BUTUH ASIP

1114 Words
Dua minggu setelah kejadian, Dwi, Papa Dhaffa beli rumah sederhana dekat kantornya. Nanti apabila rumah lama laku, dia akan bagi dua uang penjualannya. Separo akan dia berikan pada istrinya. Kalau uang yang dia gunakan untuk membeli rumah saat ini adalah tabungan pribadinya. Yanti tak percaya mendengar mertuanya sudah dalam proses cerai akibat tragedy penggrebeg-an itu. “Sekarang Kak Dhaffa tinggal dimana?” “Kami tak tahu dan tak mau tahu. Khabar terakhir kembali masuk rumah sakit sebab kaki kanannya dibikin remuk oleh kakaknya Ina.” “Dan Kakak Ina berpesan, dia akan membuatmu melata di jalanan.” Yanti seram mendengar ancaman Reyhan, sebab pemuda macho itu tak pernah main-main dengan ancamannya. Terbukti Dhaffa yang pertama masuk rumah sakit karena bola dunia kecil ( biji senapan lelaki atau scr0tum ) milik Dhaffa dia hancurkan, dan yang kedua karena tulang kering kanannya dibuat remuk. Di dalam ruang tahanan Polsek, belum berketetapan hukum jadi narapidana saja, nasib Yanti sudah sangat buruk. Tiap hari dia diberdayakan untuk kerja paksa diluar batas atas pesanan Reyhan. Perwira menengah berpangkat mayor itu menurun kan team pengacara guna menangani kasus zina Dhaffa dan Yanti, juga tuduhan penyebab kematian bayi Ina. Itu sebabnya Yanti kembali diciduk masuk ketahanan. Sedang untuk urusan perceraian Dhaffa dan Ina langsung Reyhan tangani sendiri. Dia profesor muda bidang hukum dan berdinas di markas besar TNI. ‘Aku tak pernah memperhatikan kekuatan Ina, sekarang apa gunanya aku ketahui, tak akan membuat aku terbebas dari tekanan ini,’ sesal Yanti. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Ina masih di rumah sakit, tapi dia sudah memerintahkan agar rumah utamanya dibongkar habis dan dijadikan ruang usaha semua. Tak ada lagi bangunan rumah di sana, semua di peruntukkan untuk tempat usaha. Di belakang di bangun satu kamar istirahat baru untuk Ina, tapi bukan di bekas bangunan rumah. Ina tak mau ada sisa bangunan rumah tinggalnya agar tak ada kenangan apa pun dengan Dhaffa bila dia datang ke ruang usahanya itu. “Aku tak ingin ada sisa, jual semua barang di rumah itu,” pinta Ina pada Reyhan. “Siap Ibu peri,” balas Reyhan. Ina sudah memutuskan dia akan kembali tinggal dengan orang tuanya sebab predikat janda sangat riskan bila dia tinggal sendiri. Rumah dia bongkar sebab tak ingin ada kenangan apa pun tersisa yang ada di rumah itu terkait dengan Dhaffa . ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Apa tak bisa minta keringanan pada Acil Aminah Ma?” “Dia bilang masih bagus kamu tak dibebani kerugian immaterial akibat rusaknya nama baik kantor,” balas sang mama bingung. Mereka berdua sama-sama tak punya pekerjaan dan tak punya banyak tabungan guna bertahan hidup. Dhaffa kembali menyesali semua yang telah terjadi. Semua akibat dia tak tegas dan malah ikut arus yang Yanti tawarkan. Semua tak akan terjadi bila dia tak membalas. Perselingkuhan tak akan pernah terjadi bila hanya ada satu pemain! ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Dari pengacara yang Dhaffa sewa untuk membantu agar hukumannya tidak terlalu berat, Dhaffa mendapat kepastian bahwa akta cerai dirinya dan Ina sudah keluar. Tak butuh proses sidang berkepanjangan. Tak butuh waktu lama, hanya dua minggu, akta cerai sudah ada di tangannya. Padahal dia masih ada di dalam rumah sakit, tentu saja di bawah pengawasan petugas hukum. Dua minggu Dhaffa kehilangan kontak dengan semua orang. Ponselnya ditahan petugas hukum, selain itu papa dan semua kerabatnya tak ada yang pernah datang lagi. Papanya pernah satu kali datang sesudah itu tak pernah datang, hanya sang mama yang bolak balik mengunjungi sekaligus mengantarkan pakaian bersih. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Ayah harus cari kemana Sayang?” Nagendra Shankara Vamana atau Anka baca ANGKA ya, seorang pengusaha bingung. Putranya yang baru lahir dua hari lalu tak cocok dengan susv formula merek apa pun. Membuat putranya harus diinfus agar ada asupan, sebab sang putra buang-buang air minum susv formula. Nalendra Sahasya Vamana atau Hasya anak Anka lahir 28 jam lalu, namun dua jam kemudian Maela Putri Jauzan sang Ibu meninggal. Sejujurnya Anka tak terlalu kehilangan Maela, sebab dia dan istrinya tak punya rasa cinta. Bahkan percakapan antara mereka saja sangat jarang. Lebih sering Maela bicara dan Anka mendengarkan, kadang dia merespon dengan satu kalimat pendek bahkan lebih sering dengan satu kata yaitu YA atau TIDAK. Maela sejak kecil mencintai Anka, dan orang tuanya berhasil menekan orang tua Anka agar keduanya dinikahkan. Satu tahun pernikahan baru Anka menjebol gawang Maela sebab orang tuanya ribut minta cucu, itu pun Anka menghitung kapan kira-kira Maela sedang masa subur dengan cara dia perhatikan dan hitung beberapa bulan sebelumnya kapan Maela kedatangan tamu bulanan. Percobaan pertama Anka gagal. Namun bulan berikutnya Maela sempat positif hamil dan bahkan Maela sudah mengumumkan ke seluruh dunia kehamilannya. Sayang di kehamilan usia tiga bulan Maela harus menangis sedih sebab dia keguguran akibat perjalanan ke Lombok untuk liburan. Maela ngidam berenang di Lombok, sepulang liburan, pesawat mengalami turbulensi membuat janin Maela gugur. Enam bulan Anka tak mau menegur Maela apalagi menyetubvhinya. Bulan ketujuh baru dia menyentuh Maela dan bulan ke delapan sejak keguguran Maela kembali hamil. Kali ini perempuan tak mau pergi kemana pun, trauma akan kegagalan pertama. Dan sejak Maela hamil, tentu Anka tak pernah menyentuhnya lagi. Bicara juga masih terbatas dan menemani kontrol ke rumah sakit hanya dua kali sebab dipaksa mamanya. “Bagaimana bila Bapak hubungi bank ASIP, coba minta disana,” seorang suster senior mengusulkan pada Anak. “Atau coba Bapak hubungi pasien atas nama Zeirina Azahra Wiradharma atau Bu Ina, pasien di ruang VVIP. Dia baru saja keguguran dan ASI-nya mengalir deras.” “Siapa tahu dia mau jadi Ibu ASI untuk putra Bapak ,” seorang bidan mengusulkan agar Anak menghubungi Ina. ‘Di rawat di ruang VVIP? Apa pasien sekelas itu mau membagi ASI-nya? Sedang untuk anak kandungnya saja dia bisa jadi keberatan tak ingin tubuhnya rusak.’ Anka tak yakin akan berhasil minta ASI pada Ibu itu. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Maaf, ada perlu apa ya?” Tanya Ina pada seorang lelaki muda dan Ibu paruh baya yang terlihat bukan dari golongan orang susah dan diantar masuk ruangannya oleh suster kepala tempat dia di rawat. Saat ini Ainayya Palgunadi ibunya Ina, pemilik butik CHANTIEQA baru saja pulang. Ina sendirian, Reyhan tentu sibuk bekerja. “Saya dapat info dari bidan di ruang bayi, kalau Nyonya baru saja melahirkan.” “Dan saya turut berduka sebab ananda tak bisa diselamatkan, “ Ibu cantik bernama Aiza Purnama bicara mewakili putranya. “Menantu saya dua hari lalu melahirkan dan dua jam kemudian meninggal. Yang jadi masalah cucu saya dehidrasi sebab dia buang-buang air bila minum susv formula.” “Itu sebabnya kami ingin mengajukan permohonan Bu Ina mau membantu kami menjadi Ibu ASIP cucu kami. Tak perlu ASI, hanya ASIP saja.” Ina tahu kalau ASI yang diminta artinya dia harus menyusui secara langsung. Beda dengan ASIP, dia tak perlu menyusui bayi itu, bahkan tak pernah kenal pun tak apa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD