18. Sepercik Alasan

2160 Words

“Salah ya kalau aku punya pikiran mau nikah cuma karena itu?” Baik Aya maupun Rizal tidak langsung menanggapi ucapan Miura itu cepat. Sepasang suami-istri itu melirik satu sama lain, seolah tengah bertukar pikiran jawaban macam apa yang harus mereka berikan pada Miura di saat ini dengan suasana hatinya yang sekarang. “Eum, yang tahu salah atau benarnya itu sebenernya akan dan selalu pasti diri sendiri, Miura. Jadi saya atau Aya nggak bisa bilang alasan kamu itu salah atau benar. Kamu yang berhak menilainya, karena kamu yang tahu alasan kenapa kamu berpikir begitu.” Miura menunduk, terlihat tersenyum setelah memperlihatkan raut seriusnya beberapa detik sebelumnya. “Hm, ya. Well, lagipula kayak yang aku bilang tadi, itu bukan prioritas sekarang, jadi ya…” “Nikmatin waktu lo, Ra. Dan suat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD