Irgi mencengir di balik punggung Zhen, lalu melambaikan satu kali tangannya pada Isla.
“Hai, Dok. Kirain Dokter Zhen sendirian,” ujar Isla, santai.
“Ga afdol kalau sehari ga ganggu Zhen, La. Ada yang kurang aja gitu rasanya.”
Zhen mendengus, kesal.
“Dokter tadi nyindir saya?” tanya Isla lagi, tak menghiraukan gurauan Irgi.
“Oh, mantan tunangan? Ternyata benar kamu punya mantan tunangan?”
“Ngenes ya Dok?”
“Yang ngenes itu bubar setelah nikah, La. Kalau bubar sebelum nikah itu justru berkah! Ga semua musibah terjadi tiba-tiba. Apalagi selingkuh, pasti ada asapnya dulu. Kamu aja kali yang ga sadar.”
“Kok Dokter tau soal selingkuh?”
“Apalagi yang bikin seorang Isla bengong di samping kamar duka nyaris tiap datang ke sini?”
Isla melirik Zhen, yang terlihat datar tanpa ekspre
