Episodic Cranial Shock

1365 Words

Rasanya sudah berbulan-bulan tinggal di lingkungan yang hingar bingar. Pagi hari hening menjadi sesuatu yang sangat dirindukan Danisa. Rumah kosnya tidak memberi kemewahan semacam itu. Tapi pagi ini terasa beda. Ia bangun pagi tanpa mendengar suara-suara orang bicara atau bunyi-bunyi lainnya. "Tumben sepi," ucap Danisa pada dirinya sendiri sesaat setelah melihat jam digital pada ponselnya. Ia bangun di jam seperti biasa, minum segelas air, lalu membersihkan diri untuk memulai ritualnya, laporan pada bos dari segala bos besar. Setelahnya ia mulai melakukan gerakan yoga sederhana, lalu sarapan dengan segelas yogurt dingin yang dicampur dengan granola dan biji-bijian. Masih ada waktu bersantai seusai mandi, Danisa mencoba browsing rekomendasi oleh-oleh untuk dibawanya saat pulang ke Jakarta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD