BAB 3 – SYMFONI YANG MEMABUKAN
Angin malam Monte Carlo masih berhembus lembut, membawa aroma garam laut yang samar. Di balkon eksklusif Le Château Noir, dua sosok berdiri berhadapan, dibalut dalam keanggunan dan aura penuh d******i. Marco Maxdev menatap Lovania Valley dengan intensitas yang tak bisa disembunyikan, sementara wanita itu tetap tenang, menikmati anggur merah di tangannya dengan cara yang begitu anggun.
Marco: (Nada suaranya rendah, dalam, dan penuh kendali) "Jadi, Miss Valley, permainan apa yang sedang Anda mainkan malam ini?"
Lovania mengangkat alis sedikit, seolah menikmati tantangan yang baru saja diberikan. Dengan gerakan yang lambat namun penuh percaya diri, dia berbalik menghadap lautan yang berkilauan di bawah mereka.
Lovania: (Suaranya lembut, tetapi sarat akan misteri) "Siapa bilang ini permainan, Tuan Maxdev? Mungkin saya hanya menikmati kehadiran seseorang yang akhirnya tidak membosankan."
Marco tersenyum miring. Dia bukan pria yang mudah terprovokasi, tetapi wanita ini… Wanita ini tahu cara membuatnya ingin lebih.
Dengan langkah mantap, dia mendekat, berdiri di samping Lovania. Tangannya dengan santai menyentuh pagar balkon, tetapi perhatiannya tidak pernah lepas dari wanita di sebelahnya.
Marco: (Berbisik dengan nada menggoda, suaranya hampir menyentuh kulitnya) "Jadi, saya bukan pria yang membosankan?"
Lovania tidak langsung menjawab. Dia hanya menyesap anggurnya perlahan, lalu menoleh, menatap Marco dengan mata cokelat gelap yang tajam dan misterius.
Lovania: (Suaranya pelan, tetapi penuh makna) "Belum tentu. Saya masih menilai apakah Anda cukup menarik untuk lebih dari sekadar obrolan malam ini."
Marco tertawa pelan, suara maskulinnya terdengar begitu dalam di antara kesunyian malam. Dia menyukai ini—ketegangan, permainan tarik-ulur yang begitu elegan namun berbahaya.
Dia mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, tetapi tidak menyentuhnya. Hanya membiarkan kehadirannya terasa, membiarkan Lovania merasakan d******i alaminya.
Marco: (Suaranya serak dan menggoda) "Saya tidak pernah menjadi sekadar obrolan, Miss Valley. Dan Anda pun bukan tipe wanita yang tertarik pada sesuatu yang biasa-biasa saja."
Lovania menyipitkan matanya sedikit, senyum tipisnya tetap menghiasi bibirnya.
Lovania: (Nada suaranya masih dingin, tetapi ada kilatan ketertarikan di matanya) "Berbahaya sekali bagi seorang pria berpikir bahwa dia sudah bisa membaca saya."
Marco menyandarkan tubuhnya ke pagar, tetap mempertahankan kontak mata yang intens.
Marco: "Saya tidak berpikir, sayang. Saya tahu."
Keheningan yang menggoda menyelimuti mereka. Musik klasik masih terdengar dari dalam ballroom, tetapi di sini—di tempat ini—hanya ada mereka berdua, larut dalam atmosfer yang semakin panas dan menantang.
Akhirnya, Lovania mengalihkan pandangannya ke langit malam, matanya berbinar seperti bintang yang berkelip di atas sana.
Lovania: (Berbisik lembut, hampir seperti dirinya berbicara pada diri sendiri) "Jika Anda begitu yakin, Tuan Maxdev… buktikan."
Marco menatapnya lebih dalam, membaca setiap gerakan halusnya. Wanita ini bukan hanya sekadar godaan—dia adalah tantangan yang pantas diperjuangkan.
Dia mendekat lebih jauh, cukup untuk membuat Lovania merasakan kehangatan tubuhnya tanpa menyentuhnya. Suaranya jatuh seperti bisikan lembut di telinganya.
Marco: "Saya tidak perlu membuktikan apa pun. Anda akan menyadarinya sendiri."
Lovania menahan napas sesaat, tetapi dengan cepat menguasai dirinya kembali. Senyum tipisnya kembali muncul, tetapi kali ini ada sesuatu yang berbeda.
Lovania: (Menatapnya dengan tatapan yang lebih dalam, lebih tajam) "Kita lihat saja, Tuan Maxdev. Apakah Anda benar-benar seperti yang Anda klaim… atau hanya pria lain yang terlalu percaya diri."
Marco menatapnya lama, lalu mengangkat gelasnya dengan santai.
Marco: (Nada suaranya penuh percaya diri) "Saya tidak pernah berjanji, Miss Valley. Saya hanya melakukan."
Mereka berdua menyesap minuman mereka dalam diam, tetapi ketegangan di antara mereka terus menggelora. Ini bukan sekadar awal dari sebuah pertemuan biasa. Ini adalah awal dari permainan yang jauh lebih dalam, lebih berbahaya, dan lebih menggoda.
Dan satu hal yang pasti—tidak ada yang akan keluar dari permainan ini tanpa terluka atau terbakar.