Zhen menarik napas sedalam mungkin, menghembuskannya perlahan, pikirannya kalut. Ia gegas memeriksa kondisi Isla, namun tangisan Isla benar-benar membuatnya kesulitan berkonsentrasi.
‘Zhen! Tenang!’
“Zhen?”
Zhen menoleh ke belakang, Theo berdiri di sana. Karena Zhen kocar kacir saat meninggalkan ruangannya, Theo pun mengikuti, khawatir ada keadaan yang perlu pertolongannya. Dan ternyata, asumsinya benar.
“s**t, what’s going on?”
Zhen bahkan tak mampu menjawab. Isak kekasihnya membuatnya nyaris kehilangan kewarasan.
“Minggir dikit, bro!” ujar Theo. Ternyata betul adanya, bahkan seorang dokter sekalipun pasti kacau jika melihat orang yang dicintai merintih kesakitan.
“Hellow, gue Theo. Kayaknya ga usah formal ya?” sapa Theo ramah pada Isla.
Isla tak menjawab, rasanya ia ingin
