Chapter 10.5 - Prison Break

1155 Words
“Jika kau lupa, aku narapidana dengan status mafia yang berhasil membunuh presiden. Aku mengerti harus melakukan apa walau keadaanku saat ini lumpuh” Mengelus anak rambutnya dengan pelan, Hans terkekeh kemudian menempelkan sesuatu didalam telinga mereka bertiga. Terasa seperti sticker sekecil tahi lalat, namun ternyata telah tersambung satu sama lain. Cukup membuat Petter terlonjak kecil karena terkejut dengan suara Michael yang tiba tiba serasa ada di dalam telinganya. Hans menatap yang lainnya sebentar, kemudian mengangguk sebagai gesture untuk pergi mencari Evan. Pria itu berjalan cepat dan sedikit mengendap endap untuk berjaga jaga apabila ada orang lain disekitar sana. Namun sepertinya seluruh petugas ditugaskan untuk mengecheck inti dimana terjadinya pergerakan yang mereka pikir gempa. Jika seperti itu, waktu yang mereka miliki benar benar sedikit. Kaki jenjangnya membawa tubuh itu untuk bergerak sedikit lebih cepat. Agaknya mereka menempatkan Evan disebuah ruang isolasi yang entah dimana keberadaannya. Ia hanya berharap dapat menemukannya dengan cepat, atau Petter melakukan tugasnya lebih dahulu hingga bisa membantunya mencari dimana keberadaan Evan. Ekor matanya bergerak singkat ketika melihat sosok sipir yang bergerak tak jauh darinya. Pria itu mendekatinya dengan perlahan, kemudian dengan cepat menodongkan senapan dan menembaknya di dalam mulut yang terbuka. Setidaknya alat peredam dan pria dihadapannya itu tak menimbulkan kericuhan yang cukup berarti. Hans menyeretnya dengan satu tangan ke salah satu sudut setelah mengenakan silicon wajah yang diambilnya dari pria ini. Mengantongi masker hitam pekat berlapiskan cat hitam dope, kemudian menyeret tubuh tak bernyawa itu menuju sudut dimana titik buta cctv ditemukan. Hans pergi meninggalkannya tanpa menutupi mayat tadi dengan benda apapun. Toh ia hanya meninggalkannya disudut lorong, dan kemungkinan besar beberapa menit kemudian mereka menyadari siapa dalang dibalik semua kekacauan hari ini. Instingnya membawanya menuju ruang kerja operator dimana Hans dan Evan sempat menyamar disana beberapa hari yang lalu, namun ia berbalik badan dengan cepat ketika menemukan bahwa gundukan manusia yang melepas topengnya berada disana. Akan menjadi kecurigaan jika ia disana dan tak ingin melepas topeng siliconnya ini. Ia mengubah rencana dengan cepat. Tangan panjangnya menggapai lubang angin diatasnya dengan mudah, kemudian mengumpati dirinya sendiri ketika menatap begitu banyak cabang yang tertangkap oleh penglihatannya. Ia merangkak dengan begitu kesusahan, badannya yang besar dan kakinya yang panjang terkadang menyusahkan jika diharuskan untuk bergerak di tempat yang sesak. Tubuhnya kembali mengambil alih lebih cepat dari pikirannya dan beranjak menuju salah satu lorong ventilasi saat mendengar teriakan dan hantaman benda tumpul dari salah satu ruangan dibawahnya. Terlihat perawakan tinggi yang kepalanya ditutupi oleh kantong kain berwarna kecoklatan tengah dihantam berkali kali di beberapa titik dengan tongkat besi khas dari para sipir penjara dan keadaannya yang terborgol di salah satu kursi. Hans dengan segenap hati meyakini bahwa pria itu adalah Evan. Tak sulit. Karena beberapa titik ditubuhnya terbubuhi tinta tattoo dengan bentuk yang jarang dimiliki oleh orang lain. “Berhenti bersikap sok jagoan, dan katakan bagaimana caranya kau keluar dari sini, dan apa tujuan mu mencari ribut dengan para petugas beberapa hari lampau?” Dada, kedua tangan, kedua pelipis hingga punggungnya telah tersambung dengan beberapa kabel yang berbuah kalimat panjang di komputer yang tidak dimengerti oleh orang awam seperti Hans. Beberapa titik di kantong kain itu memancarkan warna kemerahan, juga tubuh bagian atasnya yang tak terbalut kenaan, terciprat likuid berbau besi, yang meyakinkan Hans bahwa mungkin saja Evan kini sekarat dan memuntahkan cukup banyak darah. Hans memfokuskan visinya kemudian membidik salah satu borgol yang menawan lengan Evan. Ketiga sipir yang ada dibawah sana dengan sigap melihat ke sekeliling dan menodongkan senapan kearah Evan. Hans menendang penutup ventilasi, lalu menjatuhkan diri disalah satu badan sipir hingga kepalanya terantuk kursi. Ia menembak asal pria dibawahnya itu tewas, sembari sebelah lengannya menahan tongkat besi yang hendak dilayangkan padanya. Evan yang melihat kejadian tersebut seketika paham bahwa Hans benar benar kembali dan kini tengah mencoba mengeluarkannya. Dirinya yang hendak menjadi target sasaran dari timah panas senapan dengan cepat menggerakkan sikunya yang telah bebas untuk menghantam tenggorokan petugas yang ada disampingnya. Kakinya yang memang terbebas menarik salah satu kaki pria itu dan membuatnya berlutut dengan posisi senapan yang kini berbalik menjadi menodong dirinya. Pria yang tubuhnya kini dipenuhi lebam dan darah itu tidak sempat untuk menarik pelatuk yang sampai saat ini belum bisa digapai oleh sebelah tangannya, membuatnya memilih untuk menjatuhkannya, dan menendang senapan itu kearah Hans, sedangkan dirinya mendepak pria b******n itu hingga tubuhnya tejatuh dan menghantam meja kaca. Murka dengan apa yang dilakukan Evan pada dirinya, sipir itu mengambil pecahan kaca besar, dan mencoba menusukannya ke leher pria yang naasnya masih terikat menyedihkan di kursinya, namun Evan mampu menahannya mengunakan sebelah tangan. Tubuh juga kursinya dijatuhkan kelantai dengan cepat, dengan maksud untuk menghalau pergerakannya, namun pria itu masih bisa melawan dengan cara menendang tepat di ulu hati. Dengan posisi yang masih tertidur dilantai dan terjerat di kursi, kedua kaki Evan menjepit kedua lengan yang memegang pecahan kaca, mendorongnya sedikit kebawah hingga ia bisa menghantam kepalanya sampai-sampai pria itu terjatuh dan wajahnya menghantam kaca ruangan hingga hancur. Dengan wajah penuh goresan dan darah, petugas tadi kembali menyerangnya dengan berbagai macam benda yang ada di jangkauannya. Evan yang masih kesusahan dengan keadaannya, berbalik tersenyum singkat dan menggunakan kursi yang masih menempel erat di tangannya itu sebagai senjata. Ia sendiri tak tahu jika ternyata kondisi tubuhnya sekuat ini hingga bisa mengangkat kursi besi yang cukup tebal dengan mudah. Evan lalu menghantamkan kursi tersebut pada punggung pria tadi hingga ia tersungkur. Namun melihat banyaknya serpihan kaca di sekitarnya, si b******n itu dengan cerdik melemparkan tumpukan kaca ke mata Evan, membuat mantan fisikawan muda terkemuka itu dengan refleks menutup matanya, dan menerima tendangan hingga ia terjatuh lalu berakhir mengeluarkan darah lagi dari mulutnya. Hans yang sedari tadi terlibat perkelahian dengan pria yang lain, ketika melihat kejadian yang menimpa Evan, ia dengan segera melontarkan timah panas kearah borgol yang mengekang lengan rekannya itu. Retinanya kembali pada pria dihadapannya yang siap untuk membunuhnya menggunakan besi, namun Hans lebih dulu menghindar dan menembak salah satu lutunya hingga pria itu terjatuh. Mengambil alih besi tadi kemudian menghantam kepalanya hingga berkali kali, namun tak juga mati. Tak kehabisan akal, Hans dengan sigap mematahkan leher pria itu agar mereka semua mati dengan cepat hingga tak membuang buang waktunya. Evan yang sudah terbebas dari borgol, kini berguling demi mengambil senapan milik petugas yang berada tak jauh dari sana, namun dirinya harus berkoar kesakitan terlebih dahulu karena punggung telanjangnya kembali terkena hantaman benda tumpul. Ia mundur dengan cara menggelasar, tangannya masih berusaha menggapai senapan yang ada tak jauh di belakangnya, namun matanya tak bisa berbalik karena pria tadi tengah berdiri diatasnya dengan mulut senapan mengarah padanya. Suara khas tembakan terjadi. Evan membuka sebelah matanya perlahan, demi menemukan pria tadi sudah berbaring kaku di kakinya dengan luka tembak di kepala. Hans pelakunya. Pria itu menjulurkan lengannya untuk membantu Evan terbangun, namun sebuah suara keras mengejutkan mereka berdua. “Code red. Code red. Tahanan pengasingan menghilang dari sel masing masing. Terdapat penyusup di ruang isolasi dan membunuh beberapa petugas. Code red Code red. Semua petugas menyebar menuju tempat masing masing”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD