Chapter 38 - Flying Dutchmen

1038 Words
Mitos yang beredar diantara para pelaut tersebar mengenai apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini, dan awak kapal modern memberi sinyal, maka kapal modern yang melihat mereka akan mati tenggelam atau celaka. Bagi seorang pelaut, bertemu secara tak terduga dengan kapal yang digadang gadang bernama Flying Dutchmen ini akan mendatangkan bahaya bagi mereka, dan konon, cara yang paling memungkinkan untuk mengelak jika tidak sengaja berpaspasan dengan mereka adalah berpura pura tidak melihat. Jika sudah terlanjur salah satu awak memberikan sinyal mengenai ia tahu bahwa ada kapal ‘hantu’ yang datang, maka diharuskan memasang tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai bentuk perlindungan. Banyak kabar burung yang beredar, mengenai sudah banyak orang yang melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan, namun dalam sekejap mata, kapal tersebut lenyap bagaikan ditelan ombak yang tenang. Ada juga sebuah kisah dimana tiga orang awak kapal melihat sebuah kapal berlayar tak berawak menantang arus, lalu menghilang. Keesokan harinya salah satu dari ketiga orang tersebut ditemukan mati dalam keadaan yang mengerikan. Pun ada yang bicara mengenai saat sebuah kapal inggris terkepung badai ditengah samudera, mereka didatangi oleh kapal asing yan disebut sebut sebagai kapal hantu. Kapal hantu tersebut bergerak sebegitu cepat seakan akan ingin menabrak mereka, namun saat sudah ‘berbenturan’, kapal tersebut lenyap seketika. Inilah yang menjadi tombak utama Hans dalam mengatakan rencananya mengenai pembuatan kapal hantu yang disebutnya tadi. Sosok paling tua tinggi itu menemukan bubuk fosfor di beberapa laci di area mesin. Entah digunakan untuk apa, namun tentu saja berguna untuk melakukan eksperimen ‘berdarah’ kapal hantu ini. Mereka mengambil keuntungan mitos yang amat dipercaya oleh masyarakat pelaut Ireland karena kabar dari pelaut inggris tadi menyebar pula ke daerah mereka. Terlalu banyak cerita yang berbeda beda mengenai si Flying Dutchmen ini. Ada yang berkata, bahwa kapal ini dipenuhi penyakit berbahaya yang melingkupi seluruh awak kapalnya hingga tidak diizinkan untuk berlabuh di pelabuhan manapun hingga mereka mati kelaparan di tengah laut. Menurut cerita rakyat, kapal hantu ini adalah kapal yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi tujuh lautan selamanya. Flying dutchman selalu terlihat dari kejauhan dan terkadang disinari oleh sorotan cahaya redup. Sorotan cahaya redup tadi lah yang sedang dibuat oleh kelima orang itu saat ini. Karena kapal mereka termasuk kapal cepat, tidak membutuhkan waktu berminggu minggu agar mereka bisa mulai mendekat ke area pulau Irlandia itu. Hanya dalam kurun waktu tiga hari saja. Atau mungkin bisa dibilang dua setengah hari karena ini masih tengah malam. Kepekatan malam inilah yang mereka gunakan untuk melapisi bagian luar kapal mereka dengan kain yang dibuat compang camping, setidaknya menutupi segala ke modern an kapal ini meskipun bentuknya tentu saja bentuk kapal mewah modern. Fosfor adalah sebuah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforensens, yaitu sebuah pendaran yang terjadi meskipun sumber pengekstisasinya telah disingkirkan. Untuk mengecoh, mereka mencampurkan fosfor tadi dengan air red wine. Melapisi seluruh bagian kapal yang bisa dilihat dari luar hingga kapal itu bersinar dalam gelap. Berwarna merah gelap. Kikikan Petter terdengar disaat yang lebih tua sibuk dengan penaburan zat merah dan kain kain yang sengaja dibuat usang. Radar kapal mereka yang tadi sengaja disembunyikan oleh Petter kembali publikasi. Ia sengaja menggunakan bot di laptopnya untuk menggerakkan kapal mereka ke kiri dan kanan secara acak, seakan akan si nahkoda berbuat hal gila yang membuat seluruh awaknya akan mati tenggelam. Bukan hanya menggerakkan ke kanan dan kiri secara cepat, Petter pun memati hidupkan radar mereka hingga jika dilihat dari radar pelabuhan, kapal mereka akan muncul dan menghilang setiap beberapa detik sekali. Tentu saja membuat kamuflase hantu mereka semakin nyata. Bocah itu amat sangat yakin bahwa orang orang t***l dengan delusi mereka akan makhluk halus disana sudah sangat mempercayai mereka, karena buktinya blokade untuk kapal asing dibuka dengan sangat lebar. Semua penjaga terlihat dari teropong masuk ke kantornya masing masing dan menutup jendela dengan rapat. Ketakutan jika musibah akan datang pada mereka yang menyebabkan kematian hanya karena tak sengaja melihat ‘kapal hantu’ tengah malam ini. Blokade memang biasanya upaya untuk memutus ‘hubungan’ dari daerah tertentu, baik sebagai atau keseluruhan. Blokade dari secara sejarah pun memang lebih banyak dilakukan di laut, seperti penenggelaman kapal asing hingga penangkapan jika kapal tersebut tak terlihat di radar. Anyway, terimakasih pada tuan Yamazaki dengan segala ketakutannya yang akhirnya menginspirasi Hansel untuk mengeluarkan ide sebriliant ini. Setelah cukup mendekat, mereka sengaja menenggelamkan kapal pesiar mini itu dari jauh, yang tentu saja menggunakan perangkat Petter. Kelima orang itu sudah ada disebuah sekoci yang berlayar dengan cepat menuju daratan ketika semua penjaga masih didalam ruangan masing masing dan menutup matanya rapat rapat. Mereka sampai dengan selamat, hanya beberapa jejak basah di badan mereka. Lagipula, mereka tak mungkin selamanya berlayar menggunakan kapal sebagai transportasi. Menenggelamkan kapal tadi merupakan alibi yang baik dan setelah ini, mereka bisa memikirkan hal lain untuk kabur bila terjadi sesuatu. Dengan baju yang sudah terganti dan topeng silicon yang sudah di dandani sedemikian rupa oleh Ainsley, mereka berjalan mengendap endap keluar dari area pesisir pantai. Ya, Ainsley mengorbankan waktu, makeup dan pinggangnya untuk mendandani keempat orang lainnya karena tentu saja kini penyamaran silicon mereka sudah diketahui pihak Chaeron lab, dan akan disebar luaskan. Ainsley membuat Petter jauh lebih tua dibanding umurnya, dan memodifikasi ketiga lainnya dengan style wajah dan rambut yang sangat berbeda jauh. Setelah berjalan selama tiga belas menit, mereka menemukan sebuah penginapan kelas rendah yang biasanya hanya digunakan untuk transit saja. Mereka mematok harga sekelas hotel berbintang tiga namun tidak ada keharusan mengenai tanda pengenal, yang membuat Hans merogoh koceknya dengan ringan.  Mereka memesan dua kamar, namun berakhir kelimanya meredakan nyeri pinggangnya di satu kamar sembari menunggu satu sama lain untuk membersihkan diri. “Jadi sasaran kita kali ini, tuan Yamazaki, kan? Bagaimana cara membuatnya percaya dan mau untuk bertindak bersama kita. Kita tidak mungkin membumi hanguskan senjata biologis itu dan menyebarkan informasi kepada dunia hanya berlima. Apalagi secara anonim” tanya Michael yang meluruskan punggungnya di lantai kamar yang memang tak terlalu bersih itu. Ubinnya bahkan sudah terlihat menguning. Lebih mirip tipikal bangunan jaman dahulu versi murah. “Kita tidak mungkin ya, bisa berdiskusi dengan beliau secara baik baik?” tanya Petter bergumam. Yang lagi dan lagi, dibalas ide gila dari salah satu yang lebih tua. “Yasudah, kita culik saja dia”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD