bc

The Unwanted Wife

book_age16+
38
FOLLOW
1K
READ
possessive
love after marriage
second chance
arrogant
dominant
sweet
city
office/work place
betrayal
secrets
like
intro-logo
Blurb

Tampan, mapan, bergelimang harta. Itulah yang melekat kuat dalam diri, Axell Scotland. Dikelilingi banyak wanita, sudah pasti. Namun, tidak membuatnya berpaling dari wanita pujaan, Cabe Devrob.

Cinta keduanya tak berjalan mulus. Di saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Mengharuskan Axell menerima perjodohan dengan putri sang millionaire, Arabelle Hiller.

Pernikahan hanya di atas kertas. Axell tidak bahagia, hatinya terpaut pada Cabe. Sebab itu mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Ternyata keputusannya salah besar. Perpisahannya dengan Arabelle tak membuatnya bahagia. Axell baru menyadari cintanya pada Cabe hanya obsesi semata dan kebahagiaan sejati ada pada Arabelle, istri super lembut yang tidak pernah melayangkan protes tatkala perselingkuhan terjadi di depan mata.

Segala upaya dilakukan demi memeluk kembali mantan istrinya itu. Namun, cobaan kembali menyapa. Cabe, menuntut pertanggung jawaban atas anak yang ia kandung. Kalau sudah seperti ini siapa yang akan Axell perjuangkan? Arabelle, wanita berhati tulus atau Cabe yang menyimpan sisi kelam? Simak kelanjutannya hanya di -THE UNWANTED WIFE-

Novel ini penuh kejutan. Kamu tidak bisa menebak. Seseorang yang kamu anggap baik belum tentu baik, pun sebaliknya.

Prepare your hearts!

chap-preview
Free preview
Chapter 01
Axell tengah mengatur penerbangan ke Jerman untuk menyaksikan tunangannya yang sedang mengadakan fashion show. Sesampainya di Negara tersebut, dia mendapatkan telepon dari Felix bahwa perusahaan mengalami masalah yang mengharuskannya kembali ke Seattle.   “Kekacauan apa yang kau maksudkan? Katakan!”   “Hal ini tidak bisa aku sampaikan ditelepon.”   Bentakan Axell membuat Felix tak ada pilihan lain, selain menjelaskan. “Perusahaan rekanan melakukan penarikan saham sebesar 100%.”   Axell mematung. Ini tidak mungkin.   Cabe mendekat kemudian mengusap lembut sepanjang lengan kekar. “Ada apa?” Tanyanya dengan suaranya yang menenangkan. Mata axell mengunci mata Cabe. “Aku harus kembali ke Seattle.”   “Fashionku saja belum dimulai dan kau mau kembali ke Seattle. Ini tidak adil untukku.”   “Lebih tidak adil lagi, apabila aku tidak bisa memanjakanmu dengan kekayaanku.” Mencium kening Cabe. “Setelah urusan di sana selesai. Aku langsung kembali ke sini.”   “Aku tidak butuh itu, Axell. Yang aku mau kau di sini, bersamaku.”   Mata Axell berubah tajam. “Sesampainya di Seattle. Aku akan langsung meneleponmu.”   Cabe murka, melempar hells ke punggung kekar. Beruntung Axell sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil sehingga malapetaka itu terelakkan.   --   Scotland Company Seattle, Amerika Serikat   Meeting kali ini berlangsung lama. Permasalahannya tidak hanya satu atau dua perusahaan rekanan, hampir keseluruhan perusahaan rekanan mengajukan penarikan saham sebesar 100% atas jatuhnya pesawat Scotland.   Disaat sedang terpuruk. Seorang pebisnis yang menyandang gelar sebagai millionaire mendatangi kantor Scotland. Naasnya, Hiller tidak diizinkan masuk karena belum membuat janji. “Anda harus membuat janji terlebih dahulu dengan, Mr. Axell, dan silahkan kembali besok,” ucap sang sekretaris.   Hiller menghembuskan napas lelah mengiringi langkah kaki menuju lift. Akan tetapi, segera memutar tubuh ketika pendengarannya dipenuhi suara bariton.   “Apakah ada tamu untuk saya?” Axell bertanya kepada sekretarisnya.   “Tidak ada, Sir.”    “Ok.” Mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja kemudian berjalan menuju ruangannya.  Akan tetapi, suara seseorang menghentikannya. “Mr. Axell, tunggu!”   Axell memutar tubuh, tatapannya menyipit. “Mr. Hiller?”   Hiller tersenyum. “Selamat siang, Mr. Axell. Senang bisa bertemu dengan Anda.” Mengulurkan tangan yang disambut hangat. “Suatu kehormatan Anda mendatangi Scotland Company.” Membukakan pintu penuh hormat. “Silahkan masuk.”   Kedatangan Hiller bagai angin segar. Akan tetapi, bergantikan pukulan telak tatkala sebuah syarat diajukan. Mata Axell menggeliat resah. Hiller mencondongkan wajahnya ke depan. “Saya rasa ini sepadan dengan bantuan yang akan saya berikan kepada Anda, Mr. Axell.”   Punggung Axell menegang. Dia lelaki terhormat, seorang CEO, terbiasa dikelilingi wanita cantik dari kalangan atas seperti artis, super model, para pengusaha terkenal. Dan permintaan Hiller membuat jantungnya mencelos.   Hiller tersenyum kecut. Dia yakin Axell menolak tawarannya. Lelaki tampan sepertinya tidak mungkin bersedia menikahi putrinya yang lumpuh. Namun, semua diluar dugaan. Axell mencondongkan wajahnya ke depan, matanya menahan mata Hiller. “Saya akan memberi status kepada Putri Anda. Tetapi, hal ini akan saya bicarakan secara empat mata dengan-”   “Arabelle.”   Axell mengangkat sudut bibirnya. “Nama yang cantik.” Tapi sayang sekali, cacat.   Mata Hiller berbinar senang. “Tentu saja. Pertemuan Anda dengan Putri saya, akan segera di atur.” Beranjak berdiri berpadukan uluran tangan yang disambut hangat. “Saya tunggu kedatangan Anda di mansion, malam ini.”   “Terima kasih atas kunjungannya, Mr. Hiller.”   “Pastikan Anda datang.”   “Tentu saja,” ucapnya dengan wajah angkuh.   --   Malam ini Axell terlihat sangat tampan dalam balutan tuxedo yang dipadupadankan dengan dasi kupu-kupu. Setiap pasang mata dibuat takjub, begitu juga dengan Arabelle. Matanya tak berkedip dimanjakan dengan ketampanan lelaki di hadapannya ini. Jantungnya berhenti berdetak tatkala jemarinya dikecup lembut. “Semoga perkenalan ini berkesan bagi Anda, Nona Arabelle.”   Oh My God, kenapa pipiku tidak bisa dikontrol? Please, jangan mempermalukanku di hadapan pria ini. Desah lelahnya sambil menggigit ujung bibirnya. Jemari kokoh terulur menekan sudut bibirnya. “Kalau digigit seperti ini, bibirmu bisa berdarah.” Kemudian mendekatkan wajahnya berirama bisikan. “Bagaimana kalau kugantikan dengan bibirku saja?”   Bulu roma Arabelle meremang, tubuhnya membelu tatkala bibir kokoh mendekat dan kurang 1 cm lagi saling memadu kelembutan. Sial, gangguan datang. “Apakah kedatanganku ini mengganggu … kebersamaan … ehm, maksud saya pembicaraan kalian?”   Axell menolehkan wajahnya, tersenyum hangat padanya. “Tidak, Mr. Hiller.” Kemudian menjabat hangat tangan kekar tersebut. “Putri Anda sangat cantik.” Menguncikan tatapannya pada Arabelle. Sekali lagi pipi Ara memerah semerah strawberry. Please, jangan merona. Aku malu.   “Sebaiknya kita makan malam, sekarang. Setelah itu membicarakan masalah-“   Axell menyahut. “Hal itu pasti akan kita bicarakan, Mr. Hiller. Tetapi, izinkan saya berbicara terlebih dahulu dengan, Nona Arabelle.”   Hati Hiller bersorak gembira. Akhirnya, ada lelaki yang mau memberi status kepada putrinya. Inilah yang kumaksud dengan keajaibanmu, Tuhan. Kau memberiku lebih banyak, bahkan melebihi yang kupinta.   Kebahagiaan melambung tinggi menerbangkan angan Arabelle. Sayangnya, pernyataan yang meluncur dari bibir kokoh. Ia mematung. Axell memutar tubuh, menatapnya jijik. “Kurasa kau tahu bahwa semua lelaki mendambakan pendamping sempurna.” Begitu juga denganku, Nona cacat.   “Tetapi, aku tidak keberatan memberimu status asalkan-“   Ego Arabelle terluka, matanya memanas menatap mata abu-abu bening itu. “Aku tidak butuh status.”   Axell mencondongkan wajahnya ke depan. “Tetapi, aku ingin memberimu. Karena cinta tidak memandang fisik atau pun yang melekat dalam dirimu.”   “Kita baru saja berkenalan. Mustahil membicarakan cinta.”   Mata Axell menahan mata Arabelle. “Kuharap kau tidak lupa mengenai cinta pada pandangan pertama.”   Aku tidak percaya apa itu cinta. Setelah kecelakaan maut dan lelaki yang kucintai meninggalkanku karena aku lumpuh. Aku membenci satu kata itu.   “Wajahmu berubah muram. Apakah ada yang salah dengan perkataanku?”   “Tidak.” Lirih Arabelle, suaranya bergetar tapi ia tidak boleh menangis dihadapan Axell. Sekali lagi Axell membungkuk, menatapnya intens. “Kita akan membahas masalah ini di mansionku. Besok malam akan ada supirku yang menjemputmu. Persiapkan dirimu … ehm, maksudku tidak perlu berdandan cantik karena kau sudah cantik tanpa polesan make up.” Tetapi persiapkan mentalmu. Karena yang akan kita bahas mengenai syarat pernikahan atau bisa dibilang kontrak.   “Permisi, Nona. Tuan, sudah menunggu diruang makan.”   Arabelle tersenyum padanya. “Terima kasih, Helma. Sampaikan kepada, Tuan. Saya dan. Mr. Axell akan segera menemuinya.”   “Baik, Nona.” Membungkukkan badan kemudian berlalu dari hadapannya.   Axell mendorong kursi roda. Namun, Arabelle menghentikannya. Ia mendongak, menatap tajam sepasang manik abu-abu. “Sebaiknya kita bahas masalah ini, di sini.”   Axell tersenyum lembut, menghujani wanita cantik dibawahnya dengan kehangatan. “Saya tamu di sini. Tidak etis rasanya membuat Tuan rumah menunggu.”   “Dad, bisa menunggu. Aku akan menjelaskan-“ kalimat Ara terpotong karena kursi roda didorong menuju ruang makan.     “Sorry, membuat Anda lama menunggu, Mr. Hiller. Kecantikan Nona Arabelle membuat saya melupakan Anda sejenak.” Menguncikan tatapannya pada Arabelle. Arabelle menunduk. Dia ini perayu ulung. Aku yakin banyak wanita cantik yang mengelilinginya. Tetapi, kenapa dia di sini dan membahas pernikahan denganku. Ini aneh.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.8K
bc

My Secret Little Wife

read
97.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook