PROLOG
Pukul 11.00 malam di sebuah apartemen mewah seorang lelaki berusia 24 tahun yang hanya mengenakan celana tidur berbahan katun dan kaos oblong putih, tengah menyesap perlahan secangkir kopi hitam panas. Asap tipis yang mengepul dengan mengeluarkan aroma khas kopi begitu mewarnai seisi ruangan.
Ia menatap ke luar jendela, menikmati pemandangan malam gulita dari dalam aprtemennya setelah seharian berkutik dengan laptop dan tumpukan berkas yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Namun belum lama ia beristirahat, ketenangannya sudah terganggu saat sayup-sayup ia dengar suara ketukan tumit sepatu di lantai yang perlahan semakin dekat ke arahnya.
“Ah, s**t! Perempuan jalang itu lagi. Mau apa dia ke apartemenku malam begini?!” umpatnya. Lelaki itu memicingkan mata saat ada dua buah tangan berkulit putih nan halus mengalung di lehernya.
“Hey, darl, i miss you so much,” ucap perempuan berambut pirang tepat di telinga lelaki itu.
Tangan kanannya membelai lembut wajah lelaki itu lalu bergerak turun dengan bebas menyentuh otot perut yang tercetak begitu jelas.
Tak tahan dengan semuanya, lelaki itu menarik diri, menatap begitu dingin ke arah perempuan di depannya. “Pergilah dari sini, Cait. Kau sudah mengganggu waktu istirahatku.”
“Hey, aku ini kekasihmu. Wajar saja bila aku merindukanmu. Apakah itu salah?”
“Hentikan omong kosongmu, Caitlyn. Aku sudah mempunyai kekasih. Dan itu bukan dirimu!” ucap lelaki itu dengan penuh penegasan. “Sekarang pergilah! Atau aku sendiri yang akan menyeretmu keluar.”
Perempuan itu tertawa angkuh. “Kekasihmu? Siapa dia? Apakah anak yang lahir dari seorang p*****r? Pasti sangat tak sepadan denganku.”
“Cukup, Cait! Tak pantas sekali mulutmu berbicara kotor pada kekasihku.”
***