11. Discussion

1283 Words
Klaus memejamkan matanya. Ia berusaha mengingat semua pembicaraannya dengan Tyra. Semua perkataan perempuan itu memang aneh. Apalagi, ketika ia tiba-tiba mengatakan ingin memegang tangan Klaus.  “Klaus, kau mirip sekali dengan Seth. Tapi, kenapa kau terlihat gugup? Apa perlu aku genggam tanganmu? Ah, aku lupa kalau tanganku diikat.” Mata Klaus membesar ketika mengingat tentang itu. Ia ingat dengan jelas susunan kata Tyra. Tepat di saat itu, otaknya langsung bekerja. Kau bisa menggenggam tangan seseorang meski tanganmu diikat. Lengan dan jarimu masih bergerak bebas. Hanya pergelangan tanganmu yang diikat.  Klaus mulai mengingat percakapan lainnya. Pikirannya penuh dengan kalimat. Pandangannya kosong. Sapaan darinya pasti tidak ada artinya. Pada awalnya, ia menghindari pertanyaanku. Kemudian, saat aku menunggu jawaban darinya, ia menggerakkan rambutnya. Di saat itu, aku bisa melihat luka gigitan ular. Apa dia sengaja melakukannya saat aku memusatkan perhatian padanya? Klaus menarik kata-katanya mengenai Seth yang bahagia karena berhenti dari pekerjaan ini. Ia akhirnya sadar bahwa pekerjaan ini memang cocok untuk dirinya. Jika semuanya sesuai dengan dugaannya, berarti Tyra juga sudah tahu tentang dirinya. Dibanding seorang kriminal, Tyra lebih seperti orang yang mencari keselamatan. Ia meminta tolong dengan berbagai sinyal. Sebelumnya, Seth tidak sadar akan itu. Jika ia sadar, maka ia pasti akan menjelaskannya kepada Klaus. Karena Seth menganggap Tyra hanya sebatas sinting, maka Tyra memutuskan untuk mengganti “penolong”nya. “Yo, Klaus.” Klaus mendongak – melihat pria yang sekarang duduk di hadapannya. Matanya sangat teduh. Senyumnya ramah. Berbanding terbalik dengan Klaus yang selalu memasang wajah datar. “Kau meninggalkan misimu untuk menemuiku?” tanya Klaus. “Arias mengatakan bahwa kau menemukan sesuatu yang menarik,” jawab Seth. “Daripada mencari yang tidak jelas, lebih baik aku mendengarkan pemaparanmu.” “Apa kau melihat luka gigitan ular di leher Tyra?” tanya Klaus langsung ke inti. “Tidak,” jawab Seth dengan cepat. “Kenapa kau sangat yakin?” “Dia mengikat rambutnya. Lehernya terbuka lebar. Aku tidak melihat apapun,” jawab Seth. “Terakhir kali kau bertemu dengan Tyra, apa saja yang kalian bicarakan?” tanya Klaus. Seth sedikit terpukul saat mengingat pertemuan terakhirnya dengan Tyra. Saat itu, ia terlalu emosi. Ia sampai membentak Tyra. Padahal, ia bukan tipe orang yang seperti itu. “Aku membahas tentang ledakan itu,” jawab Seth. “Ia memberitahu mengenai Blade. Kemudian, ia membisikkan nama Amy Wing.” Klaus mencatat apa yang dikatakan Seth barusan di kertas. Kertas yang seharusnya mencatat kesaksian Tyra ini kosong saat ia pulang dari penjara. Tetapi, baru ia penuhi dengan tulisan di keesokan harinya. “Kenapa kamu tidak membunuhnya waktu itu?” tanya Klaus. “Karena aku berpikir bahwa Tyra memiliki kunci untuk menguak kasus itu.” “Lalu, ke mana pikiran itu sekarang?” “Aku jadi kurang yakin.” Seth mengedikkan bahu. “Aku jadi bingung, harus mendengarkan perkataannya atau tidak. Dia waras atau tidak pun, aku tidak tahu.” Mendengar itu dari Seth membuat Klaus sedikit ragu dengan teorinya. Ia masih ingat dengan jelas seberapa pintar Seth. Tetapi, ia memutuskan untuk melanjutkan pemikirannya. Ia sudah menetapkan untuk menyelidikinya. Jika ia berhenti di sini, maka ia akan kehilangan pendiriannya. “Tyra mengatakan bahwa kita sudah melakukan keputusan yang tepat karena tidak membunuhnya,” kata Klaus. “Iya!” seru Seth. “Dia juga bilang begitu padaku.” “Kenapa dia memakai kalimat ‘keputusan yang tepat’?” tanya Klaus. “Kalau tepat, berarti keputusan ini adalah keputusan yang terbaik, kan? Kenapa ia tidak menggunakan sebutan yang lain seperti keputusan yang baik atau keputusan yang benar?” “Klaus, kau sungguh ingin menganalisis perkataan Tyra?” Seth menyipitkan matanya. “Apa kau pernah mendengar bahwa gila dan jenius itu beda tipis?” tanya Klaus yang membuat Seth terdiam. “Menurutku, Tyra itu jenius.” “Jenius bagaimana?” “Sangat jenius,” kata Klaus. “Sampai membuat orang lain menganggapnya orang gila.” Seth mengangguk berkali-kali ketika mendengar itu. “Aku mulai mengerti. Baiklah, kita akan menganalisis ucapan Tyra satu per satu.” “Jadi, bagaimana dengan perkataannya tentang keputusan yang tepat?” Nada Seth mulai menjadi serius. “Kalau ia menyebutnya keputusan yang baik atau yang benar, maka akan memberikan misleading. Kita bisa saja menganggap bahwa keputusannya baik baginya, bukan bagi kita. Baik itu subjektif. Musuhmu menganggapmu orang yang jahat dan temanmu menganggapmu orang yang baik. Begitu juga jika ia menggunakan ‘benar’. Benar dan salah tiap orang berbeda.” “Kata ‘tepat’ juga subjektif,” jawab Klaus. Seth terdiam beberapa detik. Sebuah jawaban sudah muncul di pikirannya. Tetapi, ia belum menemukan susunan kata yang tepat. “Saat ujian di akademi, apa kau pernah mendengar perintah ‘isilah dengan jawaban yang tepat’?” tanya Seth. “Mau apapun jawaban yang kita pikir itu benar, tetapi jika menurut teorinya adalah jawaban yang salah, maka kita akan salah. Aku rasa, itu alasan ia menggunakan kata ‘tepat’.” Klaus menganggukkan kepalanya berkali-kali selama mendengar penjelasan seniornya. “Kadang juga ada pertanyaan yang semua pilihan jawabannya benar secara logika. Tetapi, tetap saja kita harus memilih yang paling tepat,” lanjut Seth. Klaus memberi tanda centang pada kertasnya. Sejujurnya, ia tidak berpikir sampai situ. Seth sangat membantunya dalam menyempurnakan teorinya. Awalnya, ia hanya berpikir bahwa “benar” dan “baik” adalah kata yang subjektif. Kemudian, ia mulai sadar bahwa “tepat” juga bisa saja subjektif. Penjelasan Seth berhasil menjawab pertanyaannya. “Lalu, perkataan apa lagi yang aneh dari Tyra?” tanya Klaus. Ia sudah mencatat beberapa poin yang dikatakan Tyra padanya. Namun, ia ingin mendengar dari Seth lebih dahulu. Jika ada kalimat yang sama, maka ia akan membahasnya lagi. “Ah, kau mau dengar yang paling aneh? Ia pernah mengajakku untuk menikah,” kata Seth. “Ia bilang bahwa ia ingin menggenggam tanganku.” “Oke, itu lebih aneh.” Sejujurnya, Seth sedikit menyesal karena mengungkapkan soal itu kepada Klaus. Tetapi, mengetahui reaksi Klaus sangat tenang, ia pun ikut tenang. Juniornya itu juga terlihat bukan orang yang suka bercanda. “Aku rasa, menikah dan menggenggam tangan ini juga ada artinya,” ucap Klaus. “Klaus, bagaimana jika kita mengajak Tim Eria dan Elite untuk berdiskusi bersama? Kalau hanya kita yang membahas ini, maka teorinya akan sangat sempit. Kita perlu mendengar pendapat orang lain juga.” “Tim Elite sedang mencari Amy Wing, kan?” “Kalau begitu, Tim Eria dulu,” jawab Seth lalu langsung melanjutkan perkataannya. Ia baru teringat akan sesuatu. “Ah, Eugene adalah yang paling hebat dalam hal ini. Di antara semua anggota, Eugene lah yang paling mirip dengan Tyra. Mereka sama-sama tidak bisa ditebak.” “Kalau begitu, kita bahas yang kita bisa dulu.” Klaus menopang dagunya lalu mengulang pernyataan sebelumnya. “Tidak membunuh Tyra adalah keputusan yang tepat – kenapa?” Seth mengambil alih kertas dan pena milik Klaus. Ia tampak terkejut dengan tulisan Klaus di sana. Tulisannya sangat berantakan. Sepertinya, hanya si penulis yang bisa membaca apa yang ada di sana. Seth melirik sebentar ke arah Klaus. Awalnya, ia ingin mengomentari tulisan tangannya. Tetapi, ia membatalkan niatnya karena Klaus terlihat fokus berpikir. “Alasan tidak membunuh Tyra adalah keputusan yang tepat.” Seth membalikkan kertasnya. Ia menulis apa yang barusan ia ucapkan di bagian belakang. Tulisan tangannya berbanding terbalik dengan Klaus. Tulisan Seth sangat rapi dan elok.  “Kalau dilihat dari banyaknya petunjuk tersirat, mungkin karena ia mengetahui sesuatu yang kita tidak ketahui?” tebak Klaus. Seth mencatat jawaban Klaus di sana. Kemudian, ia menuliskan jawabannya di bawahnya. “Karena dia bukan pelaku dari kasus di Yasle, tetapi saksi.” “Atau dia adalah korban?” tambah Klaus. “Ide yang menarik,” ucap Seth lalu mencatat ucapan Klaus barusan. “Tiga poin ini sangat krusial – pelaku, saksi, atau korban. Jika kita tahu, maka kita akan bisa menghubungkan semuanya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD