Kagum!

629 Words
Apa yang lebih indah dari ini? Iya, aku sangat kagum mendengar lantunan merdu ayat Al-Qur’an yang di baca Kak Azzam. Sungguh, itu begitu memesona saat tata baca, kaidah dan penghayatan terus terlantun sempurna. 3 hari aku tidak Shalat karena mendapat tamu spesial dan selama itu hanya bisa mendengar suara tadarus Al-Qur’an dari Kak Azzam dengan rasa kagum. Jika, kelak mendapat Suami, aku ingin mahar bacaan surah Ar-Rahman dan Yusuf. Lalu sosok Suami idaman adalah Kak Azzam, ya Allah maaf terlalu khilaf. Tapi, khayalan jangan terlalu tinggi Khumaira nanti jatuh. MasyaAllah, suara Kak Azzam begitu indah tatkala melantunkan surah Yusuf dengan penuh penghayatan. Ya Allah, bukannya aku sempat berharap mendapatkan mahar surah Yusuf? Lalu, ini apa? Allahu Akbar, apa ini tanda kebesaran-Mu, ya Allah? Apa hamba boleh berharap jika Kak Azzam adalah iman hamba kelak? Atas rahmat dan segala pengharapan, hamba begitu mencintainya karena-Mu ya Allah. Ya Allah, saya mencintainya karena kesopanan, akhlak, kebaikan dan ke Sholeha-nya. Namun, semua itu akan saya simpan dalam hati karena Kak Azzam sosok yang jauh untuk digapai. Biarkan hamba mencintainya dalam diam tanpa ada yang tahu. "Khumaira!" panggil Ibuku. "Dalem, sebentar, Buk!" "Nduk, antar takjil ini bareng, Laila!" perintah Ibu. "Enggeh, Buk." Aku harus mengantar takjil ke Masjid pasalnya ini giliran kami yang membuat. Tadi aku bantu Ibu bikin bakwan sama pisang goreng, kini aku dan Laila berjalan menuju Masjid. "Mbak, nanti Laila sekalian tadarus, Mbak pulang dulu bareng, Mas Bahri," ujar Adikku sembari membawa baskom berisi takjil. "Iya, Dik." Sampai di Masjid, aku melihat Mas Bahri kembali berbincang dengan Kak Azzam. Ya Allah jantungku berdegup kencang. "Mas Bahri, ini takjil-Nya!" seru Laila sembari menyerahkan baskom. Aku juga memberikan teh hangat yang di terima Mas Rizal. "Wah Adek cantik, perhatian sekali," goda Mas Rizal. "Jangan goda Adikku, Zal!" gertak Mas Bahri. "Dik, Mas ngga bisa pulang karena , Laila. Adik bisa pulang bareng, Azzam!" ujar Mas Bahri membuat aku terperangah. "Iya, ayo pulang Dik, lagian kita searah," ajak Kak Azzam. "Biar aku saja yang mengantar, Dik Khumaira! " usul Mas Rizal. "Tidak bisa, kamu tidak dapat di percaya!" tolak Mas Bahri galak. "Kau itu, aku ini temanmu, loh!" protes Mas Rizal. "Keh, sana tadarus," usir Memasku. Dan akhirnya aku dan Kak Azzam pulang bersama. Aku berjalan 1 meter di belakangnya. Jadi deg-deg kan. "Kamu kuliah mengambil fakultas apa, Dik?" tanyanya membuat diriku salah tingkah. "I--itu sa--saya meng--mengambil fakultas Agama Islam," jawabku dengan suara gagap. Ah, memalukan. "Bagus itu, Dik. Semangat terus mengejar cita-citamu!" nasihatnya. "Terima kasih, Kak." "Nah sudah, sampai. Aku pulang dulu." "Kak!" panggilku menghentikan langkahnya. Dia menengok ke arahku sembari menaikkan satu alis tebalnya. "Assalamu’alaikum, dan hati-hati!" Ya Allah, aku malu sekali dengan segera menunduk dalam. Ini memalukan Khumaira. "Wa’alaikumussalam, Dik. Terima kasih," sahut Kak Azzam lalu berjalan menjauh. Aku menatap punggung tegapnya terkesan sangat kokoh. Ah, ingat Allah Khumaira jangan jadi begini. *** Dia Adik Bahri, kan? Manis sekali saat tersenyum, Astagfirullah sadar Azzam ini tidak baik. Ku tatap dirinya dari jauh tatkala Khumaira memberikan sedekah untuk buka seperti nasi bungkus dan sebotol Aqua pada orang tidak mampu. Itu terus terjadi selama 5 hari aku di Pagerharjo. Bahkan dia terlihat suka cita menolong Nenek menyeberang dan membantu anak kecil terjatuh. Bahkan ia dengan senyuman memberikan semangat untuk anak kecil dan orang lain. Terakhir di sini, aku melihat gadis itu memberikan sedekah dan penyuluhan untuk anak yatim piatu. Suara merdu terlantun saat dia bersholawat bersama mereka. Khumaira memberikan Paper bag untuk para anak yatim dan tentunya memberikan senyuman manis sembari mengecup kening para gadis kecil. Ya Allah, indah sekali gadis ini. Kebaikan dirinya dan akhlaknya begitu alami membuat hatiku menghangat. Jantungku berdebar kencang penuh kebahagiaan tatkala mengingat ke Shalehah gadis ini. Ya Allah, izinkan aku mengagumi sosok bidadari surga-Mu. Ya Allah, aku mencintainya karena-Mu!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD