15. With Bosley Moon

1345 Words
Seth menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia sedang sibuk dengan pergulatan di otaknya. Ia sendiri tidak sadar akan gerakan tangannya itu. Sebelumnya, ia sudah menjelaskan semuanya kepada Tim Elite. Ia menjelaskan apa yang dibahas dirinya dengan Klaus sebelumnya. Ia juga memberitahu fakta bahwa selama ini Tyra “hadir” dalam rapat di rumah Arias. Koin-koin yang sebelumnya Elite dapatkan dari Yasle itu sudah diberikan ke Laboratorium Escalera untuk diteliti. Sepertinya, Tyra juga tidak bisa menerima informasi lagi dari koin – mengingat mana tidak akan bertahan lama jika disimpan di benda mati. Prinsip koin itu mirip dengan ceodrin – menyimpan mana. Namun, ceodrin adalah perangkat yang dirancang khusus. Berbeda dengan koin yang hanya menjadi sebuah media. Setelah sudah membeberkan semua informasi yang didapatkan, Seth pun menugaskan ketiga rekannya untuk fokus ke Amy saja. Seth sendiri ingin menyelidiki lebih dalam mengenai Tyra. Jika Klaus sudah keluar dari penjara, maka Elite dan Eria akan kembali bertemu untuk membahas semuanya lebih lanjut. “Seth.”  Mendengar panggilan itu, Seth tersentak. Ia langsung menoleh ke belakang. Di sana terlihat Pilav yang berdiri di ambang pintu.  “Pilav? Kenapa?” tanya Seth. “Apa kau tahu jika Tuan Herreros menaruh rasa curiga pada kita?” tanya Pilav. “Kita keluar dari Escalera tanpa melaporkan apa-apa. Ya, aku rasa itu alasan yang masuk akal untuk mencurigai Tim Elite.” “Aku tidak heran jika kita dicurigai,” jawab Seth. “Memang tidak ada pilihan lain. Lama-kelamaan, aku hanya bisa percaya kepada tim kita saja.” Seth memang sudah memikirkan secara matang sebelumnya. Ia memutuskan untuk tidak melaporkan apapun kepada atasan. Ia hanya ingin menyimpan persoalan ini dengan Tim Elite. Alasannya? Setelah diskusi dengan Klaus, ia menjadi berpikir lebih luas. Jika Tyra tidak berani berbicara yang sebenarnya, maka ada orang yang lebih kuat darinya – yang dapat mengancam nyawanya. Pilav menganggukkan kepalanya – mengerti maksud dari Seth. “Kita bertiga sedang memikirkan cara menangkap Amy Wing. Apa kau masih menyelidiki Tyra?” tanya Pilav sambil berjalan mendekati Seth. “Kau sedang apa?” “Menyelesaikan teka-teki.” “Seekor elang mengikuti gorila. Di tengah perjalanan, ia menemukan domba dan rusa yang sudah dimakan oleh beruang. Kemudian, elang itu kembali ke rumahnya.” Pilav membaca tulisan yang ada di kertas. “Apa jawaban dari teka-teki ini penting?” “Iya, sangat penting.” Pilav menarik bangku yang ada di dekatnya lalu duduk di sebelah Seth. Ia membaca berulang-ulang paragraf itu – berharap bisa menyimpulkan sesuatu. “Kau tahu, kadang aku berpikir, kenapa tidak ada tim baru di Escalera?” Pilav menopang dagunya. “Tim itu bertugas untuk menyelesaikan teka-teki dan beranggotakan orang-orang yang cerdas. Sedangkan untuk kita yang bisa bertarung, hanya bertarung. Rasanya melelahkan harus memakai otak dan fisik seperti ini.” Seth tertawa mendengar keresahan dari rekannya. “Benar juga. Tetapi, itu agak sulit. Kau bilang, Tuan Herreros sudah mencurigai kita karena bergerak sendiri. Jika sungguhan ada tim seperti yang kau bilang, maka akan mencurigakan lagi karena kita menyelidiki sesuatu yang bukan wewenang kita.” “Ah, aku tidak memikirkan soal itu,” jawab Pilav lalu kembali berkutat dengan teka-teki yang ada di hadapannya. “Oi, jangan pacaran terus!” seru Eugene. Pintu ruangan itu memang terbuka sejak awal. Seth dan Pilav sontak menoleh. Tetapi, tatapan mereka berbeda. Seth nyengir sedangkan Pilav berwajah datar. “Daripada kau berisik, lebih baik bantu kami menyelesaikan teka-teki,” jawab Pilav. Eugene menghampiri kedua rekannya dan membaca tulisan tangan Seth di kertas. “Ini mudah, kan?” “Mudah?” tanya Seth dan Pilav berbarengan. Nada bicara mereka menandakan tidak terima dengan perkataan Eugene. Mereka berdua sudah berpikir sejak tadi dan tidak ada hasil sama sekali. Eugene seakan-akan meremehkan itu. “Ada disebut nama-nama binatang di sini. Sudah jelas kalau ini mengenai inisial,” jelas Eugene. “Catat saja semua inisial dari binatang yang disebut.” Seth segera mengikuti perintah dari Eugene. Pilav memiringkan kepalanya – berusaha menebak apa yang didapatkan dari nama-nama itu. “E-G-D-R-B-E,” sebut Seth. Eugene melihat membaca paragraf itu lalu menyebut sebuah nama. “Edberg?” “Edberg? Apa kau kenal dia?” tanya Pilav. “Sepertinya aku pernah mendengar namanya dari ayahku.” Eugene menyipitkan matanya – berusaha memutar ingatannya. “Oh! Dia penjaga penjara yang bertugas di sel Tyra.” Seth memetik tangannya. “Ah, apa dia yang menyerang Tyra?” “Eugene, aku baru tau kalau kau jenius,” ucap Pilav. Eugene menyisir rambutnya ke belakang sambil memamerkan deretan giginya. Dagunya diangkat dan matanya terpejam. “Tentu saja. Aku Eugene Moon, orang paling keren di Escalera.” “Di mana ayahmu sekarang?” tanya Seth. “Kenapa? Kau mau memberitahu seberapa pintarnya diriku? Tidak perlu, tidak perlu.” Pilav menendang tulang kering milik Eugene. Tentu sang korban berteriak kesakitan. Teriakannya ini mengundang kehadiran Nyridia yang sebelumnya ada di ruangan lain. “Ada apa?” tanya Nyridia. “Hanya situasi yang sudah biasa terjadi.” Seth nyengir sambil menunjuk Eugene yang masih memegangi kakinya. Nyridia menganggukkan kepalanya berkali-kali karena mengerti. “Situasi yang sudah biasa terjadi…” *** Tim Elite mengundang Bosley Moon ke markas mereka. Awalnya, mereka ingin menghampiri Soleclar bersama. Tetapi, jika mereka melakukannya, mereka akan semakin dicurigai oleh Herreros. Seth menjelaskan situasi yang sedang terjadi – meski belum diyakini faktanya – kepada Jenderal Bosley. “Aku sudah mengerti situasinya. Jadi, menurut kalian, Tyra itu tidak bersalah?” tanya Bosley. “Bersalah atau tidak, aku masih tidak tahu. Yang terpenting, ia sudah memberikan informasi penting kepadaku,” jawab Seth. “Apa kalian tahu Blade?” “Ya, tentu kami tahu. Apa Paman ingin memfokuskan titik ke Blade?” tanya Seth yang dibalas dengan anggukan Bosley. “Blade adalah organisasi yang tidak pernah mendatangi ke Escalera sebelumnya. Kita hanya tahu mereka dari mulut ke mulut,” ucap Bosley. “Lalu, bagaimana bisa Tyra mengetahui soal pergerakan mereka?” “Ia sudah kabur selama hampir dua tahun. Bukannya itu hal yang tidak dicurigai? Bisa saja dia bertemu dengan Blade selama itu,” ucap Pilav. Bosley menggeleng. “Itu berarti… Tyra adalah bagian dari Blade.” “Kalau dia bagian dari Blade, kenapa Edberg menyerangnya ketika ia memberi informasi tentang Blade?” tanya Pilav. Ia tampak emosi. “Kenapa juga ia memberitahu Seth tentang Amy Wing?” “Bagaimana jika Edberg juga bagian dari Blade?” tanya Nyridia lalu jeda beberapa detik. “Eh, sebentar. Kalau penjaga penjara yang terpercaya seperti dirinya saja adalah bagian dari Blade, berarti ada anggota Blade lain di Escalera.” “Kita tidak bisa menutup kemungkinan bahwa Edberg menyerang Tyra dengan alasan lain,” ucap Bosley. “Mungkin karena ia memiliki dendam pribadi. Atau mungkin ia kesal dengan pribadi Tyra yang tidak waras.” “Untuk alasannya mungkin belum pasti. Tapi, fakta bahwa Edberg yang melakukannya itu sudah pasti, kan?” tanya Seth. “Benar. Aku sedikit kecewa ketika mengetahui itu. Edberg sudah bekerja selama sepuluh tahun di Soleclar,” ucap Bosley. “Dua puluh tahun?” tanya Pilav. “Kalau sepuluh tahun, berarti dia sudah terpercaya dong?” Bosley mengangguk berkali-kali. “Karena itu, aku menempatkannya di sel Tyra.” “Sudah sepuluh tahun juga dia mengkhianati Escalera…” Seth mengatakan itu secara tidak sadar.  “Kenapa kalian harus berpikir secara rumit?” Eugene yang sejak tadi hanya menjadi pendengar, kini angkat bicara. “Kita hanya perlu bertanya langsung pada Tyra, kan?” Empat orang lainnya menatap Eugene. Ia menjadi pusat perhatian saat ini. Tentunya, mereka tidak bisa berkata-kata. Dalam hati mereka, mereka ingin berteriak, “Aku juga sudah tahu!” “Pintu keluar ada di sana.” Bosley tersenyum sambil mengarahkan tangannya ke arah pintu. Ia tampak lelah dengan solusi dari anaknya barusan. “Tidak, Ayah, dengarkan aku dulu.” Eugene membela dirinya. “Bagaimana jika semua penjaga dilarang masuk ke ruangan interogasi? Dengan begitu, Tyra harusnya bisa mengatakan semuanya.” Bosley menggeleng. “Soleclar memiliki peraturan. Para penjaga yang berada di ruangan itu bertugas sebagai saksi jika adanya kecurangan. Satu-satunya jalan yaitu dengan memecat Edberg.” “Siapa yang membuat peraturan itu?” tanya Eugene. “Ayah,” jawab Bosley. “Ya… kalo begitu, ubah aja?” Eugene mengangkat satu alisnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD