BAB 15 – TAWARAN YANG TAK DAPAT DITOLAK
Malam telah larut, tetapi di atas yacht mewah Marco Maxdev, waktu seakan berhenti. Cahaya bulan masih membiaskan siluet keduanya dalam bayangan misterius, seolah menegaskan bahwa di antara mereka bukan sekadar permainan biasa.
Marco duduk dengan santai, jemarinya memainkan gelas kristal berisi anggur merah, sementara Lovania tetap berdiri, menyandarkan tubuhnya pada pagar kapal. Dia terlihat tak tergoyahkan, tetapi Marco tahu, dia sedang menghitung setiap kemungkinan.
Marco: (Dengan nada rendah, penuh kendali.)
"Miss Valley, saya bukan tipe pria yang sabar dalam menunggu sesuatu yang saya inginkan." (Tatapannya tajam, memerangkap Lovania dalam permainan yang tidak bisa dia hindari.)
"Dan Anda tahu betul, saya menginginkan Anda."
Lovania tidak segera menjawab. Dia hanya menyesap anggurnya perlahan, membiarkan cairan merah itu menyentuh bibirnya dengan anggun sebelum akhirnya meletakkan gelasnya di atas meja.
Lovania: (Dengan suara tenang, penuh ironi.)
"Menarik. Namun, apakah Anda ingin saya… atau sekadar menambahkan saya ke dalam daftar pencapaian Anda?"
Marco terkekeh pelan, nada suaranya rendah, berbahaya, tetapi juga memikat.
Marco: (Menggeleng pelan, lalu berdiri, berjalan perlahan mendekatinya.)
"Sayang, jika ini hanya tentang pencapaian, saya bisa dengan mudah mendapatkan wanita mana pun tanpa harus membuang waktu seperti ini." (Dia berhenti tepat di hadapan Lovania, menatapnya dari dekat.)
"Tapi Anda berbeda."
Lovania mengangkat alisnya, tetapi tetap tidak mundur.
Lovania: (Dengan nada skeptis, tetapi menggoda.)
"Dan apa yang membuat Anda berpikir bahwa saya akan menyerahkan kendali begitu saja?"
Marco menyentuh dagunya dengan lembut, tetapi penuh otoritas, membuat Lovania tidak punya pilihan selain menatap langsung ke matanya.
Marco: (Dengan suara rendah yang lebih seperti perintah.)
"Karena saya bisa memberi Anda sesuatu yang belum pernah Anda miliki, Lovania." (Dia menurunkan tangannya, membiarkan keheningan di antara mereka berbicara lebih banyak.)
"Kebebasan dalam kendali."
Lovania menahan napas sejenak. Kata-kata itu menusuk tepat ke dalam dirinya.
Sebagai seorang wanita yang selalu hidup dengan independensi dan kehati-hatian, Lovania tidak pernah membayangkan seseorang bisa menawarkan sesuatu seperti itu—bukan sekadar kekuasaan, tetapi keseimbangan antara d******i dan kebebasan.
Dia memalingkan wajahnya sedikit, menatap lautan yang gelap. Dalam dirinya, dia tahu ada sesuatu yang berbeda dalam permainan ini.
Namun, apakah dia benar-benar siap untuk bermain dalam level yang diinginkan Marco Maxdev?