14. Lost in Mind

1876 Words
Lou terus saja mundar-mandir di ruangan Herreros. Ini membuat sang pemimpin tidak kuasa menahan rasa penasaran. “Apa yang sedang kau pikirkan, Lou?” Lou menghentikan langkahnya lalu membungkuk ke arah Herreros. “Maaf, Tuan. Saya sedang memikirkan bagaimana cara mengeluarkan Klaus dari penjara.” “Kenapa kau ingin ia keluar? Bukannya ia sudah mengakui tindakannya?” tanya Herreros. “Menggeledah barang di rumah Tuan Ritchie memang sangatlah salah.” “Apa Tuan berpikir bahwa Klaus adalah anak seperti itu?” tanya Lou. “Lalu, kenapa kau menangkapnya?” tanya Herreros. “Kaulah yang menangkap basah Klaus. Jika kau berpikir bahwa ia bukan anak seperti itu, kenapa kau menangkapnya sejak awal?” Wajah Lou menjadi panik. “Karena saya sedang bersama para pengawal. Jika saya sendirian, saya tidak akan menangkapnya. Saya juga mengira dia akan langsung menjelaskan alasannya. Tetapi, saya tidak menyangka ia akan tutup mulut seperti ini.” Herreros tertawa. “Tapi, untuk apa kau datang ke rumah Tuan Ritchie di tengah hari?” “Saya melihat ada setitik cahaya di dalam rumah Tuan Ritchie,” jawab Lou. “Seperti yang Tuan tahu, Tuan Ritchie tidak memiliki satu pun penerangan di rumahnya.” Herreros menganggukkan kepalanya berkali-kali. Ia tahu sekali tentang itu.  Ritchie Cleogard adalah pengguna elemen cahaya. Ia tidak membutuhkan alat penerang apapun. Ia hanya perlu menggerakkan sedikit tangannya untuk menciptakan cahaya.  Sejak dulu, Ritchie suka dengan kegelapan. Beliau mengatakan bahwa cahaya adalah hal yang paling bersinar di kegelapan. Dengan adanya kegelapan, maka kekuatannya sangatlah terlihat pengaruhnya. Ya, itu tidak salah. Tetapi, ini membuat rumahnya selalu gelap gulita. Tidak sedikit yang menganggapnya aneh. Meskipun begitu, kekuatannya dalam perang sangatlah hebat. Lou memetik jarinya. “Apa dia diancam oleh seseorang? Cocok sekali timing-nya. Baru kemarin ada ledakan di Escalera, lalu besoknya Klaus mendatangi rumah Tuan Ritchie. Apa tujuan ledakan itu adalah pengalihan untuk menyelidiki Tuan Ritchie?” “Itu… agak mustahil,” jawab Herreros. “Tuan, dua puluh lima tahun – Klaus harus berada di dalam sana selama itu. Saat ia keluar…” Lou menghitung dengan jarinya. “Ia sudah berumur empat puluh tiga tahun!” “Itu lebih baik daripada dia keluar saat sudah wafat.” Ucapan Herreros membuat Lou meringis. “Kenapa Tuan sangat tenang? Tuan bilang, ia bisa menjadi pengguna cahaya terhebat di Escalera.” “Sebentar lagi, dia juga akan keluar,” jawab Herreros dengan tenang. “Ngomong-ngomong, bagaimana perkembangan Tim Elite? Mereka sempat meninggalkan Escalera. Apa yang mereka lakukan?” “Ah, mengenai itu – saya juga tidak tahu.” *** “Kenapa kau tidak memberitahu saja alasanmu ke rumah Ritchie?” tanya Tyra. “Terlalu beresiko,” jawab Klaus singkat. “Apa selama ini kau memberikan kode kepadaku dan Seth?” “Ya, bisa dibilang begitu.” “Bisa kau langsung memberitahu semuanya? Tidak ada yang mengawasimu di sini.” “Ah, tidak seru!” teriakan Tyra membuat seisi perpustakaan menoleh padanya. Ia pun menatap sekeliling sambil tersenyum. “Maaf, buku ini memang tidak seru.” Sama seperti yang lainnya, Klaus juga menoleh ke arah Tyra. Ia terkejut dengan teriakan Tyra barusan. Suara Tyra sama seperti saat ia berteriak di dalam gua. Sepertinya, kalimat itu adalah kalimat khasnya. Klaus tahu jelas bahwa kalimat itu ditujukan kepadanya. Memang sangat tidak seru jika ia langsung meminta jawaban pada pembuat teka-teki. Seharusnya, ia mencari jawabannya sendiri. “Kau pernah dengar organisasi bernama Blade?” tanya Tyra. “Aku sering mendengarnya di akademi.” “Sepertinya, Escalera adalah target Blade sekarang. Ledakan kemarin juga karena Blade.” “Bagaimana kau bisa tahu?” Meski ekspresinya tidak bisa dilihat Tyra, Klaus tetap mengernyitkan dahinya. “Sudah kubilang, mataku ada dua.” “Lalu, kau sebenarnya ada di pihak siapa?” “Menurutmu?” Tyra bertanya balik. “Menurutmu, kenapa aku memberitahu ini semua kepadamu?” Entah kenapa, Klaus merasa tenang ketika mendengar pertanyaan itu. Secara tidak langsung, Tyra menjelaskan bahwa dirinya berada di pihak Escalera. “Balikkan halaman bukumu jika kau butuh bantuan,” ucap Klaus. Tepat pada saat itu, terdengar suara kertas yang dipindahkan ke sisi lainnya. Klaus tentu tidak bisa melihat apa yang sedang dilakukan Tyra. Namun, mendengar suara itu, ia yakin dengan jawabannya. “Tyra Edericka!” Tyra langsung mengangkat kepalanya. Pria yang sebelumnya menyerangnya dengan ular itu memanggilnya.  “Aku harap, kau merahasiakan tentang semua yang aku sudah katakan,” bisik Tyra sambil berjalan melewati Klaus. Klaus hendak bertanya alasannya kepada Tyra. Tetapi, karena ia tidak boleh menyita banyak waktu, ia membatalkan niatnya. Yang terpenting, ia sudah mendapat beberapa informasi dari wanita itu. Menjadi rahasia atau bukan, itu urusan nanti. Selang beberapa menit, Klaus bangkit lalu mengembalikan buku di rak. Setelah itu, ia berjalan keluar perpustakaan. Sesampainya di depan perpustakaan, ia dicegat oleh Bosley.  “Kau ingin kabur dari sini?” tanya Bosley. Klaus menatap Bosley bingung. “Siapa yang tidak ingin kabur dari penjara?” “Kau bisa kabur kapan saja, Nak,” jawab Bosley. “Asal kau menjelaskan alasanmu ke rumah Tuan Ritchie waktu itu.” Mendengar itu, Klaus hanya diam dan terus berjalan. Tentu saja ia sudah tahu tentang itu. Tidak perlu diingatkan lagi, ucapnya dalam hati. Ia tahu benar apa keputusan yang ia ambil sekarang. *** “Siapa namamu?” tanya Tyra sambil dituntun menuju ruang interogasi. Penjaga itu menatap Tyra dengan tajam. “Apa masalahmu?” “Kau terlihat sangat keren, melebihi Seth,” jawab Tyra. “Edberg,” jawab penjaga itu dengan singkat lalu membuka pintu menuju ruang interogasi.  “Tidak ada marga?” tanya Tyra. “Kau mau memiliki margaku sebagai nama belakangmu?” Edberg mendorong Tyra untuk duduk di kursi di hadapan Seth. Ia tidak menjawab pertanyaan Tyra barusan.  Sekarang adalah waktunya untuk diinterogasi. Karena Klaus sedang dipenjara, maka Seth melakukan pekerjaan ini lagi. Seth menyaksikan kejadian barusan. Manik matanya fokus ke Tyra yang baru saja didorong. Melihat ini, ia semakin yakin bahwa dirinya tidak diperlakukan dengan baik di Soleclar. Ia memerhatikan bekas gigitan ular yang dimaksud oleh Klaus sebelumnya. Setelah memastikan yang dilihat Klaus itu benar, ia pun kembali melihat wajah Tyra. “Senang sekali bisa melihatmu lagi, Seth,” ucap Tyra. “Bukannya kau belum lama ini mengusirku? Kau menyuruh Klaus menggantikanku.” Tyra tersenyum. “Tetap saja, aku senang melihatmu.” “Baiklah, terima kasih.” Seth membaca kertas yang ia bawa lalu kembali menatap Tyra. “Bisa jelaskan dari awal mengapa kau berada di Yasle?” “Aku baru saja dari perpustakaan. Apa kau mau tahu isi dari buku yang aku baca?” Nada Tyra terdengar sangat gembira. Tanpa menunggu Seth menjawab, ia langsung bercerita. “Seekor elang mengikuti gorila. Di tengah perjalanan, ia menemukan domba dan rusa yang sudah dimakan oleh beruang. Kemudian, elang itu kembali ke rumahnya.” “Kau membaca fabel?” tanya Seth. Tyra mengangguk. “Memang tidak seru.” “Kembali ke pertanyaan. Jelaskan dari awal mengapa kau berada di Yasle.” “Yasle merupakan tempat paling dekat dengan Escalera,” jawab Tyra. “Herreros pasti bisa mengetahui keberadaanku jika aku berada di sana.” “Jadi, kau sengaja ke Yasle supaya bisa ditangkap?” “Orang bodoh mana yang mau ditangkap?” Tyra mengerutkan dahinya. “Setelah bersembunyi hampir dua tahun?” “Lalu, kenapa kau ingin keberadaanmu diketahui oleh Tuan Herreros? Apa kau bosan hidup?” Seth memiringkan kepalanya. Tyra mendengus. “Apa kau pikir itu adalah jawabannya?” “Lalu?” “Aku hanya rindu pada Herreros. Itu saja,” jawab Tyra. “Apa kau berniat membunuh Tim Eria waktu itu?” tanya Seth. Tyra mengadahkan kepalanya – berusaha mengingat. “Mungkin. Tetapi, kau dan Pilav sangat mengganggu.” “Kau bisa melihat itu semua? Bukannya waktu itu kau masih di gua?”  “Kaca itu berubah menjadi diriku dan memiliki mana milikku. Tentu aku bisa melihatnya dengan jelas,” jawab Tyra lalu tersenyum, ia baru mengingat sesuatu. “Ah, diskusi waktu itu sangat menarik.” “Diskusi?” Seth membulatkan matanya ketika mengerti diskusi apa yang dimaksud oleh Tyra. Tyra tersenyum puas ketika melihat ekspresi Seth.  Seth segera bangkit dari kursinya. Gerakannya tampak terburu-buru. “Terima kasih untuk hari ini.” Seth keluar dari Soleclar dengan langkah yang gemetar. Bulu kuduknya berdiri. Ucapan Tyra sangat membuatnya terkejut. Ia menjadi tahu alasan mengapa Tyra bisa mengenal Klaus. Rapat yang dilakukan oleh Tim Elite dan Tim Eria di rumah Arias didengar semuanya oleh Tyra. Koin yang berisi mana Tyra berada di sana saat itu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Tyra berhasil mengingat bagaimana Klaus berkontribusi dalam diskusi itu. Dengan alasan yang kuat, Tyra memilih Klaus untuk menginterogasinya. *** Klaus terbaring di lantai selnya. Di sudut selnya memang sudah disediakan tempat tidur. Hanya saja, terbuat dari kayu. Klaus berpikir bahwa tidak ada bedanya berbaring di mana pun – semuanya keras. Meski berbaring, Klaus tidak memejamkan matanya. Ia melirik ke segala arah – berharap ada keajaiban yang muncul di sekelilingnya. Sejujurnya, ia tidak merasa keberatan jika harus menghabiskan waktu selama dua puluh lima tahun di sini. Tetapi, masih banyak yang belum ia lakukan di dalam hidupnya. Klaus masih ingin menggeledah rumah Ritchie Cleogard. Barang yang ia cari sejak dulu itu belum ditemukan hingga sekarang. Ia juga masih ingin meningkatkan kemampuannya. Ia masih ingin bertemu dengan rekan-rekannya.  Untuk keluar dari penjara, ia harus membongkar rahasia tentang dirinya. Klaus bukan merasa tidak siap untuk memberitahu hal itu. Tetapi, sekarang bukanlah waktu yang tepat. Ketika ia memberitahu tentang ini, maka kehidupannya akan berubah seratus delapan puluh derajat.  Kabur dari penjara pun sudah pernah terlintas di pikiran Klaus. Di otaknya, ia sudah membuat berbagai rencana untuk kabur. Meski baru beberapa hari berada di sini, ia sudah bisa mengamati banyak hal. Ia tahu tempat di mana tidak ada penjaga sama sekali. Ia juga tahu tempat untuk segera keluar dari penjara. Memikirkan tentang itu, Klaus kembali teringat dengan Tyra yang sempat menghampiri selnya tempo hari. Tyra terhitung sudah kabur dari penjara. Perempuan itu memang terkesan aneh dan tidak bisa ditebak. Tetapi, setelah berbincang secara langsung, Klaus merasa bahwa perempuan itu sangatlah hebat.  Tidak banyak yang Klaus tahu tentang Tyra. Mereka sesama kriminal sekarang. Yang ia tahu, Tyra sudah menjadi buronan karena pernah membakar beberapa rumah di Escalera. Cukup memakan banyak waktu hingga akhirnya ia berhasil diamankan di Soleclar.  Kabar tentang kebakaran yang disebabkan oleh Tyra adalah yang paling menggemparkan di tahun itu. Saat kejadian, Klaus masih di akademi dan sedang latihan untuk evaluasi. Ia masih ingat dengan jelas ada api yang terlihat tidak jauh darinya waktu itu.  Mata Klaus membesar ketika menemukan sebuah kecocokan antara kejadian kebakaran di tahun itu dan tahun sekarang. Kebakaran itu dimulai dengan ledakan. Kemudian, ledakan itu berubah menjadi deretan api yang menjalar. Saat dipikir berulang kali, kejadian itu bukan cocok lagi. Tetapi, memang sama persis. Untuk kebakaran yang kedua, Tyra sedang dipenjara. Lalu, bagaimana menjelaskan keterkaitan Tyra dengan kejadian waktu dulu? Bagaimana jika bukan Tyra yang membakar Escalera waktu itu? Tyra bukan pengendali api. Kenapa ia harus menghancurkan bangunan dengan api yang bukan keahliannya? Kenapa ia tidak menggunakan pasir yang merupakan elemennya? Klaus sibuk dengan pikirannya. Ia berdebat dengan dirinya sendiri. Ia ingin mendapatkan jawaban sekarang juga. Ia tidak bisa tidur dengan pikiran yang tidak tenang. TIba-tiba, jantung Klaus berdetak dengan kencang. Ia mengingat suatu hal yang pernah ia pelajari secara singkat di akademi: pasir jika bertemu api akan berubah menjadi kaca. Fakta ini berkaitan dengan adanya monster kaca yang ada di Yasle.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD