SIENA 2

956 Words
Siena, Ada seribu satu rahasia semesta, salah satunya itu cinta. _Siena_ Siang ini terpaksa Siena datang sendiri ke kampus. Aksa yang biasanya akan menjemputnya tidak datang, katanya ada acara keluarga. Katanya juga, acara itu pemaksaan karena kunci motor atau pun mobil Aksa disita sang papa. Iya, biasanya Aksa tidak akan mau berkumpul bersama seperti itu. Apalagi, kalau sudah bergabung dengan Akas. Dia tidak akur sama sekali dengan pemuda itu. Padahal mereka saudara. Ah ... ngomong-ngomong, Aksa adalah adik dari seorang Saka dan Akas. Nama lengkap milik Aksa adalah Aksara Adiputra. Anak keempat dan memiliki kakak kembar bernama Aska. Aksa sebenarnya memiliki postur dan tinggi tubuh yang sama seperti Saka dan Akas, bedanya Aksa sedikit lebih tebal bibirnya, dan jangan lupakan rambutnya yang sedikit kecoklatan sama persis dengan milik Aska. Hem ... mengingat tentang Aska, sebenarnya Siena selalu merasa sedih. Perih dan rasa sesak itu selalu hadir bersamaan. “Siena!” Siena mengumpat pelan saat mendengar namanya diteriaki cukup kencang. Wajahnya yang sempat mellow segera berubah sedatar papan. "Saya sudah bilang jangan pernah pakai pakaian seperti itu! Kamu ini mahasiswi atau preman pasar?!" Siena tidak bergerak atau pun merasa takut. Gadis itu tetap berdiri tegap di depan seseorang yang sibuk menasihatinya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya, sama seperti yang seseorang itu bilang. Sebenarnya, penampilan Siena itu biasa saja. Hanya dengan jeans yang sedikit robek di lutut, kaos polos berlapis kemeja, dan juga sepatu biasa. Sebenarnya rambutnya juga normal saja, dipotong sebahu dengan warna abu-abu mencolok. Siena juga membawa satu buku kok di dalam tas yang setia bertengger di bahu kirinya. Lalu apa yang salah? "Rambut kamu itu bisa ganti warna nggak, sih? Saya silau lihatnya. Apalagi kalau kamu di bawah sinar matahari, beuhh bikin mata ini nggak bisa lihat!" Siena berdecak. "Rambut Siena ini modelnya baru tren, Ibuk." Jihan, dosen yang baru saja memarahi Siena melotot tajam. "Ibuk? Kamu pikir saya ini nikah sama bapak kamu apa?!" Siena tertawa lepas. "Bapak saya duda, Buk. Kebetulan banget, Ibuk mau daftar?" "Bapak kamu itu orang Siena, bukan jualan yang enak banget ditawarin." "Loh, Ibuk kalau nikah sama bapak saya malah dapet duit kali, bukan bayar." "Siena!" Siena lari sambil tertawa kencang menjauh dari Bu Jihan. Dia memang bisa dibilang tidak sopan, tapi ini semua masih dibatas wajar, bagi Siena. _Siena_ Ruang tamu yang biasanya begitu sepi dan penuh dengan sofa telah disulap menjadi ruang indah penuh dengan dekorasi sederhana. Ruang itu menjadi ramai karena penuh dengan keluarga Adiputra yang berkumpul menyambut kedatangan putra pertama di keluarga Adiputra. Mulai dari nenek, kakak, tante, om, paman, bibi, pokoknya semua keluarga Adi hadir di sana. Aksa, si pemuda yang paling terlihat nelangsa di acara itu. Wajahnya yang tidak berekspresi, duduk yang sengaja paling pojok, dan fokusnya yang sedari tadi hanya pada ponsel, semakin menambah pemuda itu terlihat nelangsa. Padahal orang-orang di sekitarnya tampak bahagia, ceria, dan antusias menyambut datangnya si pemilik acara, pemuda yang duduk di tengah dan dikelilingi oleh tante-tantenya. "Lo urusin cewek itu lagi?" Pertanyaan datar dan sinis itu membuat Aksa mendongak. Matanya menajam menatap Akas yang duduk di sebelahnya. Sebenarnya, apa yang Akas katakan ada benarnya. Dia sedang asik chatting dengan Siena. Dia benar-benar cemas karena tidak ada di sebelah gadis itu. Apalagi gadis itu masih begitu labil, selalu membuat masalah, dan yang paling jelas dia bisa melakukan aksi tidak terduga di mana pun dia berada. "Cewek biang masalah, suka onar, dan nggak bisa disebut sebagai cewek gitu, lo masih mau temenan sama dia?" Tatapan keduanya saling beradu tajam. Di tengah canda tawa dan bahagia di sekitar mereka, mereka justru bak musuh yang tidak sengaja bertemu. Inilah alasannya tidak suka acara keluarga, ya karena Akas. Pemuda yang menjabat sebagai kakak keduanya itu selalu sinis bukan main jika tahu dirinya dekat dengan Siena. Lebih parahnya dia tidak segan mencaci atau pun mencela gadis itu. Padahal Akas tidak mengenal Siena. "Lo berdua tegang amat!" kata Saka mendekat. Pemuda yang menjadi tuan acara itu pun duduk di tengah-tengah Aksa dan Akas. "Tugas lo dimulai hari ini," ucap Akas datar. "Senangnya gue nggak ngurusin dia lagi." Saka mengernyit kemudian mengangguk. Sedangkan Aksa langsung melotot tajam penuh tanya, yang jelas perasaannya tidak enak. Dari kalimat Akas dia dapat menebak jika kepulangan Saka jelas dipaksa. "Lo berangkat dan pulang harus bareng gue." Aksa menatap Saka tidak suka. Padahal daripada Akas dan Aska, Aksa lebih dekat dengan Saka karena pemuda itu tidak terlalu mencampuri urusannya. Saka yang memang sejalan bila berpikir dengannya. Tapi ... kenapa dia sekarang seperti ini? Jauh lebih menyebalkan daripada Akas dan Aska! "Hak apa lo? Gue bisa–" "Uang jajan lo dipotong sama papa, kunci mobil sama motor lo nggak akan kembali sebelum nilai lo dapet minimal B," potong Saka cepat. Aksa tersenyum sinis. "Lo kenapa gini, sih?" Saka mengusap wajahnya kasar. Dia sebenarnya tidak ingin sekejam ini pada adiknya. "Lo pikir aja deh, Sa. Selama kuliah nilai lo nggak lebih dari C, malah yang paling banyak D." Saka sengaja memotong ucapannya. Akas yang tahu dirinya tidak berhak pun memilih diam. Toh, dia juga malas berhubungan dengan Aksa yang ngeyelnya minta ampun. "Lo mau apa telat lulus? Lagian apa sih untungnya selalu belain itu cewek? Apa yang buat lo sampai segitunya sama cewek itu? Dia cuma pengaruh buruk buat lo! Cewek yang bukan kaya cewek aja lo pertahanin!" Aksa menatap tajam Saka, matanya juga menghunus Akas yang tersenyum penuh kemenangan. "Lo berdua nggak tahu apa pun tentang dia. Lo, lo, atau pun papa nggak pernah tahu apa yang gue lakuin itu adalah kebenaran!" katanya tajam kemudian meninggalkan ruangan itu tanpa kata. Menyisakan tanda tanya besar di kepala mereka yang ada di sana. "Sinting. Dia kayanya cinta sama itu cewek," sinis Akas begitu tajam. "Apa selama gue di Prancis dia pernah gagar otak?" tanya Saka polos membuat Akas tertawa keras. _Siena_
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD