Bekerja bersama Brian

1242 Words
Brian turun dari mobilnya lalu segera masuk ke dalam kediaman Saga Dan Reres. Hari ini ada kerjaan yang harus dia selesaikan bersama Reres. Brian masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka tanpa ada orang. "Res ... Reres I'm coming," panggil Brian dengan suaranya. Namun, tidak ada sautan dari siapapun. Hingga dia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam rumah seperti biasa. Brian masuk ke dalam. Di ruang tengah dia melihat Nindy—Ibu Saga yang sedang bermain dengan Kay, cucunya. Wanita paruh baya itu benar-benar menyayangi nay dan juga Kay. Meskipun cukup sering juga memberikan komentar pedas kepada Reres mengenai perkembangan kedua cucunya itu. "Maaf permisi Tante Nindy," ujar Brian yang langsung menghampiri mereka. "Eh, Brian ada kamu." Brian dengan sopan mencium tangan Nindy. Mereka berdua sudah saling kenal Dan cukup dekat. Karna dulu Brian Dan Saga sering bermain bersama karena Bryan adalah teman Saga sejak SMP. "Iya, Tan. Tante di sini udah lama?" tanya Brian basa-basi. Sementara itu melihat kedatangan Brian membuat Kay pemberontak dari sang nenek dan meminta untuk digendong. Hanya saja Brian Tak ingin mengambil alih gendongan Kay dari Nindy. Pria itu tahu kalau Nindy pasti lebih rindu kepada sang cucu. "Enggak kok. Tante baru dateng tadi. Kangen sama cucu-cucu, Tante yang jarang ke rumah Tante," ucap Nindy lagi. Terdengar sekali kalau Nindy sangat kesal, karena bulan kemarin Reres dan Saga sama sekali tak datang ke rumah untuk berkunjung. "Oh gitu." "Kamu ke sini ada apa? Mau ketemu Saga? Saga 'kan kerja?" tanya Nindy. "Ah engga, Tan. Aku mau ketemu sama Reres. Soalnya ada pemotretan kerjaan bareng Reres," jawab Brian l. "Oh gitu. Yaudah," ucap Nindy terdengar ada nada meremehkan dari bicara wanita itu. Sejujurnya mendengar penuturan dari Nindy membuat Brian menjadi bingung. "Yaudah saya langsung ke ruang kerjanya dulu ya, Tan." "Iya," ucap Nindy. Setelah itu Nindy bermain lagi bersama dengan cucunya. Sedangkan, sebelum naik ke ruang kerja Reres, pria itu melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil minum. Itu sudah biasa, dia lakukan seperti di rumahnya sendiri. Sampai di dapur dia mencari softdrink lalu mengambilnya. Saat dia sedang minum sebentar, Ina datang Dan menyapanya. "Mas Brian sudah datang?" tanya Ina. "Iya, na. Reres udah di ruang kerja?" tanya Brian. "Udah, Mas Brian. Katanya kalau Mas dateng, Mas bisa langsung ke ruangannya aja kayak biasa." Ina menjawab pertanyaan yang diberikan. Ia ingat, tadi sang majikan, berpesan untuk meminta Brian segera naik ke ruangan. "Ok. Thanks. Saya ke ruangan dulu." Brian pun langsung menuju ke ruang kerja meninggalkan Ina. Sampai di ruang kerja mereka. Reres sedang mengeluarkan semua barang-barang produk sepertinya itu bahan endors mereka. Dari tadi wanita itu juga sibuk memikirkan konsep seperti apa yang mungkin ia bisa gunakan untuk beberapa produk endorse terbaru. "Itu barangnya yang buat endors?" tanya Brian yang langsung to the point saat mereka masuk. Reres pun yang terkejut membuat salah satu produk mereka jatuh. Untung saja tidak ada masalah karena kemasan produk yang terbuat dari plastik titik-titik "Astaga! kalau masuk, bisa enggak Salam dulu, atau apa kek," ucap Reres menengok ke arah Brian. Brian bukannya merasa bersalah malah terkekeh mendengarnya. Pria itu kemudian menghampiri reretan duduk di kursi tepat di sebelah Reres. "Hahaha ... sorry lagian si serius banget." "Ke mana aja lo. Gue telponin enggak diangkat juga. Beruntung gw enggak ganti lo," ucap Reres lagi dengan kesalnya. "Hahaha ... biasalah ketiduran gue. Semalem abis nonton bola." Bryan menjawab sambil menggaruk tengkuknya sejujurnya ia merasa bersalah karena datang terlambat sekali. Reres berdecak lalu gelengkan kepalanya. "Udah gue duga ucapan Saga bener lo pasti ketiduran." "Iya-iya sorry. Yang pennting 'kan sekarang gue udah dateng. Dah mana produk yang mau kita kerjain," ucap Brian setelah mengeluarkan kameranya yang sengaja ia tinggal kemarin di rumah Reres. Kini mereka siap mulai bekerja. "Jadi konsep iklan kecap kita kayak gimana kali ini?" tanya Brian melihat kecap tersebut. Reres menjelaskan semua detail konsep yang sudah dia susun. Brian pun mendengarkan dengan seksama. Lalu, mereka mulai mengerjakan kerjaan mereka. Hari itu lokasinya tak terlalu jauh . Reres akan mengambil pengambilan gambar langsung di dapur rumahnya. Tentu saja selain menghemat budget kegiatan di rumah lebih santai. Reres berpura-pura memasak kemudian Brian mengambil semua detailnya dengan baik. Beberapa jam kemudian, mereka sudah selesai mengerjakan semua kerjaan mereka. Reres pun beristirahat sejenak. Brian melihat hasil foto jepretannya. Lalu, menunjukkannya kepada Reres. "Nih, hasil fotonya." Brian menyerahkan kameranya lalu Reres melihat satu persatu hasil jepretan mereka. "Gimana ada yang kurang atau ada yang perlu kita perbaikin engga?" tanya Brian yang sudah berada di depan Reres. Reres masih serius melihat foto-foto di kamera tersebut. Brian memperhatikan Reres detail dengan senyumnya. . "BRIAN!!!" Brian tersentak mendapatkan panggilan kencang Dari Reres. Dia langsung sadar bahwa Dari tadi dia memperhatikan Reres sampai panggilan Dari Reres tidak digubrisnya. "Kenapa si, Res kaget tahu enggak." Bryan coba mengatur nafas sambil mengusap-ngusap dadanya. Brian benar-benar terkejut dengan teriakan yang ia dengar. "Ya lagian gw udah panggil pelan tapi lo nya malah bengong. Mikir yang aneh-aneh lo ya!" tuduh Reres. Reres berdecak sambil geleng kepala. "Gila. Aneh-aneh apa coba." "Ya lagian kenapa bengong aja," ucap Reres. "Dahlah. Kenapa tadi lo manggil gue?" "Engga papa. Udah ini udah bagus kok. Menurut gue juga udah tepat. Jadi, bisa langsung nanti gue upload sesuai sama deadline." Reres menjawab dan Brian pun mengangguk. "Thanks deh kerja keras lo kali ini," ucap Reres. Reres tidak pernah lupa untuk selalu berterimakasih Dan memuji hasil kerja Brian. Itu dia lakukan sebagai bentuk menghargai kerja keras orang lain. "Yoks sama-sama. Lo juga pas masak keren juga. Coba sini gue Cobain," ucap Brian. Reres pun sampai lupa memberikan hasil masakan yang sudah dia buat. Sedangkan, Brian yang tadi mengambil gambar saat dia memasak. Bryan lalu segera mencoba masakan yang dibuat oleh Reres. Sebenarnya itu adalah menu masakan sederhana yang terbuat dari telur dan juga tempe. Tapi itu memang salah satu makanan kesukaan Saga. "Wah enak banget makanannya. Pantes deh si Saga udah jarang banget mau diajak makan di luar orang masakan istrinya udah seenak ini. Kayak chef-chef professional." Reres yang mendengar pujian Brian menggelengkan kepalanya. "Bisa aja lo, Yan," jawab Reres lagi. Karena ia tak ingin melihat tingkah rekannya itu yang berlebihan. "Btw, Res. Gue lihat-lihat muka lo kinclong bener, Res. Pake apaan? Minyak jelantah?" tanya lagi. "Yeh enak aja lo. Ya enggak lah!" Brian yang mendengar Reres sewot pun tertawa. "Jadi, lo pake apa?" tanya Brian. "Ini loh, Gue pakai Skin care baru nih, ini katanya sih lebih dari kinclong kinclong tapi Glazed Skin," sahut Reres. "Baru-baru ini pake dan cocok buat gue sih. Mereka enggak minat jadiin gue brand ambassador ya?" tanya Reres sambil tertawa. "Mau lo itu sih," jawab Brian lagi sambil memutar bola matanya malas. Dia menjawab itu sambil menikmati ayam kecap buatan Reres. "Serius sih jadinya gue bisa dapat suplai skin care dan kosmetik gratis. Hahaha," kata Reres lagi penuh harap. "Yayaya ... gue aamiin aja deh." "Yeh ga ikhlas banget sini deh masakan gue," jawab Reres sambil bergurau. "Yeh iya-iya. Ngambekan lo." Reres pun tertawa. Setelah itu dia membersihkan peralatan yang sudah tidak dipakainya lagi. Setelah, Brian selesai makan dia ingin membawa sisa piring kotornya ke bawah. "Udah abis. Sumpah enak banget. Gue nyuci piring." Brian segera beranjak. membawa piring, kemudian ke tempat cuci piring. "Jangan lupa nanti bayarnya dipotong gaji lo," ucap Reres lagi. "Peritungan lo." "Hahaha enggak-enggak bercanda. Udah taro situ aja nanti biar gue beresin." "Udah enggak papa gue mau cuci sekalian ambil minum." Bryan bersikeras untuk itu. Reres pun menganggukan kepalanya. Dia melanjutkan beres-beresnya sedangkan Brian membawa piring mereka menuju tempat pencucian piring.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD