bc

TERPAKSA MENIKAHI KEKASIH KAKAKKU

book_age18+
702
FOLLOW
4.3K
READ
HE
dare to love and hate
drama
bxg
bold
city
like
intro-logo
Blurb

#eroticlovestory

#dewasa

#21+

Ixora Ebiraa telah gagal menjadi Mak Comblang saat menyadari perasaannya pada Jason Alvest lebih dari sekedar sahabat.

Terlebih, Clara, kakaknya ternyata juga mencintai pria itu. Merasa bersalah, Ixora memilih pergi. Namun, keputusannya itu malah menjadi Boomerang dan menimbulkan kesalahpahaman.

"Mustahil mempertahankan persahabatan ini, Jason. Kau tak akan pernah berhenti mengejar wanita dan kau tau aku tak menyukainya. Lebih baik kita menjadi kenalan saja, biarkan aku menambatkan hati pada yang lain." Ixora Ebira.

"Ya, kau benar. Mustahil mempertahankan persahabatan kita, karena bagiku kau lebih dari sekedar sahabat. Lalu, sifat terburukku adalah tidak bisa membiarkan dirimu dimiliki oleh pria lain. Larilah ke ujung bumi dan aku akan tetap bisa menemukanmu. Panahmu sudah tertambat padaku." Jason Alvest.

Jason melakukan segala upaya demi bertemu dengan Ixora terlebih setelah melihat Ixora dekat dengan ayah kandungnya sendiri?

Satu-satunya jalan bagi Jason adalah memaksa Ixora untuk menikah dengannya atau kehidupan wanita itu akan hancur di tangannya.

Lalu apa yang akan dilakukan Ixora agar hal itu tidak terjadi?

chap-preview
Free preview
Pergi Tanpa Pesan
Ixora sekali lagi memastikan concealer di bawah matanya telah rata sempurna. Berusaha tegar sejak kemarin untuk tidak meratapi nasib akibat firasat buruknya yang sudah menjadi kenyataan tapi apa daya air mata itu tak mau berhenti berderai. “Kau memang pantas menjadi Stupid Cupid seperti yang mereka katakan Xora!” hardiknya pada diri sendiri. Ixora pun mengerjapkan matanya yang kini kembali berkaca-kaca. “Sepuluh tahun sudah kau menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan Jason, nyatanya tetap dia akan jatuh dalam pelukan wanita lain dan kini yang lebih parah lagi adalah bersama dengan kakak kandungmu,” gumamnya lagi. Ixora lalu menunjuk pada pantulan dirinya di cermin kaca rias. “Kau adalah wanita menyedihkan. Segera pergi dari sini dan jangan pernah kembali. Ingat, kau hanyalah benalu yang pantas dibasmi di rumah ini. Keberadaanmu tidak pernah diinginkan.” Ixora menarik napas dalam-dalam seiring semua perkataan kejam yang ditunjukan pada diri sendiri tak urung tetap menghujam dalam kalbu, rasa sesak dan sakit hati itu tak jua pergi. Ia berharap dengan mengingat semua yang menyakitkan ini akan membuatnya cepat melupakan satu makhluk bernama Jason. Clara Devia mencengkeram gagang koper milik Ixora saat wanita muda itu hendak keluar kamar. "Jangan pergi dulu. Berjanjilah padaku kamu nggak akan kembali sebelum acara pertunangan selesai diadakan. Carilah alasan apapun supaya dia percaya." "Aku pergi pun dia tidak tahu. Jadi aku rasa tidak perlu mencari alasan untuknya. Aku berpikir bagaimana mencari alasan untuk orang tua kita, jika aku tidak hadir dalam pertunanganmu?" "Itu gampang, biar orang tua kita menjadi urusanku. Aku hanya tidak ingin dia berubah pikiran jika melihatmu." “Tidak akan, Ra. Kami hanya bersahabat, dari dulu seperti itu." Clara mendengus kasar, seraya memicingkan matanya. “Kamu pikir aku akan percaya begitu saja? Tidak ada persahabatan untuk seorang pria dan wanita. Tidak akan pernah terjadi." "Tapi, aku benar-benar tidak memiliki perasaan lebih dari itu!" Ixora gigih berusaha meyakinkan Clara. "Kau katakan saja itu pada burung beo milik Papa. Ingat pergilah yang jauh dari sini." “Aku akan pergi, tapi tunggu Mama kembali dulu." “Dengar, pergilah sekarang, Mama biar aku yang urus." "Sebenarnya apa yang kamu takutkan? Bagaimana pun aku tetap harus berpamitan," kata Ixora seraya membuka pintu kamar. "Tidak perlu. Mama masih lama dan jadwal keretamu akan segera tiba." "Aku tidak akan pergi menggunakan kereta. Aku membawa mobilku." "Memangnya kau mau pergi ke mana?" "Aku akan pergi ke Amerika." "Jangan bercanda! Aku tidak mengusirmu hanya memintamu untuk menyingkir ke Guatemala barang sebentar saja. Papa dan Mama tidak akan mengizinkanmu pergi sejauh itu." "Sikap yang kamu tunjukkan dari tadi sudah membuktikan kebalikan dari kata-katamu." "Jangan terlalu terbawa perasaan, jika kau tersinggung itu hanya semakin menguatkan bahwa kau memang memiliki perasaan berlebih kepada dia." "Semua orang juga akan tersinggung dengan caramu itu. Bahkan aku tidak boleh berpamitan dengan Mama. Di mana perasaanmu? Kamu ingin aku seperti anak bandel yang suka main kabur begitu saja?!" "Stttt ... jangan marah. Aku tidak ada maksud seperti itu. Tapi memang Mama akan lama kembali. Toh, tadi pagi kau sudah berpamitan dengan Papa juga." "Bibi Linda. Apakah Mama masih lama kembali?" Seorang wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan di keluarga Montegro segera mengangguk. "Nyonya Leah bilang jika saat ini terjebak kemacetan karena ada kecelakaan." "Kecelakaan?" tanya Ixora seraya mendekati wanita itu. "Nona tenang saja. Kata Nyonya tadi kecelakaan itu menimpa gerbong kereta barang. Bukan pada kendaraan yang melintas. Lagi pula Nyonya Leah harus mengantarkan Nyonya Mary dulu. Tuan Jason hari kembali, jadi Nyonya Leah mau bertemu dahulu." “Aku juga akan segera ke sana," tambah Clara, "jadi kau tahu bukan, kenapa tidak perlu menunggu Mama kembali?" Ixora hanya bisa menghela napas panjang kali ini dan kembali mengalah. Ia memang anak bungsu di dalam keluarga ini, tapi dirinya tahu pasti jika perhatian kedua orang tuanya lebih berat kepada kakak sulungnya itu. Ixora selalu merasa diduakan walau kenyataan memang dia adalah anak kedua. Ia segera menepis perasaan itu, agar kepergiannya tidak terasa berat terlebih juga karena keberadaan sahabatnya. Memang benar semua yang dikatakan oleh kakaknya, persahabatan laki-laki dan perempuan sungguh mustahil. Ia pun telah merasa gagal menepis perasaannya kepada sang sahabat. Yah, ia mencintai Jason Alvest, hanya saja semua sudah terlambat. Jason akan segera bertunangan dengan sang kakak dan tidak ada yang bisa ia lakukan. Ixora sendiri yang dulu membuat keduanya menjadi dekat. Dirinyalah yang menjadi Mak comblang untuk keduanya dan kini saat ia merasa gagal dirinya juga yang harus pergi dari rumah ini. Ixora pergi menggunakan mobilnya dan berencana menjual mobil itu serta melanjutkan perjalanan ke Amerika menggunakan bus. * "Jason, kapan kamu datang?" sapa Mary pada anak lelaki satu-satunya yang saat ini sedang duduk di meja taman. "Belum lama," jawabnya seraya memanjangkan leher seolah mencari sosok lain yang datang bersama dengan Mary dan Leah. "Kamu mencari Ixora?" tanya Leah begitu menyadari tatapan Jason. Jason mengerjap seolah tertangkap basah. "Tentu saja tidak. Saya justru ingin bertanya kenapa Clara tidak bersama dengan kalian?" Meski sebetulnya memang keberadaan Ixora yang sudah sekitar enam bulan ini menjauhinya sangat membuatnya terusik. Gadis itu bahkan tidak pernah mengangkat panggilan darinya dan membalas pesan sejak hari kelulusan mereka. Raut tegang pada wajah Leah memudar dan senyum tipis tersungging di bibirnya. "Clara masih menemani Ixora di rumah. Gadis itu akan pergi untuk sementara waktu." "Pergi?" "Iya. Dia ingin melanjutkan usaha kami di Guatemala." "Usaha yang mana? Bukankah paman Husto sudah bangkrut? Itu sebabnya kalian menginginkan perjodohan antara saya dan Clara?" "Saya masih punya lahan kecil di sana. Urusan bisnis Husto terpisah dengan bisnis pisang milik keluarga Erdath," ujar Leah seraya berdehem tak menyangka akan mendapatkan sarkas dari Jason--calon menantu potensialnya. Pikiran Jason sudah tak lagi bisa mencerna apa yang disampaikan oleh Leah. Kepergian Ixora sungguh mendadak, kenapa pula sahabatnya itu tidak memberitahukan kepergiannya? "Ixora hanya pergi ke Guatemala, tidak jauh. Nanti juga saat kamu melaksanakan pesta pertunangan, dia akan kembali," hibur Mary yang tahu bagaimana dekatnya persahabatan Jason dan Ixora. Jason berdehem sebelum kemudian bangkit dan meninggalkan kedua wanita itu. "Aku akan beristirahat sebentar." "Jangan lupa kita akan makan malam bersama." Jason menghentikan langkahnya dan berbalik. "Kenapa kalian mengadakan acara makan malam saat Ixora pergi?" "Ah ... itu hanya kebetulan saja waktunya. Ixora juga perginya mendadak," tukas Leah. "Apa karena rencana pernikahan ini dia akhirnya pergi?" "Tentu saja tidak. Bukankah kamu dan Clara kenal juga berkat Ixora," balas Mary. Pada akhirnya Jason meninggalkan kedua wanita itu dengan perasaan tak menentu. Sesampainya di kamar Jason mencoba menghubungi Ixora tetapi ponsel gadis itu lagi-lagi tidak aktif. "Teganya kamu pergi begitu saja tanpa penjelasan. Kamu berutang banyak penjelasan padaku," geram Jason dengan wajah penuh amarah ke arah foto dirinya bersama dengan Ixora yang mereka ambil saat di pinggir air terjun Niagara.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
96.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook