tawa. Sementara, tepat di depan pintu perpustakaan sekolah terlihat Sarah yang menunggu seorang Pria dihadapannnya ini berbicara. Dia menunggu sedikit saja siswa bernama Rangga yang tampan dan selalu menjadi bahan perbincangan teman-temannya ini berbicara. Dia menghitung mundur didalam hatinya yang berdegup kencang. Hingga hitungan itu habis Rangga tak kunjung berbicara. Sarah jengah pada akhirnya, dia tipe wanita yang tidak suka membuang waktu. Teman-temannya juga sudah mendahuluinya untuk masuk kedalam kelas, atau mungkin mereka tidak sadar jika Sarah tertinggal di pintu perpustakaan ini demi menunggu Rangga berbicara padanya. Ya, Sarah juga memang diam-diam menyukai Rangga. Postur tubuh Rangga tinggi, terlihat keren dengan seragam sekolah yang selalu rapi. Sarah suka Pria yang rapi, juga bersih. "Kamu ingin bicara?" tanya Sarah yang hanya dijawab anggukan oleh Rangga "mau bicara apa?" tanya Sarah lagi. "Saya suka kamu," jawab Rangga masih bertahan dengan senyumannya yang membuat Sarah langsung tertunduk malu. Sarah merutuki pipinya yang memanas dan dia ingin bersorak gembira sekarang juga. Sementara Rangga langsung menutup mulutnya, hal itu tak lepas dari pantuan dua sahabat Rangga Tomi dan Fajar, dan yang baru bergabung satu lagi adalah Winda. Mereka ini berteman sudah sedari Sekolah Menengah Pertama. Kini mereka bertiga menahan tawa. "Ah...Sarah maaf, gue bu- bukan maksudnya aku..." Rangga terdiam ketika dia melihat Sarah kini sudah menatapnya lagi. "Sarah aku suka sama kamu, sudah sejak pertama kali melihat kamu disekolah ini." Rangga sangat lancar berbicara padahal dia tengah menatap netra indah berwarna coklat milik Sarah. "Lalu?" tanya Sarah berusaha tenang, ditengah gejolak kegembiraan yang dia rasakan. Rangga terdiam lagi, keduanya masih saling melempar pandangan sambil tersenyum kecil dan malu-malu. Rangga meyakinkan dirinya, kalau ini adalah saat yang tepat untuk dia berbicara. Sudah mengungkapkan isi hati, kebetulan sekali Sarah juga bertanya, setidaknya meski hanya satu kata itu artinya Sarah juga ingin tahu langkah Rangga selanjutnya. Jika setelah dia memberitahu keinginannya Sarah menolak, tidak mengapa. Dia setidaknya sudah berusaha, begitulah harusnya seorang Pria sejati bukan? "Aku ingin kamu menjadi Pacar ku," kata Rangga pada akhirnya, sambil dia menyentuh jemari Sarah dengan jantung yang berdegup kencang. "Apa kamu mau menjadi Pacarku Sarah?" tanya Rangga lagi kini dia tengah berlutut, bukan lagi berdiri seperti tadi. Sarah benar-benar malu dibuatnya, apalagi sudah terdengar riuh dari sekitar mereka. Ternyata banyak siswa-siswi lain yang menyaksikan apa yang mereka lakukan didepan pintu perpustakaan saat ini. "Ayo dong Sarah terima aja," pekik Winda dan di ikuti dengan kalimat yang sama oleh lainnya. "Aw...," jerit Rangga tertahan hingga Sarah kembali fokus pada Pria yang tengah berlutut dihadapannya ini. "Sarah ini ada binatang yang menggigit ku, bagaimana kamu terima tidak?" "Hah!? Rangga ayo berdiri," kata Sarah panik karena melihat wajah Rangga yang kesakitan. "Tidak sebelum kamu menjawab." Sarah melebarkan mata, dia terlihat menggigit bibir bawahnya karena merasa gugup untuk menjawab. Tidak sulit seperti soal ujian, tapi entah mengapa dia sangat gugup. "I- iya," jawab Sarah sangat pelan. "Iya apa Sarah? aku tidak dengar," ucap Rangga ingin Sarah lebih jelas mengucapkannya. Biar saja seluruh murid termasuk sahabatnya tau kalau Sarah sudah menjadi Pacarnya. Rangga tersenyum lebar. "Iya, aku mau menjadi pacar kamu Rangga." Setelah mengatakan itu Rangga berdiri di iringi tepuk tangan dari sekitar mereka. "Mana serangganya," kata Sarah yang terlihat fokus pada lantai ber-keramik putih itu. Rangga memberikan senyum merasa bersalah. "Serangganya udah kabur karena kamu menerima ku jadi pacar kamu." Rangga benar-benar konyol, dia membuat tawa semua orang saat ini, tapi Sarah dia mendelik tak suka pada Pria dihadapannya. Menciptakan kebohongan demi mendesaknya untuk menjawab, sungguh menyebalkan! begitulah pemikiran Sarah sehingga dia langsung pergi dari hadapan Rangga tidak perduli Pria itu memanggil namanya sambil terus mengikuti Sarah ke kelas. "Sarah pulang sekolah aku tunggu ya," teriak Rangga menghentikan langkah Sarah diambang pintu kelas. "Tidak mau! kamu bukan siapa-siapa ku." "Kamu kekasih ku Sarah, tadi kamu jawab mau jadi pacarku." "Itu karena kamu mendesak ku." "Memangnya kalau aku tidak mendesak seperti itu, kamu tidak menerima ku?" tanya Rangga membuat Sarah terdiam. Rangga mendekat perlahan ke tempat dimana Sarah berhenti. "Sarah Anggraini, kamu sudah menjadi pacarku." Rangga mencium pipi Sarah secepat kilat membuat Sarah terkejut bukan main. "Sayang, nanti pulang sekolah aku tunggu diparkiran ya." Rangga mengecup pipi sebelahnya lagi kemudian dia berlalu dari hadapan Sarah. Tentu saja keadaan kelas Sarah heboh melihatnya. Roby, Selin, Dita bahkan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar barusan. Cinta SMA, begitu polos dan menggebu. Salah atau tidak, mereka hanya mengandalkan waktu. Sepasang muda-mudi itu, hanya tahu ingin saling bertemu. Kaulah duniaku, dan kaulah bulanku. Ungkapan cinta terus tertuju. Tidak boleh ada siapapun yang menggangu. Karena Cinta SMA ini bersemi di saat waktu masih terlalu muda untuk tahu Dunia baru.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.3K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.4K
bc

CINTA ARJUNA

read
13.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.7K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.3K
bc

Ayah Sahabatku

read
23.9K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
22.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook