bc

My Perfect Bodyguard

book_age18+
3.3K
FOLLOW
21.8K
READ
billionaire
spy/agent
revenge
CEO
bxg
first love
affair
actor
model
bodyguard
like
intro-logo
Blurb

Warning! 21+

Jangan lupa tap lovenya yah 😊

Zihan Laurens, model cantik dan seksi yang belum lama memulai karirnya namun cepat terkenal karena ia berasal dari keluarga terpandang akan kekayaannya. Menolak terkenal karena keluarganya, Zihan selalu terlibat skandal dan membayar media agar memberitakan dirinya yang selalu bergonta-ganti pasangan dengan aktor terkenal yang terpikat dengan kecantikan dan tubuhnya. Malang, ia bertemu dengan aktor b******k bernama Aaron Matthew yang beberapa kali hendak memperkosanya. Bukan, pendamping tokoh utamanya bukan Aaron di sini. Tak lama, Zihan memutuskan Aaron dan menjalani hubungan dengan billionare muda bernama Diaz Allaver, sayangnya Diaz sudah memiliki tunangan namun Zihan tidak memperdulikan itu. Bukan, Diaz juga bukan pendamping tokoh utama di sini. Lantas, siapakah pendamping tokoh utama di cerita ini?

Sebuah malam tak terduga, saat Zihan menunggu Diaz di sebuah hotel ternama, muncul Aaron dalam keadaan mabuk dan hendak melakukan aksi bejatnya pada Zihan. Zihan yang sangat membenci Aaron mencoba melawan Aaron meskipun itu tidak berhasil. Di saat Zihan sudah pasrah, tiba-tiba muncul seorang pria serba hitam di kamarnya. Pria itu membantunya hingga Aaron lari terbirit-b***t.

“Jadilah bodyguard gue.”

“Apa?”

“Lo baik, lo bisa ngelindungi gue.”

Oh Hell, gadis cantik ini tidak tahu seberapa b******k pria yang ada di hadapanya saat ini.

Akankah ia menerima tawaran Zihan?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Malam tak Terduga
Hotel Millenium, NYC, USA. “Model cantik Zihan Laurens dikabarkan telah putus dengan aktor tampan bernama Aaron Matthew, keduanya putus diduga karena adanya orang ketiga yang…”     Klik!     Zihan mematikan televisi dan melempar remote tak berdosa itu dengan sembarangan. Media tidak berhenti membicarakan dirinya dengan Aaron Matthew, aktor hollywood yang sangat terkenal dan tampan itu. Sayangnya mereka tidak tahu brengseknya Aaron seperti apa. Zihan mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Diaz Allaver, kekasih barunya. Ya, model secantik Zihan tak sulit untuk menemukan kekasih baru. Pacarnya kali ini tidak kalah tampan dan sukses dari Aaron, meski berbeda profesi karna Diaz bukan seorang artis. Zihan melirik jam yang ada di kamar hotelnya, sudah hampir tengah malam. Gadis cantik itu menguap, ia kemudian mematikan lampu kamarnya dan berbaring di ranjang empuk hotel itu. Zihan sengaja menginap di hotel malam ini karena bosan dengan apartemen mewah miliknya. Tak lama terdengar pintu hotel terbuka, gadis itu menggeliat, itu pasti pacarnya. Ia memang sengaja memberi akses agar pacarnya bisa masuk tanpa ia harus repot membukanya. “Sayang? Malam banget sih datangnya?” Tak ada sahutan. Pria itu kemudian naik ke atas ranjang, menarik selimut yang digunakan oleh gadis itu dan memeluk gadis itu. “Sayang? Kamu minum?” panggil gadis itu saat pria itu mulai mencumbu lehernya dan tercium aroma alcohol dari pria itu. Gadis itu kemudian menyalakan lampu tidur di samping tempat tidurnya. “Aaron?!” Gadis itu kemudian mendorong pria itu hingga terhuyung ke belakang. Ia kemudian menarik selimutnya dan menutupi tubuhnya hingga menyisakan kepalanya saja karna gadis itu tengah menggunakan lingerie tipis yang tentunya memamerkan tubuh indahnya. “Pergi! Ngapain kamu di sini!” Aaron mendekat, ia tersenyum dengan mata merah dan sayunya. “I miss you babe, I want you tonight.” Aaron kemudian merentangkan kedua tangan gadis itu dan mulai mencumbu leher gadis itu lagi. “Enggak! Kita udah putus! Pergi dari sini! Tolong!!!” “Putus? Lo baru aja mutusin gue dan sekarang lo sama pengusaha kaya raya yang udah mau nikah itu? Lo alih profesi jadi p***n sekarang hah?!” Aaron semakin kuat mencengkeram gadis cantik berambut pirang itu. “Pergi dari sini, tolong!” teriak gadis itu sekuat tenaga. Dengan sisa tenaganya, gadis itu melepas genggaman tangan Aaron, dengan cepat ia meraih lampu tidur di kamarnya kemudian melemparkannya ke dinding membuat bunyi yang cukup keras. Berharap ada yang mendengar suara gaduh dari kamarnya. Namun percuma, Aaron kemudian menampar pipi Zihan dengan keras, ia kemudian menarik tangan Zihan ke atas dan kembali menciumi leher hingga d**a Zihan.     Prang!     Tiba-tiba saja pintu kaca di balkon hotel itu pecah. Aaron menoleh dan dengan cepat Zihan menendang s**********n Aaron kemudian beranjak dari tempat tidur. Sayangnya ruangan itu gelap. Zihan  tidak bisa melihat apapun. Ia meraba-raba dengan cepat menuju pintu luar. “Arght!” Teriak Aaron tiba-tiba sontak Zihan mencari saklar lampu, dengan susah payah Zihan meraba-raba dinding dan saat menemukan saklar lampu, ia tanpa ragu menekan saklar itu dan ruangan pun terang seketika. Zihan menutup mulutnya saat melihat seorang pria bertopi hitam dan berpakaian serba hitam tengah memiting Aaron yang kesakitan. Tak puas sampai disitu, pria itu kemudian menghajar wajah tampan Aaron dengan tangannya sebanyak dua kali. “Lo pergi dari sini dan jangan pernah muncul lagi, atau gue patahin tangan dan masa depan lo yang lagi ngaceng itu!” ujar pria itu sambil memberikan pukulan terakhirnya. Zihan malah salah fokus setelah mendengar omongan pria serba hitam itu, ia malah melihat bawahan Aaron dan memang celananya menonjol. Sialan. Zihan mendekat, ia kemudian menampar Aaron dengan keras. “Waktu lo jadi pacar gue aja, lo gak akan bisa dapetin apa yang lo mau, apalagi setelah putus! Gue emang model, gue emang sering tampil seksi tapi bukan berarti gue cewek murahan!” Plak! Zihan menampar Aaron lagi karena merasa kurang dengan tamparan sebelumnya, Aaron meringis, ia menatap wajah Zihan namun detik berikutnya Aaron tersenyum. “You look so sexy babe…” ujar Aaron, Zihan yang menunduk saat menampar Aaron yang terduduk di lantai tak menyadari apa yang ia kenakan, menunduk sedikit saja d**a indahnya akan terekspose. Kesal dan tidak habis pikir, Zihan kemudian menendang sekalangkangan Aaron tanpa ragu.   “Gue telfon polisi sekarang!” ujar Zihan semakin emosi. “Jangan!” ujar pria serba hitam itu tiba-tiba. “Kenapa?!” “Polisi gak boleh tahu gue di sini.” “Apa? Jangan-jangan lo penjahat juga?!” gadis itu mundur, tak habis pikir dengan dua pria yang ada dihadapannya. “Lo gak perlu tahu siapa gue. Anggap aja gue adalah iblis yang diutus oleh malaikat untuk nolongin lo.” Ujar pria itu dan sukses membuat Zihan terperangah. Iblis? Di utus oleh malaikat? Bagaimana bisa? Zihan sempat salah fokus namun kesadarannya kembali saat pria itu kemudian menyeret Aaron ke luar dari apartemen. Usai mengusir Aaron, pria itu kemudian hendak pergi. Namun langkah kakinya terhenti saat Zihan memeluknya dari belakang. “Thanks…” ujar Zihan. Dipeluk tiba-tiba oleh Zihan, pria itu kemudian menghentikan langkahnya. “Lepas!” “Jangan pergi dulu please, gue takut.” “Lo gak takut sama gue? Gue juga penjahat!” “Cih. Mana ada yang ngaku penjahat di dunia ini?” Pria itu melepas pelukan Zihan dan berbalik. Ia kemudian tertegun dengan apa yang ada di hadapannya. Tadi ia tidak terlalu fokus melihat gadis yang ada di hadapannya. Gadis cantik bertubuh tinggi, rambut pirang, hidung mancung, bola mata berwarna abu-abu, cantik. Dan uh, gadis itu hanya mengenakan lingerie berwarna hitam. Pria itu kemudian melepas jaketnya dan menutup bagian depan gadis itu. Zihan baru sadar apa yang dikenakannya saat ini nyaris teriak. Ia kemudian menutup mulutnya dan berbalik. Mukanya memerah karna malu. Ah, harusnya ia membiarkan pria itu pergi tadi. “Em, thanks jaketnya. Gue gak sadar kalau gue lagi…” “Tenang aja, gue Cuma liat dikit.” Ujar pria itu kemudian duduk di sofa. “Apa?!” “Bercanda. Gue harus pergi sekarang.” “Tunggu, kenalin, Zihan Laurens model terkenal saat ini.” Ujar gadis yang bernama Zihan dengan percaya diri. Pria itu mengangguk. Kemudian berdiri dan hendak membuka pintu hotel. “Nama lo siapa?” tanya Zihan. Pria itu kemudian menghentikan langkah kakinya. “Lo gak perlu tahu gue siapa.” “Apa? Tapi kalau gue mau ketemu lo lagi gimana?” Zihan mendekat. “Untuk apa?” “Gue butuh orang yang ngelindungi gue.” “Gue gak minat jadi pacar lo.” “Yang minta lo jadi pacar gue juga siapa? Gue butuh bodyguard. Gue bayar lo berapapun yang lo minta.” “Gue gak minat.” Pria itu kemudian melirik jam tangannya. Ia benar-benar harus pergi dari sini. Beberapa menit lagi pasti polisi akan tiba. Ia kemudian melirik Zihan, terpaksa, ia harus meminta bantuan Zihan kali ini. “Ganti pakaian lo sekarang. Tadi gue udah nolong lo, sekarang giliran lo yang nolongin gue.” Zihan menurut, ia dengan cepat mengganti pakaiannya dan merapikan barang bawaannya yang tidak terlalu banyak. Saat keduanya ke luar, beberapa polisi lewat dan masuk ke kamar tepat di samping kamar Zihan menginap. “Ada apa ya? Kok tadi ada polisi?” tanya Zihan saat tiba di loby dan bertanya pada resepsionis. “Ada yang meninggal, mbak. Di bunuh. Padahal dia pejabat loh.” “Apa?” Zihan terkejut, saat ingin menanyakan beberapa hal lagi, pria itu dengan cepat menyeret Zihan pergi. Sesampai di mobil, pria itu melepas topinya, ia tampak cemas dan itu membuat Zihan semakin curiga. “Lo ya?” “Apanya?” “lo yang bunuh tamu di sebelah kamar gue?” Pria itu kemudian menunjukkan kedua tangannya. “Apa tangan gue ada darah?” Zihan menggeleng. “Tapi, kenapa lo bisa masuk ke kamar gue? Dari balkon lagi!” “Ah gue tahu! Lo pasti cowok bayaran dari tamu itukan? Lo homo ya? Lo gigolo? Pas lo masuk kamar, lo liat tamu itu  udah mati dan lo kabur dari balkon?” Pria itu terperangah. Tidak menyangka gadis di sampingnya bisa berbicara seperti itu. Tapi justru itu membuatnya sedikit lega. Setidaknya Zihan tidak menuduhnya sebagai pembunuh. “Ya, dan ketika gue di balkon lo, gue liat lo hampir diperkosa. Gue pikir lo lagi ena-ena. Ternyata malah teriak minta tolong. Ah ya, gue minta tolong lagi, kalau polisi tanya-tanya tentang gue, lo harus bilang kalau lo semalaman sama gue. Bilang aja gue bodyguard lo kalau lo takut citra lo sebagai model terganggu.” “Okay. Deal. Dan gue gak mau tahu, lo harus beneran jadi bodyguard gue.” Ujar Zihan dengan senang. Pria itu kemudian menjalankan mobil Zihan. “Lo belum sebut nama lo tadi.” “Penting ya?” “Pentinglah.” “Zidane. Nama gue Zidane.” “Zidane? Gak ada nama lengkap?” “Nope. Sekarang kita ke mana?” “Apart gue aja.” “Apart? Kalau lo punya apart, kenapa lo nginap di hotel buat ketemu pacar baru lo itu?” Zihan menoleh, Zidane ternyata mendengar cukup banyak pembicaraannya dengan Raga. “Lo nguping ya?” “Dikit.” Zidane terkekeh. Ah, ia sangat tampan. Rambutnya yang berjambul, alis tebal serta bulu mata yang lentik, kumis tipis di sekitar dagunya, jangan lupa dengan bola mata hitam pekat dan bibir seksinya. Wajar saja kalau ia bekerja sebagai pria panggilan, pikir Zihan. “Gue bosan dengan apartemen gue, dan pacar gue juga maunya ketemu di sini. Tapi dia gak datang. Mungkin lagi sibuk dengan tunangannya.” “Sayang banget.” “Hah? Sayang apanya?” “Cewek secantik lo, harus jadi orang ketiga.” Deg. Entah kenapa Zihan berdebar saat mendengar pujian sekaligus hinaan dari Zidane. “Mereka bakalan putus kok.” Sahut Zihan lagi. Zidane diam. Ia mengutuk dirinya sendiri kenapa ia malah terjebak di dalam mobil Zihan. Misinya malam ini gagal total. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M
bc

CEO and His Cinderella

read
56.7K
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.1M
bc

Marriage Not Dating

read
559.7K
bc

Maaf, Aku Memilih Dia!

read
230.5K
bc

Billionaire's Baby

read
285.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook