BAB 68 Aku Akan Kembali Melaut, Liliana

472 Words
      “Kau harus tau, Liliana. Kau lebih baik menikah dan mencoba untuk mencintai suamimu itu nanti daripada mengharapkanku sampai sekarang.” Roki mengajaknya berbicara empat mata setelah berhasil mengejar laju Liliana yang ngeloyor pergi meninggalkannya di depan meja kasir.       Liliana menatapnya diam, keduanya saling berpandangan. Bagi Liliana, Roki adalah cinta yang tak mudah untuk dilupakan, meski cintanya bertepuk sebelah tangan. Tak mudah baginya untuk mengganti dengan yang lain, tak juga Cleon, Kaka Tirta ataupun Pak Ardhan sendiri. Pun dengan yang lainnya juga.       “Roki,”       “Cobalah untuk mencintainya,” pinta Roki yang lalu memberikan buku-buku yang baru dibayarnya itu pada Liliana.       “Tapi …,”       “Lili, posisikan dia itu adalah kamu, dan posisikan kamu adalah diriku,”       “Maksudnya?”       “Dia mencintaimu, tapi kau tidak. Kau juga begitu, kamu mencintaiku, tapi aku tidak. Sama kan?”       GLEK!       Bak seperti disambar petir di siang hari. Mendengar pernyataan itu, Liliana pun hanya bisa menunduk diam.       “Kenapa harus sama kalau seharusnya tidak boleh sama?” ucap Liliana lirih. Terbesit rasa kecewa yang sangat dalam saat mendengar kata-kata itu. Benar-benar menusuk.       “Lili, kapan kau akan menikah dengannya?”       “Tiga minggu lagi,”       “Itu sangat singkat,”       “Kenapa?”       “Lusa, aku akan kembali melaut, Liliana.”       “Apa?”                                                                                         *  Dear diary,             Kau tahu, hal apa yang paling menyakitkan di dalam hidup ini selain menunggu jam kematian menjemput dan ditariknya roh manusia dari badannya melalui ubun-ubun? Adalah sakitnya ditinggal untuk kedua kalinya oleh dia—orang yang kucintai. Dia yang sudah pergi sangat lama, tiba-tiba datang lalu pergi lagi dan tak tahu kapan akan pulang. Kau tahu, hal apa yang paling menyedihkan di dalam hidup ini selain ditinggal sendirian. Tak jelas. Roki berkata padaku, “Tak mudah mencintai seorang Pelaut, akan ada ujian kesetiaan di sana. Dan aku belum ingin mengikat diri dengan siapapun. Teman banyak tapi belum ada yang spesial di hatiku.”             Katanya, susah menjalin hubungan dengan seorang Pelaut karena perginya bertugas ke luar sangat lama. Akan ada ujian kesetiaan di sana. Dia berkata, jika di depanmu sudah ada yang mencintaimu, mengapa kamu harus rela menunggu seseorang yang tak jelas mau ke mana?             Kau tahu, aku menganggapnya dia berkata dengan sungguh-sungguh. Dan buku yang ada di tanganku saat ini adalah darinya. Dia menghadiahkan padaku buku-buku seputar pernikahan ini agar aku belajar untuk mencintai orang lain.             “Cintailah dia, seperti kamu padaku. Dan jangan mencoba untuk menjadi seperti aku, tapi jadilah dirimu sendiri.”                                                                                             *              Koma tanpa titik. Dunia tanpa koma, Kecil … kecil … Aku suka bicara … Tak ada bicara … Tak ada bicara …             Senja …             Redup … redup …                                     Tak akan datang …                                     Hanya mimpi …                                     Yang tak kunjung datang …                                     Datang, malah menghilang … Hilang … Tetap hilang Tak kan hilang, Apa yang ada di hati Meski aku benci ditinggalkan *                                                       
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD