19. The Unfolded Stories

1535 Words
Setelah sempat mampir di markas Tim Elite, Seth mendatangi kantor pusat untuk melaporkan kematian Amy Wing. Ia menceritakan kejadian lengkapnya kepada sang pemimpin. Ia juga menyebut Klaus yang berkontribusi pada pembunuhan itu. “Apa sudah dibuktikan bahwa Amy Wing adalah pelakunya?” tanya Herreros. Seth mengangguk. “Tyra sudah menjelaskan semuanya. Pelaku sebenarnya adalah Amy. Ada bukti yang kuat mengenai itu.” “Akhirnya Tyra membuka mulutnya, ya ….” Herreros menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Lalu, mana buktinya?” Seth merogoh saku mantelnya. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah kristal kecil dan menaruhnya di atas meja Herreros. Ia menggenggam kristal itu dan menyalurkan energi miliknya. Beberapa saat kemudian, muncul gambar yang bergerak di dalam kristal itu. Dari kelihatannya, ini merupakan putaran memori milik Tyra. Pada kristal itu memperlihatkan kejadian saat Amy melemparkan bola api dari atas langit. Sayapnya sesekali dikepakkan. Tyra yang menyaksikan itu pun berlari mendekati tempat kejadian. Namun, ketika sampai, semua orang menyergap dirinya dan menjadikannya sebagai pelaku. Mata Tyra mengarah ke atas. Tampilan pada kristal itu juga berubah menyesuaikan arah pandangan Tyra waktu itu. Dapat terlihat jelas Amy yang sudah terbang meninggalkan Escalera. Setelah rekaman itu berakhir, Seth menambahkan, “Kemudian, bukti selanjutnya adalah Tyra memiliki alibi untuk kejadian ledakan beberapa hari yang lalu. Kejadian itu sama persis dan dipastikan dilakukan oleh orang yang sama. Namun, Tyra tidak berada di posisi untuk bisa melakukan itu karena dirinya sedang ada di Soleclar.” “Apa rekaman ini bisa dipercaya?” tanya Herreros. “Kristal ini merupakan perangkat dari Alba, namanya Leon’s Crystal. Kristal ini bisa menyimpan memori seseorang. Tyra menyimpannya dengan baik. Barang ini bahkan tersimpan di tumpukkan barang miliknya di Soleclar bersama dengan senjata dan pakaiannya. Dapat disimpulkan, ia membawa barang ini ke mana pun ia pergi,” jelas Seth. Herreros terlihat kagum dengan perangkat itu. “Alba … wilayah yang unik. Bahkan, sampai sekarang, Alba terlihat makmur tanpa adanya kemunduran.” “Apa Tuan tidak pernah mendengar soal perangkat ini?” Herreros menggeleng. “Saya menghabiskan waktu hidup saya di Escalera. Saya jarang sekali mendatangi wilayah lain, apalagi mempelajarinya.” “Ah, saya lupa menanyakan satu hal. Apa boleh mengajarkan Trace Art kepada Klaus?” tanya Seth. “Sekarang bukanlah waktu yang tepat. Kita harus menunggu Klaus untuk berkembang lagi. Paling tidak, sampai dia menguasai penggunaan energi,” jawab Herreros. “Kau bilang, dia tidak berhasil menghancurkan sayap Amy. Berarti, dia belum bisa memanfaatkannya dengan baik.” “Baik, Tuan.” “Aksimu patut diberi penghargaan, Seth. Ini pertama kalinya Tim Elite mengalahkan anggota Blade,” ucap Herreros lalu menatap atap kantornya. “Tetapi, soal Rivera … saya rasa pemimpinnya akan turun tangan jika tahu tentang hal ini.” Seth reflek menepuk dahinya. “Maaf, Tuan. Saya tidak memikirkan soal itu.” “Tidak apa-apa. Lagi pula, sudah terjadi. Kita hanya perlu menunggu kedatangan wanita itu,” jawab Herreros. “Pasti dia akan memperbesar masalah ini.” *** Kabar kematian Amy Wing yang terjadi di Rivera itu sedikit membuat kekacauan. Pertarungan itu—tepatnya, petir dari Seth berhasil disaksikan oleh banyak mata. Beberapa orang juga melihat warna sungai di Rivera yang berubah menjadi hitam. Kejadian ini pun dilaporkan oleh penduduk sekitar dan diselidiki oleh kesatria dari Rivera. Bagaimana kejadian ini tidak diselidiki? Ini pertama kalinya warna sungai menjadi hitam sepanjang sejarah. Seth adalah pemecah rekor meski berasal dari wilayah lain. Pemimpin Rivera, Selena, pada akhirnya mendapat kabar bahwa pelakunya adalah dua kesatria dari Escalera. Dalam waktu yang singkat, ia mendatangi kantor pusat Escalera secara langsung. Kakinya yang jenjang membuat langkah Selena terlihat gagah dan mengintimidasi. Di sisi lain, wajahnya terlihat sangat muda meski sudah berada di usia tiga puluh akhir. Rambutnya yang berwarna biru laut itu disanggul dengan rapi. Selena sebenarnya tidak ingin memperbesar masalah ini. Tetapi, mau bagaimanapun, sungai itu adalah kawasan Rivera, aset milik Rivera. Ia hanya melanjutkan apa yang dipegang teguh oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya. Selain itu, hubungan Rivera dan Escalera memang tidak baik. Fakta itu menambah pikiran bagi para petinggi. “Bukankah kita sudah pernah sepakat untuk tidak melewati perbatasan satu sama lain?” tanya Selena setelah duduk di hadapan Herreros. Manik mata birunya menatap Herreros dalam—rasanya, seperti menenggelamkannya. “Yasle adalah garisnya. Tetapi, apa ini? Saya mendengar bahwa pelakunya adalah orang dari wilayahmu.” Herreros mengangguk. “Saya juga sudah mendengar tentang itu. Pertama-tama, saya minta maaf sebesar-besarnya. Ke depannya, saya harap tidak akan ada kejadian seperti ini lagi.” “Untuk apa kita sepakat untuk menjaga perdamaian di perbatasan? Apa kesatriamu tidak tahu soal itu?” Selena terus memojokkan Herreros. “Dengar, saya tidak peduli soal apa pun alasan kesatria dari Escalera sampai jauh-jauh bertarung di Rivera. Tetapi, ini soal teritorial.” “Saya mengerti, Nona Selena. Untuk menebus kesalahan, apa yang bisa Escalera lakukan untuk Rivera kali ini?” Selena terkekeh. “Kamu pikir saya adalah orang yang menginginkan sesuatu sampai datang sendiri ke tempat tinggal si pembuat masalah? Saya hanya memberi peringatan. Urus kesatriamu dengan benar.” “Baiklah.” “Tuan Herreros, maaf mengatakan ini. Tetapi, saya rasa Tuan Ritchie jauh lebih kompeten daripada dirimu,” ucap Selena. Herreros mengedikkan bahu. “Entahlah. Mungkin waktu Tuan Ritchie menjabat, kau masih terlalu kecil untuk mengetahui dunia luar.” Selena menggertakkan giginya ketika mendengar jawaban itu. Perbedaan umur mereka memang cukup jauh. Bahkan ketika Herreros sudah memimpin Escalera, Selena masih berumur delapan tahun. “Terlepas dari itu, ketika Tuan Ritchie memimpin, beliau tidak pernah membuat masalah dengan wilayah lain,” balas Selena. Dari percakapan antara dua pemimpin ini pun, sudah dapat diketahui alasan kedua wilayah itu bermusuhan. Ya, meski alasannya bukan hanya karena itu. Escalera dan Rivera sudah sejak lama memiliki hubungan seperti ini—bahkan sebelum Herreros dan Selena lahir. Escalera dan Rivera awalnya adalah satu wilayah. Hanya saja, karena ada perselisihan antara dua kubu, wilayah ini menjadi pecah. Sejak itu, kedua wilayah tersebut selalu bermusuhan. Herreros tidak menanggapi jawaban dari Selena. Mungkin karena ia sudah semakin tua, ia semakin tidak ingin membuang waktu dan tenaga untuk hal yang tidak penting. Di sebelahnya, Lou terlihat panas dan mulutnya gatal—ia ingin menjawab perkataan Selena. “Sepertinya sudah cukup. Saya tidak memberi hukuman kepada kesatriamu. Saya dengar, pertarungan itu adalah pertarungan melawan Blade? Organisasi itu memang sejak dulu membuat kepala sakit. Mungkin itu kompensasi dari Rivera. Kami tetap berterima kasih atas itu. Bagaimanapun, urus kesatriamu dengan baik. Tidak perlu saya yang menegur, bukan?” Selena memiringkan kepalanya lalu bangkit dari kursi. “Saya kembali dulu ke Rivera.” “Terima kasih, Nona Selena.” Herreros ikut berdiri lalu mengantar Selena sampai di depan pintu kantornya. Selanjutnya, Lou yang bertugas sebagai pemandu jalan untuk Selena. Selang beberapa menit, Lou kembali ke kantor Herreros. Dari raut wajahnya, ia terlihat kesal. “Kedatangannya itu seperti ombak besar yang tiba-tiba menyerang Escalera,” ucap Lou. “Saya benar-benar tidak bisa menghadapinya.” Herreros tertawa khas orang tua. “Jika kau memasang tembok yang kokoh, ombak itu tidak akan bisa mengguncang apapun.” Lou membungkuk pada Herreros. “Saya tidak bisa sekuat Tuan.” “Meski dia sempat membandingkan saya dengan Tuan Ritchie, saya tidak bisa menyangkalnya. Tuan Ritchie memang seseorang yang sangat hebat. Entah di mana dia sekarang .…” Herreros menatap ke luar jendela. “Kenapa Tuan mengatakan itu? Tuan Ritchie bukannya sudah meninggal sejak lama—sejak Tuan diangkat menjadi pemimpin?” tanya Lou. Herreros membulatkan mata kemudian melihat ke arah Lou. “Ah, kamu belum tahu soal itu, ya?” “Soal itu?” “Kematian Tuan Ritchie dipalsukan oleh para petinggi Escalera. Beliau tidak benar-benar mati. Saya yang waktu itu adalah seorang kesatria muda yang masih sangat polos. Ketika saya ditunjuk secara tiba-tiba menjadi pemimpin, saya tidak bisa menghentikan kaki saya yang gemetaran.” “A—apa? Bukannya Tuan Ritchie terbunuh saat perang?” Herreros mengeluarkan tawa khasnya. “Kamu pikir, orang sehebat dirinya itu bisa mati hanya karena perang biasa?” “Lalu, kalau beliau belum mati, kenapa kematiannya dipalsukan?” “Beliau … terlalu fokus menyelidiki Blade,” jawab Herreros. Perkataannya memang seperti sudah menjawab pertanyaan Lou. Tetapi, itu malah melahirkan lebih banyak pertanyaan. “Maaf jika saya lancang, tapi, bolehkah saya bertanya kenapa beliau sampai diturunkan dari jabatannya hanya karena itu? Kalau Tuan Ritchie mengincar Blade, bukannya seharusnya cepat atau lambat akan ada titik temu dengan penyelidikan Tim Elite?” “Kau tahu Lou, ketika kau terlalu mendalami sesuatu, kau selalu memikirkannya. Bahkan, setiap kau bernapas, yang keluar dari embusanmu adalah hal itu. Itu yang dilalui Tuan Ritchie,” ucap Herreros. “Kau tahu maksud saya, kan?” Lou membeku ketika mendengar itu. “Jadi … pikiran Tuan Ritchie sudah tidak sehat?” Herreros mengangguk. “Kalimat yang kau barusan bilang adalah kalimat yang sangat halus. Itu benar. Beliau melakukan apa pun demi menyelidiki Blade, termasuk mengorbankan kehidupannya yang seharusnya menjadi seorang pemimpin.” “Saya mengerti.” “Kalau begitu, sampai sini saja membahasnya,” ucap Herreros. “Tolong panggil Arias Ocleria. Ada misi baru untuk Tim Eria.” “Misi baru?” “Soal energi di Desa Gowi. Saya tidak bisa berhenti memikirkannya. Ditambah lagi, barusan ada masalah dengan Rivera,” jawab Herreros. “Sepertinya memang sudah waktunya Escalera berkenalan dengan wilayah lain.” “Baik, Tuan. Saya mengerti,” jawab Lou lalu mengeluarkan ceodrin miliknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD