bc

Cinta 100 Kg

book_age18+
133
FOLLOW
1K
READ
family
HE
love after marriage
drama
sweet
bxg
brilliant
like
intro-logo
Blurb

"Bee, ce-petan ish, nan-ti anak-anak bangun," pinta seorang wanita bertubuh gemuk kepada sang suami yang tengah bergerak di belakangnya.

Tak peduli dengan apa yang dikatakan sang istri, Saga malah asyik bergerak dengan lambat karena ia ingin menikmati permainan paginya.

Namun tiba-tiba ....

"Mami!" Suara teriakan putri mereka menjadi tanya keduanya harus berhenti.

Itu adalah Restu Kanaya Putri wanita bertubuh gemuk ini, pernah menjadi pemenang kontes kecantikan. Semua pria memujanya, sampai ia bertemu dengan Alvian Saga Manendra seorang CEO di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan sehat BlueRed Food.

Kehidupan Saga dengan Reres begitu harmonis dan bahagia. Bahkan mereka kini dikaruniai dua orang buah hati Nay 5 tahun dan Kay 2 tahun.

Menjadi istri Saga yang selama ini dikenal cukup memikirkan tentang kesehatan, membuat Reres acap kali mendapat gunjingan, karena tumbuh gemuknya. Bukan hanya dari orang luar, tapi juga sang ibu mertua.

chap-preview
Free preview
pembukaan
"Bee bangun dong," kata Saga membangunkan sang istri ingin sekali dapat cumbuan pagi. "Aku masih ngantuk banget. Lagian kamu kan masuk siang Nanti." Reres tak membalik tubuhnya ia malah kembali memejamkan matanya "Aku mau minta jatah pagi. Aku nggak tahan banget Bee. Ayo dong." Saga memaksa. Ini akibat ulahnya menonton drama yang berisikan adegan dewasa. Reres, wanita bertubuh gemuk itu menatap sang suami dengan kesal. Sementara sang suami menatap dengan senyum ia benar-benar tak tahan ingin mendapatkan jatah paginya. "Emang kamu habis ngapain sih?" "Tadi nggak sengaja film drama ternyata ada adegan begitunya. Aku jadi inget kamu." Reres gelengkan kepala. Sang suami bukannya segera tidur lagi setelah terbangun, malah asik nonton drama untuk dewasa. "Makanya kalau habis kebangun itu langsung ti—" Tak membiarkan sang istri bersuara lagi ya segera mencium bibir wanita di hadapannya kini. Bukan hanya mulutnya yang bergerak bebas, tetapi juga tangannya yang bergerak, memainkan segala hal yang bisa ia jamah di tubuh wanitanya itu. Tentu saja karena nafsunya juga mudah terpancing Reres larut. Kemudian suara ruangan berubah menjadi desahan dan lenguhan. Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi dan tentu saja mereka harus buru-buru sekali. Reres rebah dengan pakaian yang sudah compang-camping akibat ulah suaminya. Meskipun sang istri memiliki tubuh yang gemuk, tapi Saga tetap sangat menikmati kegiatan panas mereka di atas ranjang. Pria itu sudah melakukan pelepasan pertamanya. Dan Reres entah sudah berapa kali. Namun Saga belum juga puas ia ingin sekali lagi. Ingin bergerak di belakang sang istri. Tangannya yang berotot menggenggam erat rambut Reres. Makan dulu hentakan ia lakukan membuat wanita di depannya memekik tertahan. Permainan itu sangat lama karena Saga menikmatinya. "Bee, ce-petan ish, nan-ti anak-anak bangun," pinta seorang Reres. Tak peduli dengan apa yang dikatakan sang istri, Saga malah asyik bergerak dengan lambat. Karena setiap pagi ya jarang sekali mendapatkan jatah seperti ini. "Mami!" Suara teriakan dari luar terdengar itu adalah anak pertama mereka yang terbangun dari tidurnya. "Ah Nay!" Kesal Saga. *** Reres selalu dengan segera pagi ini melakukan semua kegiatannya seperti biasa. Ia kini baru saja selesai membuat sarapan. Kemudian wanita itu melangkahkan kakinya untuk kembali ke dalam kamar. Sang suami masih berada di kamar untuk menyiapkan dirinya berangkat ke kantor. Saat Reres masuk ke dalam kamar, Saga tengah memakai kemeja. Dengan langkah bergegas yang mendekati sang suami lalu membantu mengancingkan. "Anak-anak udah pada bangun Bee?" Saga bertanya pada sang istri. "Udah, lagi nunggu kamu buat sarapan bareng." "Hmm, sorry aku kelamaan di toilet," ucap Saga Kemudian mendapatkan lirikan dari Reres. Reres masih menatap sang suami dengan tatapan penuh selidik. Sementara Saga jadi salah tingkah sendiri mendapat tatapan mematikan dari istrinya itu. "Ngapain kamu di sana lama-lama?" tanya Reres pura-pura tak tau. Pria itu memegangi tengkuknya, lalu menatap sang istri yang menurutnya sudah tau apa yang ia lakukan. "Kenapa tanya sih? Kan gara-gara kamu?" "Emang aku engga boleh tanya kamu Bee?" Reres malah balik bertanya. "Ya, ya, ya, aku menuntaskan yang harus aku tuntaskan," jawab Saga kemudian. Mendengar jawaban dari sang suami membuat Reres menahan tawanya. Tau betul hasrat pagi Saga tak bisa dibendung. Biasanya memang rutin setiap pagi hanya saja hari ini tak bisa tuntas karena putri mereka yang bangun terlalu pahi. "Hari ini kamu pulang jam berapa?" Reres bertanya pada sang suami. Saga menatap sang istri, kemudian menjawab. "Aku pulang kayak biasa sore. Kenapa? Tumben kamu tanya." Reres menepuk-nepuk bahu sang suami setelah ia selesai mengancingkan kemeja. "Aku nggak mau apa-apa. cuma tanya aja emangnya nggak boleh?" Saga tersenyum, lalu kecup bibir wanita di hadapannya. "Boleh, masa aku melarang kamu nanya sih?" Reres kemudian mengalihkan tatapannya ke arah tempat tidur. Seperti biasa handuk basah yang baru saja dipakai oleh Saga tergeletak di sana. Dengan tatapan kesal, ia menatap ke arah suaminya itu. Saga jelas mengerti, lalu dengan langkah seribu ia mengambil handuk itu Dan meletakkan ke tempat yang seharusnya. "Kan udah ada tempat untuk taruh handuk? Kenapa sih harus diulang terus?" tanya Reres kesal. Saga kembali menghampiri Reres, pria itu kemudian mengecupi pipi wanita yang ia sayangi itu berkali-kali. "Maaf sayang, maaf. Aku kan tadi habis ganti baju. Niatnya juga akan jemur setelah ganti baju." Saga kemudian memperhatikan sang istri. Pagi ini sudah terlihat cantik bahkan merias diri. "Pagi-pagi gini Kamu mau ke mana? Lihat tuh lipstik kamu menor, pipi kamu juga kayak habis ditampar orang. Ke mana sih?" Saga bertanya karena merasa cemburu melihat sang istri yang sudah berdandan cantik pagi ini. "Aku cuman mau ke sekolahnya Nay. Hari ini tuh ada acara makan bareng gitu." "Nggak usah make up kayak gitu lah pakai lipstiknya juga yang warnanya soft aja." Reres lalu mengerucutkan bibirnya. "Ini itu warna nude. Mana ada menornya sih Ga?" Lalu melihat kelakuan istrinya itu saga dengan segera mencium bibir Reres. Karena merasa gemas sekali pagi hari ini. Apalagi, sudah beberapa hari ini tak mendapatkan jatah malam. Karena sang istri baru selesai datang bulan. Pria itu mengecup bibir wanita yang ia sayangi hingga membuat buntu yang berdecak di penjuru kamar. Suaranya riuh sekali, Sudah pasti ciuman itu bukan hanya sebuah ungkapan sayang, tetapi juga sedikit diikuti oleh hasrat paginya yang muncul lagi. "Mami! Yayah!" Suara teriakan naik dari luar kamar membuat keduanya menghentikan kegiatan. "Ish, Nay ganggu terus," kesal Saga. Reres dengan segera menjauhkan tubuhnya dari Saga. sebelum pria itu menginginkan hal yang lain pada dirinya. "Ya Nak, tunggu dulu. Mami lagi benerin baju Yayah." "Okay, Nay tunggu di luar?" Saat itu terdengar pintu terbuka dan terlihat wajah cantik putri sulung mereka. "Mami?" Reres menoleh, melihat putrinya yang sudah rapi mengenakan seragam TK dengan rambut yang diberikan hair clip berbentuk pita putih. "Apa sayang?" "Mami sama Yayah masih lama?" Anak itu bertanya sambil tersenyum. Saga gelengkan kepala lalu menjawab, "Yayah udah selesai sayang." Pria itu lalu berjalan mendekati dan segera menggendong Nay. Membawa si sulung ke meja makan. Reres menatap dirinya di cermin, melihat lipstik yang ia pakai masih berada di bibirnya. Jadinya tak perlu memoles ulang. Tubuhnya yang dulu kurus dengan tinggi 170 cm dan berat badan 52 kg kini benar-benar mengembang dua kali lipat. Ini ia memiliki berat 101 kg, ini semua berlangsung setelah ia melahirkan anak keduanya. Meskipun merasa minder, tapi Saga selalu mengatakan bahwa ia bisa menerima itu. Reres tak perlu terlalu khawatir dengan berat tubuhnya dan fokus saja menjaga kedua buah hati mereka. Setelah sarapan, Saga segera melangkahkan kakinya untuk bergegas menuju kantor. Meninggalkan istri dan kedua anaknya untuk bekerja hari ini. Sementara itu, Reres juga bergegas untuk segera mengantar putrinya ke sekolah. Setelah menyiapkan kedua buah hatinya di mobil, ia segera melajukan mobilnya menuju sekolah Nay. Nay duduk di kursi penumpang bersama sang mami. Sementara di belakang Kay si bungsu, duduk di baby seat sambil memainkan boneka pesawat miliknya. "Nay nanti di sekolah makan-makan. Sayurnya di makan ya?" Reres coba ingatkan. Pasalnya tau kalau Nay tak suka wortel matang. Anak itu anggukan kepalanya, lalu menoleh pada sang mami. "No wortel kan Mi?" "Dimakan ya, kan hari ini menunya sup. Ada wortel, kentang, bakso, sosis ada juga telur puyuh." Belum saja bertemu dengan santapannya, wajah Nay sudah menunjukkan kalau ia enggan makan. "Wortelnya buat Kay sama mami aja." "How?" tanya Reres pada putrinya itu. Nau menaikkan kedua bahunya. "Mami tinggal makan aja. Nanti Nay minta wortel di kulkas? Tukeran." Masih kecil sudah pandai bernegosiasi. Entah siapa yang diikuti oleh anak itu. Buat sang mami menggelengkan kepalanya karena kelakuan Nay. "Yaudah, bilang Bu guru sendiri nanti. Nay pinggirin wortelnya nanti masukin ke kotak makan." Anak itu anggukan kepala. Senang karena tak harus memakan wortel Mateng yang tak ia sukai secara. Tekstur dan rasa. "Thank you mami." Nay mengucapakan pada sang mami yang akhirnya tersenyum pada sang putri. "Sama-sama sayang," sahut Reres.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook