bc

She Was Fatty

book_age18+
35
FOLLOW
1K
READ
HE
drama
bxg
campus
office/work place
polygamy
model
like
intro-logo
Blurb

"Will! Pengamanmu!"Reine menatap kesal pada pengaman yang berada di lantai dekat dengan tempat sampah. Hari-harinya menjadi manajer dari Kim William benar-benar menyebalkan. Harus berhadapan dengan model m***m yang selalu membuatnya sakit kepala. "Tinggal buang saja, apa susahnya sih?" Suara bariton pria itu terdengar."Harusnya ia katakan pada dirinya sendiri, bodoh!" gerutu Reine hatinya dilanda kekesalan hingga buat ia ingin menelan Will hidup-hidup."Itu adalah bibit unggul yang terbuang sia-sia." Reine mengarahkan pandangan mematikan ke arah William yang tengah meneguk secangkir kopi. Pria itu berdiri di depan pintu, berpose. Sebuah handuk putih melilit tubuhnya sementara bagian atas tubuhnya dibiarkan terekspos. "Bibit unggul kepalamu!" kesal Reine.

chap-preview
Free preview
bertengkar
Selama delapan tahun Reine Jilian bekerja sebagai seorang manajer artis. Dan selama dua tahun ini adalah masa-masa terberat yang ia alami. Manjadi manajer dari Kim William, model dan juga aktor yang tengah naik daun dengan segala sikapnya yang memuakkan. Tentu saja semua kelakuan buruknya itu ditutupi oleh agensi dan juga manajer yang tengah menjaganya saat ini. Pagi seperti biasa, Reine sudah sibuk membersihkan porak porandanya kamar William. Semua berantakan, tadi malam ia menghabiskan waktu bersama gadis yang entah siapa. Dan seperti kebiasaanya kalau gadis itu membuat video yang mengakui kalau ia yang menggoda Will. Dan memang kebanyakan gadis itu adalah fans-nya yang sengaja menawarkan diri. William juga pilih-pilih ia akan melihat fisik dan wajah, jika sesuai maka kesepakatan di mulai. "Si bodoh itu," gerutu Reine sambil merapikan dapur. Di dapur itu kini ada beberapa piring kotor, gelas kotor, dan juga beberapa sereal dan roti yang berserakan. Yang paling menjijikan adalah meja bufet yang berada di tengah, ada sebuah bra yang tertinggal di sana. Reine segera mengambil dan membuangnya ke tempat sampah. Bukan hanya itu ada juga kemeja yang semalam digunakan oleh William tergeletak di kursi. Entah apa yang terjadi, tapi apartemen ini mirip sebuah arena perang dengan sisa makanan yang berhamburan. Kenapa Willy juga melakukan hal seperti itu di dapur? batin Reine. Selalu saja setiap harinya ada hal yang membuat gadis bertubuh gemuk itu marah dan kesal atas perilaku Will. "Si bodoh yang menjijikan!" Lagi-lagi Gadis itu mencaci maki. Seharusnya hubungan antara manajer dan artis berlangsung dengan baik. Dan ini sangat berbeda dengan apa yang dialami oleh Reine dan juga William. Keduanya hampir selalu bertengkar setiap hari. Hanya sesekali saja aku jika mereka tengah membahas pekerjaan. Setelah dapur bersih, Reine beranjak ke toilet. Ia memasuki kamar Will. Di sana pria itu sudah terbangun dan sibuk dengan ponsel di tangannya. Pria dengan senyum kotak itu hanya menatap tak peduli pada Reine lalu melakukan kegiatannya lagi. Reine juga sama tak pedulinya. Bahkan jika pria itu mendengar caci makinya tadi. Reine bekerja sendiri menangani Will. Atasannya tau bagaimana kelakukan buruk artisnya. Hanya saja, tak bisa melakukan apapun. Karena sampai saat ini, Will yang memberikan pemasukan tertinggi pada perusahaan. Dan Reine diminta bekerja sendiri agar rahasia kelakukan buruk Will tak banyak diketahui. Meski berat Reine setuju dengan iming-iming gaji empat kali lipat. Reine setuju karena ia harus juga membiayai ayahnya yang sakit. "Will! Pengamanmu!" Reine menatap kesal pada pengaman yang berada di lantai dekat dengan tempat sampah. Hari-harinya menjadi manajer dari Kim William benar-benar menyebalkan. Harus berhadapan dengan model m***m yang selalu membuatnya sakit kepala. "Tinggal buang saja, apa susahnya sih?" Suara bariton pria itu terdengar. "Harusnya ia katakan pada dirinya sendiri, bodoh!" gerutu Reine hatinya dilanda kekesalan hingga buat ia ingin menelan Will hidup-hidup. Seharusnya membuang pengaman itu bukan hal yang sulit. Padahal letak tempat sampah juga tak terlalu jauh. "Itu adalah bibit unggul yang terbuang sia-sia." Reine mengarahkan pandangan mematikan ke arah William yang tengah meneguk secangkir kopi. Pria itu berdiri di depan pintu, berpose. Sebuah handuk putih melilit tubuhnya sementara bagian atas tubuhnya dibiarkan terekspos. "Bibit unggul kepalamu!" kesal Reine. "Hei, kau tak tau kan betapa tampannya calon anak-anakku nanti." "Bisakah kau ubah tabiat buruk mu itu? Bersenang-senang dengan wanita, mabuk dan ke club? Belajar dari Arron, dia model dan terkenal dengan perilaku baiknya." Reine mengatakan itu sambil mengambil pengaman yang berada di lantai dnegan sikat toilet lalu membuang ke tempat sampah. Sementara dengar apa yang dikatakan oleh Reine membuat William menatap dengan kesal karena tak suka dibandingkan. "Arron tak terkenal." Reine kini berdiri sambil berkacak pinggang. "Kalau terkenal, lalu boleh bertingkah menjijikkan seperti itu?" tanya Reine kesal. Mendengar apa yang dikatakan oleh sang manager jelas membuat William menjadi kesal. Apalagi ketika tadi dibandingkan dengan orang yang menurutnya tak sepadan dengannya. Arron adalah senior dari agensi blue tempat yang sama di mana William bekerja. Dan dulu pria itu memang pernah ditangani oleh Reine. "Aku tidak bertingkah menjijikan, hanya sedang menikmati hidup. Lagi pulang menurutku kau terlalu berlebihan. Katakan berapa umurmu sekarang? tiga puluh lima? Tiga puluh tujuh? Kau terlalu banyak menghabiskan masa muda dengan bekerja dan tak mengerti arti bersenang-senang." Will malah menuduh gadis bertubuh gemuk itu tak bisa bersenang-senang hanya karena menasehatinya tadi. Reine menatap dengan kesal. "Aku 28 tahun. Dan memang aku tak mengerti arti dari bersenang-senang. Karena sejak muda, terlalu sibuk untuk menafkahi diriku juga ayahku." Reina terhenti kemudian berjalan melewati pria itu dengan sedikit mendorongnya. "Dan karena itu aku harus bekerja dengan orang yang menyebalkan, menjijikan dan tak tau diri sepertimu!" Pertikaian seperti ini bukan hanya terjadi sekali atau dua kali. Hampir setiap harinya keduanya selalu bertengkar dan adu mulut selama 2 tahun ini. Tapi kini Reine menahan emosinya lagi dan ia meluapkan semua. Dan jelas kata-kata barusan membuat William menjadi kesal. "Apa Karena kau manajer aku jadi kau bebas mencemooh aku seperti itu?" Langkah Reine terhenti kemudian menoleh ke belakang. "Itu bukan cemoohan, tapi memang kenyataan. Seharusnya kau malu dengan perilakumu. Dan ini menjijikan sekali, karena setiap hari aku harus membersihkan pengaman yang berisi s****a yang menjijikkan itu! Aku muak!" Reine membanting kantong berisi sampah yang niatnya tadi akan ia buang keluar. Mendengar semua itu membuat William jadi semakin marah. Dia melipat kedua tangan di depan d**a, Seraya salah satu kakinya bergerak, karena menahan emosi akibat apa yang dikatakan oleh Reine tadi. "Kau pikir aku butuh manajer sepertimu? Yang setiap hari mengomel dan terus saja mengkritik? Kau pikir kau manajer yang baik dan sempurna? Aku tidak membutuhkanmu." William mengatakan itu seraya menunjuk Reine. Reine menganggukan kepalanya, Ia juga tersenyum miring setelah mendengar apa yang dikatakan oleh William tadi. Sudah lebih dari 4 orang manajer yang mengundurkan diri bahkan sebelum genap 30 hari. Mereka tak sanggup menghadapi tingkah William juga kebiasaan buruknya. Dan sampai saat ini hanya Reine yang sanggup menghadapi segala tingkah bodoh dan menyebalkan dari pria itu. "Aku berhenti!" Reine kesal kemudian ia berjalan meninggalkan William untuk segera keluar dari apartemen itu. "Kau pikir aku membutuhkanmu?! Segera pergi dari sini! Pergi yang jauh dan kau akan menyesal!" William berteriak. Pria itu kemudian kembali ke tempat tidur dan duduk di sana. "Si gendut menyebalkan!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook