Guling pembatas

1008 Words

Erwin berdiri di depan tempat tidurnya. Senyuman sinis terpancar di wajah tampannya. Sebuah guling sudah dirinya letakkan tepat di tengah-tengah tempat tidur, menciptakan jarak antara dirinya dan Maya. Maya yang baru saja selesai membereskan bekas makan malam mereka, berdiri mematung di depan pintu kamar. "Dia kenapa? Senyumnya lebar sekali melihat tempat tidur," gumam Maya pelan, kemudian melanjutkan langkahnya masuk. Erwin tersentak saat Maya datang. Tidak mau terlihat aneh, pria itu gegas berbaring di tempat tidurnya, tanpa memedulikan keberadaan Maya. "Guling ini untuk apa?" tanya Maya, dengan polosnya. Erwin berbalik menatap Maya. "Itu pembatas," jawab Erwin singkat. Maya mengerutkan keningnya bingung. "Pembatas? Untuk apa? Bukannya malam-malam sebelumnya tidak ada pembatas?"

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD