TANTANGAN SEBENARNYA

316 Words
BAB 60 – TANTANGAN SEBENARNYA Di bawah cahaya lampu temaram, restoran dengan interior marmer dan emas berkilau menjadi saksi bisu dari dua jiwa yang saling menakar kekuatan satu sama lain. Marco menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya tetap terfokus pada Lovania seolah sedang membaca setiap gerakan halusnya. Di hadapannya, wanita itu duduk dengan postur sempurna—elegan, percaya diri, dan penuh kendali. Marco: (Nada dalam, penuh intrik.) "Seseorang yang tidak mudah ditebak… Menarik. Tapi bukankah itu juga yang aku lihat darimu?" Lovania hanya tersenyum tipis, lalu meletakkan gelas anggurnya dengan lembut di atas meja. Lovania: (Nada santai, tetapi tajam.) "Kalau begitu, kita punya kesamaan, bukan? Aku tidak suka sesuatu yang mudah ditebak. Dan pria yang terlalu cepat menyerah—membosankan." Marco tersenyum miring. Dia tahu ini bukan sekadar obrolan biasa. Ini adalah ujian. Marco: (Nada rendah, intens.) "Lalu bagaimana menurutmu tentangku, Miss Valley? Aku mudah ditebak?" Lovania menatap Marco lebih dalam, seolah menimbang kata-kata berikutnya. Lovania: (Nada licik, penuh godaan.) "Belum tentu. Tapi aku juga belum melihat sesuatu yang membuatku terkesan." Marco tertawa pelan. Nada rendah itu menggema di udara, membawa sensasi yang anehnya membuat jantung Lovania berdebar lebih cepat. Marco: (Nada tenang, percaya diri.) "Oh, sayang. Kau akan segera melihatnya." Lovania menaikkan satu alisnya, tertarik tetapi tetap menjaga ekspresi tak terbaca. Lovania: (Nada menantang.) "Aku akan menunggu. Tapi ingat, aku bukan tipe wanita yang kagum hanya karena kata-kata." Marco mengambil gelasnya, lalu menyesap whiskey dengan gerakan santai, seolah memberikan jeda dramatis sebelum berbicara lagi. Marco: (Nada misterius, tetapi penuh kendali.) "Bagus. Aku pun bukan tipe pria yang hanya menjual kata-kata." Mata mereka bertemu dalam ketegangan yang tidak biasa. Bukan ketegangan karena ketidaknyamanan—tetapi ketegangan antara dua pemikir yang sama-sama ingin melihat siapa yang akan mengambil kendali lebih dulu. Restoran itu penuh dengan orang-orang berkelas, tetapi di sudut ruangan eksklusif itu, hanya ada dua orang yang benar-benar mengendalikan permainan. Dan keduanya tahu, ronde pertama belum selesai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD