12. Caught in The Act

1487 Words
Srrk...Srrk… Klaus sibuk mengacak-acak tumpukan barang yang ada di depannya. Padahal, pemilik rumah itu memperhatikannya dari sudut ruangan –  meski hanya sebatas foto. Sudah sejak bulan lalu ia menggeledah tempat itu. Ia belum juga menemukan apa yang ia cari. “Di mana, sih?” oceh Klaus. Entah dia bertanya pada siapa. Ia adalah satu-satunya orang yang ada di dalam tempat itu. KREK! “Siapa di sana?!” Sebuah cahaya mengepung Klaus. Ia pun segera menutupi matanya dengan tangannya karena terlalu silau. “Klaus Alastair dari Tim Eria?” Salah satu orang di sana mengenalinya. Mata Klaus membulat ketika mendengar suaranya. Cahaya dari berbagai sudut pun redup. Klaus bisa melihat pria yang familiar di depannya. Pria itu membawa lentera di tangannya. Awalnya, Klaus sedikit bingung, untuk apa membawa lentera di siang bolong seperti ini? Namun, ketika ia mengingat interior di tempat ini, ia pun mengerti: tidak ada satu pun lampu yang terpasang di sini. “Tuan Lou,” panggil Klaus lalu berdiri untuk memberi hormat. “Apa kau tahu apa yang sedang kau lakukan?” tanya Lou. Di sekelilingnya terdapat banyak penjaga. “Kau tertangkap basah sedang melakukan sebuah tindakan kriminal.” Penjaga yang ada di sekitar Lou pun bergerak mengepung Klaus. Kedua tangannya langsung diikat. “Kau bisa menjelaskan semuanya di Soleclar,” ucap Lou. “Bawa dia.” *** Sebuah ceodrin menghampiri Seth yang sedang duduk di teras rumah Arias. “Ceodrin Receive.” [Amy Wing sudah ditemukan. Aku sengaja tidak memberitahu di mana lokasinya supaya kau tidak datang. Hehe.] Seth memasang wajah tidak percaya. Di sebelahnya ada Arias yang sedang tertawa. Bisa-bisanya ceodrin digunakan untuk bercanda. Siapa lagi kalau bukan Eugene yang melakukannya? Rekannya itu seenaknya sendiri menggunakan ceodrin untuk mengirim pesan seperti itu.  Ceodrin memiliki mana yang terbatas. Semakin panjang pesannya, maka semakin banyak mana yang dibutuhkan ceodrin. Untuk mengisinya, tentu harus memberi mana milik sendiri. Solusi ini tentu tidak efektif. Lebih baik mana digunakan untuk menyerang daripada untuk ceodrin.  “Informasi sudah diterima,” ucap Seth. “Ceodrin Release.” Setelah membaca mantra, ceodrin itu menghilang dari hadapannya.  “Eugene, anak aneh itu,” umpat Seth. “Sepertinya sudah menjadi hobinya untuk menyia-nyiakan mana di ceodrin.” “Bisa saja Nyridia yang mengirimkannya. Kalau Pilav, tidak mungkin,” jawab Arias. Informasi yang disampaikan ceodrin memang tidak berupa suara asli pengirim. Suara itu hanya direkam dan diproses ulang. Suara yang dikeluarkan ceodrin adalah suara dari ceodrin itu sendiri. Sehingga, tidak ada yang tahu siapa yang mengatakannya.  Fungsi dari pengubah suara ini sangat membantu jika penerima sedang bersama dengan musuh atau pengintai. Mereka tidak akan tahu siapa yang mengirim pesan itu. Tetapi, banyak juga kontra dari fungsi ini. Ceodrin bisa saja disalahgunakan dan dipakai musuh untuk mengelabui penerima. Mungkin seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, ceodrin dapat menjadi lebih efektif lagi.  “Sudah pasti Eugene,” ucap Seth dengan yakin. “Aku sudah bisa membayangkan Nyridia yang menarik rambutnya karena melakukan ini.” Arias tertawa. “Mereka tidak pernah berubah.” Sebuah ceodrin kembali datang ke hadapan mereka berdua. Tentunya mereka kebingungan. Padahal, mereka baru saja mengembalikan ceodrin sebelumnya. “Ceodrin Receive.” Kali ini, Arias yang menerimanya. [Klaus Alastair ditangkap. Panggilan kepada Arias Ocleria untuk datang ke Soleclar sekarang.] “Klaus?” Seth dan Arias menyebutkan nama itu bersamaan. Dahi mereka mengerut. Tanpa ragu, mereka berdua segera berlari menuju Soleclar. *** BAK! “Kau pikir ini mainan?” tanya Nyridia yang baru saja memukul kepala Eugene.  “Hei!” seru Eugene pada Nyridia. “Lagipula, aku rasa Seth sedang sibuk dengan Klaus – percakapan antara orang pintar. Ia tidak akan membuang waktu untuk menghampiri tempat ini.” “Benar juga. Orang pintar,” Nyridia mengulang ucapan Eugene. “Untuk kita yang lebih bisa dalam menggunakan fisik, maka lebih baik bertarung saja.” Pilav menggelengkan kepalanya ketika melihat dua rekannya. “Ayo kita lanjut mengikutinya.” “Bagaimana Amy Wing bisa menghilang begitu saja ketika membuat ledakan di Escalera?” tanya Nyridia sambil berjalan bersama. “Dibanding itu, aku lebih penasaran dengan satu hal,” ucap Eugene. “Apa?” “Kenapa harus kita yang mencari Amy Wing?” “Apa kau tidur saat rapat kemarin?” tanya Pilav. Mata Eugene bergetar. Ia merasa takut karena Pilav menanyakan itu karena… ya – dia memang tidur. Melihat reaksi Eugene, Nyridia pun turun tangan. Ia tidak ingin ada kekacauan di sini. “Seth diberitahu informasi ini langsung dari Tyra. Ia ingin menyelidiki sendiri. Ia bahkan belum melaporkan ini kepada Tuan Herreros,” jelas Nyridia. “Karena itu, kita yang mencarinya.” “Kenapa kita harus percaya dengan Tyra?” tanya Eugene. “Karena Seth percaya padanya,” jawab Pilav. Jawaban itu tepat sasaran. Tidak ada yang bisa membantah fakta itu. Setelah percakapan itu, mereka bertiga terdiam di tempat. Mereka tidak melanjutkan perjalanan. Jalanan yang mereka injak itu sudah habis. Sebuah jurang siap menyambut mereka jika mereka berjalan satu langkah lagi.  Di seberang sana ada deretan pepohonan. Namun, mereka tidak tahu cara bisa sampai ke sana.  “Dia… terbang?” tanya Pilav. *** “Apa yang kau lakukan di rumah Tuan Ritchie Cleogard?” tanya Jenderal Bosley. Klaus hanya terdiam. Dirinya yang sudah diikat di kursi pun tidak bisa berbuat banyak. Ia sedang berada di tempat yang biasanya Tyra duduki. Di hadapannya terlihat Bosley Moon, jenderal utama Escalera. Tampangnya mengerikan dan terdapat beberapa bekas luka di wajahnya. Meski begitu, hatinya berbanding terbalik dengan penampilannya. Dia hanya tegas di saat-saat seperti ini. Di pojok ruangan ada Lou Andreas. Ia belum melaporkan kejadian ini kepada Herreros. Tidak lupa, banyak sekali penjaga penjara yang ada di ruangan itu. “Kenapa kau datang ke rumah Tuan Ritchie Cleogard?” Kali ini, pertanyaannya diubah. “Kenapa kau datang di siang hari? Apa ada yang memerintahkanmu?” Klaus terus menunduk. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.  Ritchie Cleogard adalah pemimpin Escalera kedua. Beliau sudah meninggal karena terbunuh saat perang. Waktu itu, umurnya masih di tiga puluhan. Sayang sekali ia harus mati di umur yang terhitung muda. Kelakuan Klaus yang sudah mendatangi rumah Ritchie dan menggeledah barang-barangnya itu merupakan tindakan kriminal yang serius. Apalagi, Ritchie adalah orang yang sangat dimuliakan oleh penduduk Escalera. “Klaus!” Kali ini, namanya diserukan oleh suara yang sangat ia kenali. Kepala Klaus pun bergerak karena panggilan itu. Ia bisa melihat kehadiran Seth dan Arias di ujung pintu sana.  “Oh, Arias sudah datang,” ucap Lou lalu menggerakan tangannya untuk menyuruh Arias mendekat. Arias dan Seth berjalan menghampiri Lou. Mereka berdua sesekali menatap Klaus yang juga sedang menatap ke arah mereka. Namun, baru beberapa langkah, Seth sudah dicegat oleh penjaga di sana. Hanya Arias yang boleh masuk. “Apa yang terjadi? Kenapa Klaus ditangkap?” tanya Arias. Lou mengadahkan tangannya ke arah Bosley – menyuruh Arias untuk melihat sendiri yang terjadi. “Kau akan diberikan pertanyaan juga.” “Arias, kau adalah ketua dari Tim Eria?” tanya Bosley. “Ya, Jenderal Bosley.” “Apa kau memerintahkannya untuk menggeledah rumah orang?” Mata Arias membulat. Ia melirik Klaus sebentar. Ia sedang dalam kebimbangan – harus meng-cover Klaus atau tidak. “Jika kau berbohong, kau juga akan dihukum, Arias. Ingat itu,” ucap Bosley. “Saya melakukannya sendiri,” jawab Klaus ketika menyadari keraguan pada wajah Arias. Bosley mengangkat satu tangannya – memberi tanda pada bawahannya. Dalam sekejap, sebuah buku sudah ada di tangan Bosley. Sampul buku itu hitam pekat tanpa ada tulisan atau hiasan apa pun. Pada halaman pertama buku itu, bertuliskan “Buku Catatan Kriminal”.  “Klaus Alastair, karena ini adalah tindakan kriminal pertamamu, maka kau akan dikenai hukuman lima tahun penjara,” ucap Bosley sambil mencatat di buku itu. “Namun, karena rumah yang kau masuki adalah rumah pemimpin kedua Escalera, Tuan Ritchie, maka hukumanmu lima kali lipat.” Klaus membulatkan matanya. Ia tidak menyangka jika hukumannya adalah selama dua puluh lima tahun. Ia harus menghabiskan waktu selama itu di penjara. Masa mudanya tentunya sudah lenyap. Arias dan Seth yang juga mendengar itu langsung menutup mulut mereka dengan telapak tangan. Jika diumumkan berkali-kali pun, mereka tetap tidak bisa percaya apa yang mereka dengar. “Ehm.” Lou berdeham. Ia menyatukan tangannya di depan – bersikap sopan. “Tetapi, tidak ada barang Tuan Ritchie yang hilang. Sudah jelas Klaus tidak ke sana untuk mencuri. Apa ia tetap dihukum selama itu?” “Ia membobol rumah orang lain. Itu adalah tindakan kriminal yang ia lakukan. Terlebih lagi, rumah yang ia bobol adalah rumah dari Tuan Ritchie,” jawab Bosley. “Terlebih lagi, ia tidak menjawab pertanyaan yang saya berikan sebelumnya.” “Klaus pasti punya alasan,” bela Arias. “Apa tidak ada kemungkinan ia akan dibebaskan?” “Mungkin,” jawab Bosley. “Jika ia memberikan alasan yang jelas dan masuk akal.” Ikatan pada tubuh Klaus dengan bangku dilepas. Namun, tangannya masih diikat. Ia diantar ke sel oleh para penjaga. Langkahnya terdengar sangat lemah. Seth dan Arias menatapnya iba. Sampai ujung lorong pun, ia tidak mengangkat kepalanya sama sekali.  Dua puluh lima tahun, ya? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD