Bab 1—The Power Of Prolog
***
Satu lembar kain.
Hanya satu lembar kain yang masih menempel di tubuh sintal Wang Qi Qi.
Malam itu malam yang panjang dan gelap gulita. Kakinya yang putih jenjang harus rela dilumuri darah saudara-saudaranya. Tak kalah tragis, tubuh ayu itu terkoyak penuh dengan luka gores yang begitu berat.
Tubuh Wang Qi Qi seakan mati separuh, ia sama sekali tak bisa bergerak. Mengandalkan sisa tenaganya yang mungkin tidak ada separuh, ia merayap mencari dukungan sekitar.
"Kau memang keras kepala Wang Qi Qi," celetuk seseorang di hadapan Qi Qi yang tergeletak lemah dengan tubuh penuh darah.
Gadis itu berusaha membuka matanya yang kabur, ia menatap sosok itu dengan kosong. Malam ini mungkin hari terakhirnya tinggal di dunia jadi untuk apa ia harus berdebat tak berguna dengan pria tersebut.
"Jika kau mau kau bisa bekerjasama denganku, Wang Qi Qi," tawarnya lagi dengan santai.
"Aku tidak butuh penawaran apapun. Siapapun kau, pergi dari hadapanku!" kata Qi Qi dengan suaranya yang lemah.
Gadis itu merayap, menyeret tubuhnya yang lemah untuk bersembunyi dari orang-orang yang ingin membantainya, membantai generasi terakhir keluarga Wang.
"Pikirkan sekali lagi, kau perlu menerima dan aku ... aku akan segera menyelesaikannya," iming pria itu tak kalah manis dari secawan madu.
Wang Qi Qi tak menjawab, ia justru muntah darah dan napasnya tercekat di tenggorokan. Jemarinya yang menggapai-gapai berhenti sejenak, sampai mati pun ia tidak akan meminta bantuan pada siapapun apalagi pada pria yang tidak ia kenal dan tidak tahu darimana asalnya.
"Segera katakan keputusanmu, katakan ya dan aku akan menyelamatkanmu," desaknya mulai tak sabar.
"Sampai napasku berhenti aku tidak akan menerima bantuan siapapun. Pergilah! Biarkan aku membusuk di sini." Suara bebal itu terdengar tanpa rasa takut, meskipun begitu tak bisa dipungkiri bahwa airmata tetap keluar dari persembunyiannya.
Menghela napas, pria tak dikenal itu berbalik. Sebelum ia benar-benar pergi, ia kembali bergumam, "Jika itu maumu aku tidak akan pernah menolongmu lagi."
Satu langkah, dua langkah.
Tak ada seruan minta tolong dari bibir Wang Qi Qi, gadis ini benar-benar ingin mati. Jengah karena diabaikan oleh gadis ini, sang pria tak punya cara lain selain memaksanya.
Berbalik badan ia dengan cepat melangkah menuju ke arah Wang Qi Qi, berjongkok sebentar sebelum akhirnya ia mengeluarkan selembar kain dari dalam hanfunya.
Jemari kekarnya terulur meraih jemari lunglai gadis di hadapannya. Tanpa ragu ia meneteskan darah segar keturunan terakhir generasi Wang di atas kain. Sang pria tersenyum, dengan puas ia menggulung kembali kain itu sambil berdiri. "Mulai detik ini aku akan melindungimu dan melayanimu."
Suara gaduh langkah para pembunuh terdengar mendekat, tanpa menoleh telinga pria itu sangat waspada. Dengan sekali kibas dan tanpa berbalik, pria tersebut menghantam balik musuh-musuh nona barunya.
Suara debaman terdengar begitu nyaring diikuti dengan teriakan para pembunuh yang melewati ajalnya begitu cepat.
Tersenyum tipis sang pria kembali bergumam, "Akan kukembalikan setiap darah yang tercecer dari tubuhmu, akan kukembalikan setiap kekecewaan yang menguar dari jiwamu. Aku akan menjadi pelayanmu seumur hidupku dengan satu syarat, saat bulan purnama terakhir, saat itulah aku memegang kendali. Akan ku buat kau berada di bawahku, mengambil nyawamu dan membuatmu mengerti bahwa hidupmu jauh lebih buruk daripada kematian macam apapun."
****
Bagaimana dengan kisah ini, Reader baik?
Jika menurut kalian cerita ini bagus, mohon sekiranya untuk meninggalkan jejak berupa tap love yah.
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Innovel, FREE buat kamu!
SELAMAT MEMBACA.