bc

Crown Prince Lover

book_age16+
82
FOLLOW
1K
READ
adventure
royalty/noble
tragedy
lighthearted
straight
brilliant
male lead
multiverse
special ability
kingdom building
like
intro-logo
Blurb

3000 tahun di masa depan, pada sebuah negeri tersebutlah Kerajaan Zerestria yang menganut sistem pemerintahan monarki absolut dipimpin oleh seorang Ratu cantik nan bijaksana bernama Ratu Ethel. 18 tahun lalu di Kerajaan Zerestria saat mendiang Raja sebelumnya masih sehat mempimpin negeri, lahir seorang Pangeran yang telah amat dinanti-nantikan penghuni kerajaan terutama royal family. Kehadiran Putra Mahkota yang akan mewarisi takhta dan melanjutkan silsilah Kerajaan Zerestria. Namun Pangeran lahir dengan takdir tragis, pendeta istana meramalkan bahwa Pangeran tidak akan berumur panjang melebihi usia 20 tahun. Satu hal yang dapat mencegah kematian Putra Mahkota adalah pernikahannya dengan gadis yang merupakan cinta sejati. Demi tujuan mencegah ramalan 18 tahun lalu terjadi, Pangeran mendapat titah dari Ratu untuk segera menikah. Ramalan kematian Pangeran di usia muda merupakan rahasia istana, tetua dan royal family saja. Pangeran bersedia menikah muda dengan syarat ia diperkenankan untuk memilih sendiri pasangan hidupnya, gadis yang akan menjadi Permainsurinya. Untuk hal itu, Pangeran pergi melakukan perjalanan keluar istana berkelana ke berbagai negeri mencari cinta sejati.

chap-preview
Free preview
1. Ethel Halsten de Zerestria, Queen of Zerestria Kingdom
Alkisah 3000 tahun di masa depan, pada sebuah kerajaan suatu negeri yang telah berdiri dengan sejarah ribuan tahun silam. Ruang pertemuan petinggi kerajaan dan kabinet menteri. Ratu tengah memimpin rapat yang berjalan alot. Sudah berjam-jam Yang Mulia terjebak di sana mendengarkan tuntutan menteri yang mendesak opini dengan mengatasnamakan keinginan rakyat bahwa sistem pemerintahan harus beralih dari monarki absolut menjadi konstitusi parlementer. Di telinga Ratu hal ini terdengar seperti ancaman, Yang Mulia sangat tahu kegelisahan rakyatnya dengan semua permasalahan negara yang belum juga menemukan titik terang penyelesaian sejak belasan tahun lalu. Belum lagi ketidakpuasan rakyat kepada masa kemimpinannya berubah jadi amarah, ketika Ratu mengeluarkan kebijakan tentang membangun Keluarga Besar. Hukum yang mengharuskan di mana pada satu kepala keluarga memiliki istri lebih dari satu atau dengan kata lain melegalkan poligami. Bukan jumlah dua, tiga, atau empat orang istri tapi lima dan lebih. Semua itu memiliki alasan kuat melalui pertimbangan matang. “Yang Mulia Ratu-ku, tidak bisakah Anda mencabut kebijakan itu agar kemarahan rakyat mereda?” Permohonan dari mulut abdi setia penasihat kerajaan. “Jika tidak segera diatasi, hanya dibiarkan berlarut-larut keselamatan dan keberlangsungan Keluarga Kerajaan bisa terancam.” Meski yang satu ini bicara dengan sikap yang sangat santun dan tutur kata lembut juga sopan, tapi pemilihan katanya jelas cukup pedas dan tajam untuk diterima. “Atau apakah Yang Mulia bersedia untuk mundur dari posisi saat ini sesuai dengan tuntutan rakyat?” Ucap pejabat politik kerajaan lainnya di muka mimbar rapat, yang mana dihadiri dan disaksikan banyak mata. “HEI KAU! Jaga cara bicaramu itu! Apa kau ingin dihukum penggal, hah?” Teriak pejabat negara yang menduduki salah satu posisi menteri kerajaan itu, silsilah keluarganya masih kerabat dekat royal family. Jelas merasa tidak terima dan menganggap perkataan tadi adalah penghinaan dan bibit pengkhiatan terhadap keluarga Raja. Ketukan palu terdengar. “Semua harap tenang, mohon untuk tetap menjaga sikap di depan Yang Mulia Ratu.” Juru bicara yang bertindak sebagai moderator pertemuan rapat memperingatkan. Ratu hanya menghela panjang di singgah sana kerajaannya, sudah tidak heran dengan pejabat pemerintahan yang berperilaku layak penghuni taman kanak-kanak. Mereka saling menyerang kekurangan dan kelemahan masing-masing, saling lempar tanggung jawab, selalu berakhir dengan adu mulut–perkelahian tanpa tahu peraturan dan tata tertib istana. Jika rakyat melihat keadaan di ruang rapat ini pasti dalam benak mereka berpikir, jika hanya seperti ini rakyat tanpa pendidikan tinggi pun bisa menjadi pejabat negara. Di 3000 tahun mendatang, ketika dunia semakin dekat dengan akhir zaman. 85% penduduk dunia adalah perempuan. Kriminalitas terhadap laki-laki meningkat, dari KDRT sampai pelecehan seksual. Keberadaan jumlah laki-laki terancam punah dengan angka kelahiran yang tipis. Ditambah kasus jumlah homo seksual meningkat 58%. Itu di mana zaman feminisme sudah bukan menjadi sekedar isu lagi, tapi kedudukan gender pria dan wanita berbalik 180 derajat. Namun kendatipun Ratu telah mengeluarkan kebijakan demikian, jumlah pertumbuhan laki-laki tidak menunjukkan peningkatan. Maksud hati kerajaan mencari jalan keluar tapi hal itu menjadi bumerang hingga menuai protes keras dari rakyat. Pemerintahan berada dalam krisis besar, kini Ratu terancam dilengserkan dari hak pemimpin negeri. “Yang Mulia Ratu-ku, perkenankan hamba untuk menyampaikan pemikiran yang sejak lama sudah saya pendam sendiri ini.” Ujar yang lainnya. Kali ini berhasil membuat perhatian Ratu tertuju padanya. Mungkin salah satu alasannya karena yang angkat bicara adalah abdi yang Ratu segani atau hargai setelah masa pengabdiannya kepada keluarga kerajaan lebih lama dari pada yang lainnya. “Bicaralah Norman.” Ratu memberi ijinnya. Sudah menjadi hal biasa bagi Ratu sebagai pemegang posisi dan gelar tertinggi di negeri itu untuk memanggil hanya dengan nama saja meski lawan bicaranya jauh lebih tua dari usia Ratu sendiri. Norman Ackerman yang sejak tadi menunggu dengan sabar Ratu memberinya ijin sebelum melanjutkan bicara, mengambil waktu untuk mengatur napas. Karena permasalahan yang ingin diangkatnya dalam forum rapat ini bukan perkara mudah dan hal berat yang selalu membuat d**a sesak dan kata tercekat ditenggorokannya. “Ini tentang Putra Mahkota, Yang Mulia... Sudah saatnya pembahasan perihal pernikahan Putra Mahkota segera digelar, mengingat usia Putra Mahkota tahun ini akan memasuki―” “HENTIKAN!” Ratu sampai berdiri dari kursinya ketika berteriak geram, kehilangan kendali atas sikap tenang dan wibawanya ketika mendengar apa yang disampaikan Norman. Entah karena faktor usia tua atau alasan lainnya, ia bicara perihal Putra Mahkota di depan forum terbuka seperti ini. Nyaris saja dari lisan orang kepercayaannya rahasia terdalam keluarga kerajaan terungkap. Karena itu Ratu sampai terbawa emosional. “Norman Ackerman, forum ini bukanlah tempat untuk membahas permasalahan itu di sini. Aku mengerti dengan jelas apa yang coba kau sampaikan tadi.” Nada suara Ratu kembali normal namun tetap dingin dan menekankan ketegasan. “Maafkan hamba Ratu-ku, hamba pantas mendapat hukuman berat atas kesalahan hamba ini.” Norman menundukkan kepala sedalam-dalamnya untuk menunjukkan penyesalan. Kesadarannya langsung kembali setelah mendapat hardikan keras dari Ratu, karena baru kali ini ia melihat Ratu sampai bertindak seperti itu. “Sebaiknya kita hentikan rapat sampai di sini. Semua laporan bisa diserahkan pada sekertariat kerajaan dan taruh di meja ruang kerja pribadiku.” Titah Ratu pada kabinet kerja, serta intruksi khusus untuk ajudan pribadinya. Dari insiden tadi Ratu sudah kehilangan suasana hati untuk tetap duduk berada di sana meski pekerjaannya menumpuk hingga menggunung. Yang Mulia harus mencari angin segar untuk mengusir penat, sungguh bukan posisi yang mudah untuk berada di tempatnya. Namun apa boleh buat, posisi itu telah diwariskan saat Ibu Suri Elenna sang Ibunda mengundurkan diri dari jabatan kepala negara. Saat ini Ibunda mengisi posisi sebagai kepala rumah tangga keluarga kerajaan, dengan tugas pokok mengurus segala hal terkait istana dan seisinya. Namun belakangan ini kesehatan Ibunda mengkhawatirkan dan semakin menurun, membuat hati Ratu selalu berada di ruang sempit nan gelap. Ratu takut kehilangan sumber keberanian dan poros gravitasinya yaitu Ibunda tercinta. Keberadaan Ibunda yang membuat Ratu bisa tetap berjalan hingga ke titik ini. Meski dengan banyak kekurangan namun Ratu masih bisa menegakkan wajah di hadapan rakyat dengan kebanggaan dan martabat sebagai royal family. “Aku akan mengunjungi Ibunda di Istana Dalam malam ini, jadi kosongkan jadwalku malam nanti.” Ucapnya pada ajudan yang tak pernah meninggakan sisi Ratu ke mana dan di mana pun Yang Mulia berada. Ajudan itu hanya cukup menunjukan reaksi dengan menundukkan kepala tepat di samping Ratu yang tetap berjalan. Lalu kembali mengambil jarak setidaknya dua langkah tepat di belakang Ratu, mengekor seperti sedia kala dalam posisi siaga. *** Saat merasa cukup mengusir penat di taman dalam istana, Ratu melangkah pergi berjalan di kolidor menuju ruang kerja pribadinya di Istana Utama tempat kediaman Ratu. Di ruang kerja pribadi Ratu. Yang Mulia terduduk bersandar di kursi kerja, matanya terpejam seakan meresapi segala beban pikiran dan lelah yang menjalar keseluruh tubuh. Keheningan ruang yang hanya ada dirinya seorang di sana memberikan kebebasan walau hanya satu hitungan hirupan nafas. Waktu menunjukkan pukul satu siang, teringat akan perut yang lapar karena belum sempat santap siang dengan agenda yang padat merayap. Ratu sendiri jika pikirannya sudah terpaut pada pekerjaan pasti lupa makan. Tidak terlintas pikiran untuk hal yang seperti itu. Lima menit lagi Ratu harus segera bersiap untuk agenda berikutnya. Baru terpikir demikian, pintu ruang kerja diketuk menunggu ijin untuk dipersilahkan masuk. “Masuk.” Cukup satu kata yang Ratu sampaikan dan pintu terbuka. Seorang yang dikenal sebagai sekretaris pribadi Ratu melangkah ke dalam ruangan, mendekat pada Ratu untuk mengingatkan jadwal selanjutnya. Sebelumnya sekretaris yang masih teramat muda itu menyampaikan laporan persiapan peringatan kematian mendiang Raja pada akhir bulan ini. “Sudah tiba waktunya untuk tahun inikah?” Gumam Ratu pada dirinya sendiri. Selalu lupa pada berapa lama waktu telah berlalu dalam setahun, terasa terlewat begitu saja tanpa arti. “Benar juga, Ayahanda pergi tidak jauh berselisih waktu dengan hari kelahiran Zeal.” 16 tahun sudah Raja meninggalkan segalanya yang berada di dunia ini. Meninggalkan istri dengan 10 orang anak, 9 Putri dan 1 Pangeran yang ketika itu masih sangat kecil-kecil dan terlalu muda untuk menerima ujian berat atas kepergiannya. Bahkan saat itu Pangeran masih belum dapat mengingat kenangan bersama Ayahanda. Yang Mulia Raja meninggalkan takhta kerajaan serta rakyat seluruh negeri yang amat mencintainya, dan turut berduka atas kehilangan sosok besar itu setelah kepergian Raja mereka untuk selamanya. “Maaf Yang Mulia Ratu-ku?” Sekertaris muda itu berharap Ratu dapat bicara lebih keras bila memang Yang Mulia sedang bicara padanya. “Di mana Pangeran Zeal berada saat ini?” Tanya Ratu. “Putra Mahkota saat ini sedang di perpustakaan dengan jadwal pendidikan ilmu kebudayaan barat abad pertengahan bersama Prof. Willem setelah jadwal santap siangnya, Yang Mulia Ratu.” Jangan heran jika tutur bicara abdi kerajaan tanpa jeda titik dan koma, karena mereka terbiasa dan dilatih secara khusus untuk itu. Ya, bukan sembarang orang yang bisa bekerja di istana. Mereka adalah pilihan dari yang terbaik setelah lolos dari berbagai test. “Untuk peringatan hari kematian mendiang Raja, segera kabarkan pada seluruh royal family. Khususnya bagi Putri Raja yang berada di luar istana untuk segara hadir bertemu denganku.” “Baik Yang Mulia Ratu.” Lalu sekretaris muda itu undur diri setelah mendapat mandat dari Ratu. Ratu hampir terlarut dalam renungannya mengenang sang Ayahanda jika tidak pintu ruang kerja dibuka kasar oleh sang adik, Putri ke 8―Arseilla. Tidak ada protes atau pun reaksi berarti terhadap cara kasar Putri yang menerobos masuk tanpa permisi. Itu hal sia-sia yang membuang-buang energi. Tabiatnya jika Putri Arsellia bersikap seperti ini pasti ada hal yang tidak berkenan untuknya. Dan tentang hal yang tidak berkenan itu Ratu dapat menerka mengenai apa. Karena memang Ratu yang mengatur hal tidak berkenan itu. ***chapter 1-Fin

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook