bc

Quaintrelle

book_age16+
755
FOLLOW
3.2K
READ
family
age gap
fated
friends to lovers
arranged marriage
independent
drama
sweet
cheating
first love
like
intro-logo
Blurb

Magentha Taviella Wijaya memiliki segalanya. Harta, kecantikan, dan kecerdasan. Semuanya terlihat begitu sempurna di mata orang lain. Seharusnya ia bersyukur dan menjalani hidupnya dengan bahagia. Namun, ia tidak bisa. Tidak ketika relung hatinya kosong, karena ia sudah jatuh cinta pada orang yang salah.

"The most painful thing in this life is to falling in love with people you can't have."

***

The story of Magentha Taviella Wijaya and Zendra ElPratama

Cover by Pinterest

Font by TextonPhonto

chap-preview
Free preview
Chapter 1
“Magentha, ganti bajumu atau tidak jadi pergi!” Tavie memutar bola matanya dengan malas ketika seruan itu kembali terdengar, padahal ia baru saja melangkahkan kaki dari kamarnya. “Kita akan ke Black Pearl, Kakak. Memangnya apa lagi yang akan aku pakai?!” Tavie berkata cukup keras. Ia kesal karena sedari tadi, sang kakak—Zendra ElPratama Wijaya—terus menyuruhnya untuk ganti baju menjadi yang lebih sopan—menurut kriterianya. Padahal, bukankah pakaian seksi memang wajar jika dipakai untuk pergi ke bar? Terlebih lagi, ini adalah pesta perayaan ulang tahun teman kakaknya. Tentu saja Tavie ingin tampil maksimal di hadapan teman-teman Zendra. “Iya, tapi tidak pakai yang seperti itu?” Tavie mengeryit heran mendengarnya. Kini, yang ia pakai adalah spaghetti strap cutout bodycon berwarna navy blue. Tidak ada yang salah dengan dress ini, menurutnya. Tapi, kenapa Zendra sangat marah melihatnya? Zendra menggeleng keras. “Tidak, Tavie.” “Kakak!” “Shttt!” Tiba-tiba saja ibunya melewati kamarnya dan mendengar kedua anaknya ribut. Violet Wijaya—ibu mereka menggelengkan kepala ketika lagi-lagi kedua anaknya bertengkar karena hal sepele. “Ada apa? Kenapa dengan kalian?” tanya Violet dengan tenang. Tavie menunjuk Zendra dan mengadu pada ibunya dengan berkata, “Kak Zendra menyebalkan!” Violet melongo melihat dandanan anaknya malam ini. Walaupun ia bukan ibu yang selalu melarang anaknya dalam berpakaian, tapi...ia tidak pernah menyangka bahwa Tavie akan memakai pakaian yang sangat terbuka seperti itu. “Tavie, jika ayah melihatmu dengan pakaian itu juga, ayah tidak akan setuju.” “We’re going to bar, Ma! Apalagi yang pantas untuk dipakai?” keluh Tavie ketika menyadari bahwa tidak ada yang mendukungnya. Zendra tersenyum miring. “See? Ganti saja, Tavie.”                                                                                               *** Sebenarnya Tavie ingin marah pada Zendra karena menghalanginya untuk tampil maksimal dan mempertontonkan kecantikannya pada seluruh dunia, tapi ia tetap saja tidak bisa jauh dari sang kakak ketika mereka tiba di bar yang dituju. Masalahnya, tidak ada satupun orang yang dikenalnya dan hanya Zendra pelindungnya sekarang. "Bro." Tavie menoleh pada seorang pria dengan kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku. Wow, tampan. Zendra tersenyum dan bercengkrama dengan pria itu seperti seorang teman. "Dia adikku. Magentha, ini Ares, temanku." Tavie tersenyum canggung dan menjabat tangan teman Zendra. "Magentha Taviella." "Ares." Pria itu tersenyum lembut. Astaga, someone please kill me, karena Magentha sampai menahan napas melihat ketampanan pria itu. "Kamu belum bertemu Anaya?" "Belum. Di mana dia sekarang?" Tavie hanya diam. Pandangannya menyusuri bar mewah tempat diadakan ulang tahun dari Anaya ini. Sepertinya pesta ini akan berubah menjadi liar dan itu mampu membuat Tavie bergidik ngeri. Ia masih berumur tujuh belas tahun dan ia masih belum terbiasa dengan pesta orang dewasa seperti ini. Jika saja Zendra tidak-- "Magentha." Lamunannya terhenti ketika Zendra dan memanggilnya dan mengajaknya menemui Anaya. "Hai, Zendra, you're here." Anaya memeluk Zendra dengan mesra. Tangan Zendra pun melingkari pinggang wanita itu walaupun pelukan mereka sudah terlepas. Kini, Tavie tau apa yang terjadi. "Anaya, ini adikku, Magentha," ucap Zendra memperkenalkannya. Tavie dibawa ke kerumunan wanita-wanita yang ada di sana. Ia tau tipe kelompok yang seperti ini. Wanita-wanita yang hanya mengandalkan kecantikannya dan obrolannya pasti tidak jauh dari Sephora, Dior, dan hal semacam itu. Benar saja. Tavie jengah berada di lingkaran setan tersebut dan menginginkan dirinya pergi dari sana. Ia tidak sanggup lagi. Akhirnya, Tavie pergi dari sana dan melipir ke meja barista. "Ingin pesan apa?" Tavie bingung. Ia tidak tau jenis minuman apa saja yang ada di bar. Ia anak baik, okay? "Hm..." Mata Tavie menyusuri bar itu. "Orange juice?" Tavie nyengir tidak jelas. Terlihat sekalo wajah barista yang menahan tawanya setengah mati. "Ini, Kiddo." Tavie hanya mendengkus ketika ia diledek seperti ini. Kurang ajar! "Tavie? Kamu ngapain di sini?" Tavie menoleh. "Oh, hai Ares. Aku sedang menenangkan diriku karena segerombolan wanita aneh itu." Tavie melirik teman-teman Anaya yang masih bergosip ria. Ia tidak peduli dengan fakta bahwa Ares bisa jadi teman dari Anaya yang mungkin saja memberitahu Anaya bahwa ia tidak suka dengan teman-temannya. "Iya, mereka memang sedikit 'ribet'." Ares duduk di sampingnya dan memesan tequilla. Tavie hanya bisa melongo melihat Ares yang mengengguk minuman itu. Ia penasaran bagaimana rasanya. "Apa itu enak?" tanyanya. Ares menoleh padanya. "Apa?" "Minuman itu." Tak pelak, Ares tertawa. "Aku lupa kamu masih dibawah umur--" "Aku sudah tujuh belas." Ares mengangguk, namun tawanya tetap tidak mereda. "Iya, dan belum mencicipi tequilla." "Zendra bisa membunuhku jika tau aku minum itu." Are melirik Zendra yang duduk di kelilingi teman-temannya dengan Anaya yang memeluk mesra pria itu. "Apa dia kakak yang posesif?" "Sangat." Tavie berucap dengan menggebu-gebu. "Aku pernah pulang dari kerja kelompok di sekolah jam 8 malam, dan kamu tau apa yang terjadi? Dia sudah berdiri di depan gerbang sekolah dengan tatapan garang seolah siap menerkam aku dan teman-temanku. Ia bahkan memarahi temanku karena beranggapan membuatku pulang telat." Ares tertawa lagi. "Sepertinya kamu harus bersabar menghadapi dia. Tapi, kelihatan sekali dia menyayangimu." "Tentu, aku adiknya, satu-satunya." Tavie masih memandang gelas tequilla milik Ares dan sepertinya pria itu mengetahuinya. "Kamu mau mencobanya?" "Hm?" "Aku tau kamu penasaran. Tenang saja, Zendra tidak akan tau." Tavie menengguk minuman itu tanpa ragu. Ia mengeryitkan dahinya ketika rasa aneh minuman itu mengalir di tenggorokannya. Sial sekali. Ia kelihatan bodoh di depan orang yang baru ia kenal. “Bagaimana?” Dan Ares seolah ingin meledeknya dan memperlihatkan seberapa lemah Tavie di hadapannya. Tavie tidak terima. Ia tidak mau direndahkan, apalagi di hadapan orang asing yang baru ia kenal dan melihat seberapa lemah dirinya pada alkohol. Ares memanggil bartender yang sedang melayani pembeli lain dan dengan jahil, seraya menatap Tavie, ia memesan minuman yang sama. “Tolong, dua lagi.” Tavie sadar pria itu kini sedang meledeknya habis-habisan. “Aku tidak akan kalah,” ucapnya. Ares tersenyum miring. “Baiklah.” Ares memberikan minuman yang satu pada Tavie. “Buktikan.” Dia benar-benar bisa membuat Tavie mabuk sekarang. Tavie menengguknya tanpa ragu. Ia melupakan fakta bahwa mungkin orangtuanya akan marah besar mengetahui putri kesayangan mereka meminum minuman terlarang. Bahkan, mungkin Zendra akan mengamuk jika tau adiknya mabuk untuk pertama kalinya. Tavie mengerang ketika tenggorokannya seperti tidak enak dan belum familiar dengan rasanya. “Sialan,” lirihnya yang masih bisa didengar oleh Ares. “Sekali lagi?” Tavie menggeleng. “Tidak. Aku tidak bisa.” “Kalah.” Ares menggoda Tavie lagi. Terserahlah, Tavie tidak peduli. Ia tidak yakin ia masih bisa sepenuhnya sadar setelah ini. Pandangannya mulai mengabur dan membuatnya harus menajamkan pandangannya karena wajah Ares kini mulai terlihat buram. “Tavie?” Tavie mulai merasakan pusing. “Tav—” Kegelapan menyergapnya.                                                                                                             ***  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MOVE ON

read
95.2K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.4K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
293.2K
bc

Sweetest Diandra

read
70.6K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

The Unwanted Bride

read
111.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook