Malam Pertama

2359 Words
Clara tentu saja terkejut dengan perkataan Gaal yang ia dengar. Sungguh, baginya itu sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dirinya sudah resmi menikah dengan Ostra dengan cara seperti itu. Meskipun Clara tidak tahu bagaimana pernikahan di tengah bangsa draconian terjadi. Namun, pernikahan yang terjadi ini benar-benar sangat tidak masuk akal baginya. Bukannya Clara juga menaruh harapan atas pernikahan ini, tetapi semuanya benar-benar sangat kacau hingga dirinya tidak bisa menerima apa yang terjadi di hadapannya. Clara menipiskan bibirnya, terlihat sangat geram sebelum berseru, “Tidak, mana mungkin aku sudah menikah dan menjadi istri dari pria semacam dirinya?!” Gaal dan Riolo yang masih berada di hadapan Ostra dan Clara tentu saja bisa mendengar perkataan Clara tersebut dengan sangat jelas. Riolo terlihat mengernyitkan keningnya, karena menurutnya Clara sangat kasar dan kurang ajar. Rasanya ingin membalasa perkatannya tersebut dengan perkataan yang tak kalah menyebalkannya. Namun, ia sadar hal itu tidak bisa ia lakukan untuk saat ini. Riolo benar-benar harus berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku di hadapan Clara. Sebab saat ini Clara sendiri sudah memiliki kedudukan yang lebih tinggi di bandingkan dirinya. Mengingat Clara saat ini sudah resmi menjadi seorang istri dari Jenderal Besar bangsa Draconian yang memang menjadi pemimpin tertinggi. Sebagai istri, tentu saja Clara memiliki kedudukan yang tinggi pula. Terlebih, mereka mereka tidak memiliki wanita lain di tengah mereka. Itu artinya, Clara memang memiliki kedudukan penting sekaligus kedudukan yang sangat spesial di antara mereka. Jadi, siapa pun jelas harus sangat berhati-hati dalam bertindak dan berhadapan dengan Clara. Riolo sendiri sadar betul mengenai hal tersebut dan tidak melakukan hal yang bisa menimbulkan masalah di sana. Sementara Gaal yang mendengar hal itu pun berniat untuk menjelaskan sesuatu mengenai apa yang membuat Clara tidak setuju. Namun, sebelum Gaal melakukan hal tersebut, Ostra sudah lebih dulu mengangkat tangannya dan memberikan isyarat pada saudaranya itu untuk tidak mengatakan apa pun. Lalu ia pun menatap Clara dan berkata, “Apa pun yang kau katakan, sama sekali tidak bisa kau gunakan untuk membatalkan pernikahan kita. Secara resmi, kini kau sudah menjadi istriku. Ke mana pun kau pergi, bangsa Draconian akan mengakuimu sebagai istri dari Jenderal Besar mereka.” Perkataan Ostra tersebut benar-benar membuat Clara merasa frustasi. Ia sama sekali tidak ingin status seperti itu. Sebab Clara merasa jika dirinya menjadi pengkhianat bagi bangsanya sendiri. Mana mungkin Clara bisa senang saat dirinya menjadi istri dari pemimpin bangsa kejam yang berusaha untuk merebut bumi yang tak lain adalah tempat tinggal mereka. “Aku sama sekali tidak membutuhkan status seperti itu, dan aku pun tidak mau menerima pernikahan yang sama sekali tidak aku inginkan ini. Aku ingin dikembalikan ke kelompokku, dan berhentilah untuk bertindak seperti kalian penguasa,” ucap Clara. Ostra yang mendengar hal itu sedikit memiringkan kepalanya. Terlihat betul, jika saat ini dirinya ingin menggoda Clara, agar wanita itu semakin marah padanya. Sebab Ostra memang terlihat sangat menyenangkan baginya melihat Clara marah dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Ia seperti hewan kecil yang sama sekali tidak memiliki taring, tetapi berusaha untuk menakuti lawannya yang jelas lebih menyeramkan daripada dirinya. Dibandingkan terlihat menyeramkan, usaha Clara tersebut membuat dirinya terlihat sangat manis dan menggemaskan. Membuat Ostra ketagihan untuk membuat Clara lebihi sering menunjukkan ekspresi tersebut. Dengan wajah datarnya, Ostra pun berkata, “Seperti yang sudah kau katakan sebelumnya, kalian bangsa manusia memiliki adat khusus, maka aku selalu bangsa Draconian juga memiliki kepercayaan dan budaya yang khusus. Di saat kau mengandung benihku, maka kau sudah resmi menjadi wanitaku. Sebagai penghormatan karena kau akan menjadi ibu dari anak-anakku, maka aku memilih untuk menjadikanmu sebagai pendamping yang itu artinya menjadi istriku. Ini adalah sebuah kehormatan yang kuberikan secara khusus padamu. Jadi, sekarang berhenti untuk bertingkah menyebalkan setelah aku memberikan sebuah kehormatan seperti itu.” “Sudah kubilang—” Clara tidak bisa melanjutkan perkataannya, karena dirinya sudah lebih dulu kembali dipanggul oleh Ostra pada bahunya. Tentu saja Clara mulai menjerit dan memberontak dalam gendongan tersebut. Ostra sendiri sama sekali tidak terlihat terganggu dan masih terlihat santai. Namun, Gaal yang melihatnya terlihat mengernyitkan keningnya. Sebab hal itu benar-benar tidak aman bagi Clara yang tengah mengandung. Karena itulah, Gaal merasa jika dirinya harus memberikan sedikit peringatan pada Ostra untuk lebih hati-hati. “Ostra, jangan terlalu kasar. Hati-hati, meskipun kandungannya aman, tetapi kita tetap harus berhati-hati. Jangan bertingkah terlalu kasar, dan perhatiakan tindakanmu. Kau tetap harus berhati-hati untuk memastikan kondisi kandungan Clara, dan Clara sendiri tetap baik-baik saja,” ucap Gaal yang tentu saja didengar baik oleh Ostra yang mendengkus. Ia agak jengkel karena Gaal mengajari dirinya dalam berhubungan dengan Clara. “Kau tidak perlu mengajariku dalam bersikap dan menjalin hubungan dengan istriku sendiri,” ucap Ostra lalu dirinya pun beranjak pergi dari sana. Riolo sendiri segera melambaikan tangannya sembari berseru, “Selamat menikmati malam pertama kalian!” Tentu saja Clara yang mendengar seruan tersebut terkejut bukan main. Sebab hal tersebut benar-benar tidak ia pikirkan sebelumnya. Ia pikir, prnikahan tersebut hanya formalitas yang diambil oleh Ostra demi menekan dirinya dan membuatnya patuh sepenuhnya atas perintah yang diberikan oleh Ostra. Namun, kini Riolo tengah membahas mengenai malam pertama yang tentu saja belum pernah ia lakukan sebelumnya. “A, Apa maksudmu? Malam pertama?!” teriak Clara masih dengan posisi dirinya yang dipanggul pada bahu Ostra yang kokoh. Ostra sendiri tidak menjawab pertanyaan tersebut, tetapi Riolo yang masih mendengar teriakan tersebut pun menjawab, “Ya, karena itulah bersiap untuk menikmati malam yang panas, Clara! Bersiaplah, karena kami para pria bangsa Draconian jauh lebih kuat daripada pria dari bangsa manusia. Aku rasa, Ostra sendiri tidak akan bisa menahan diri saat berada di atas ranjang.” Tentu saja jawaban tersebut membuat Clara semakin panik. Dengan wajah pucat pasi, dirinya pun segera kembali melakukan pemberontakan yang liar. Pemberontakan yang sayangnya sama sekali tidak menerima respons apa pun dari Ostra yang masih saja berjalan dengan ekspresi seriusnya meninggalkan ruangan yang digunakan sebagai tempat pernikahan mereka. Clara merasa kepalanya semakin terasa pusing karena posisi dan usahanya untuk melepaskan dirinya. Saat ini, perut Clara yang tertekan juga terasa sakit. Rasanya ia ingin berteriak bahwa saat ini posisi tersebut benar-benar membuat dirinya kesakitan. Namun, Clara menahan diri untuk tidak melakukan hal tersebut. Sebab itu sama saja dengan dirinya yang mengakui kekalahannya atas apa yang dilakukan oleh Ostra padanya. Sementara Ostra sendiri tidak merasakan hal aneh apa pun. Sebab Clara masih berjuang untuk melepaskan diri darinya. Ia hanya berusaha untuk memastikan bahwa Clara tidak terlepas dan terjatuh, karena jelas hal itu hanya akan membuatnya terluka dan menimbulkan masalah baru yang memusingkan bagi dirinya. Tak lama, Ostra pun sampai di depan pintu kamar yang akan ia tinggali dengan Clara ke depannya. Kamar tersebut berada di area yang memang menjadi tempat tinggal Ostra. Setiap pemimpin bangsa Draconian memang memiliki area mereka masing-masing, di markas pusat. Hal itu terjadi, agar mereka memiliki tempat pribadi masing-masing di mana mereka bisa menikmati waktu mereka tanpa harus merasa terganggu. Sebab pengaturan hingga apa pun yang terjadi di dalam area tersebut akan berada di tangan sang pemilik area. Bahkan bagi pemimpin lainnya, tetap harus mendapatkan izin untuk memasuki area tersebut. Saat sudah masuk ke dalam kamar dan mendudukkan Clara di tepi ranjang, Ostra pun menyadari jika ekspresi Clara terlihat sangat aneh. Ia juga terlihat pucat, membuat Ostra yang menyadari hal itu pun segera berjongkok di hadapannya dan bertanya, “Apa ada yang sakit?” Clara menipiskan bibirnya, dan membuatnya menempel dengan erat. Tanda jika dirinya tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Tentu saja menurut Ostra ini adalah tingkah kekanakan yang sangat menebalkan. Rasanya ia ingin memberikan Clara pelajaran, agar dirinya tidak sering bermain-main seperti ini. Namun, sesaat kemudian pikrian Ostra mendapatkan sedikit ide, saat dirinya menyadari apa yang terjadi. Ia pun menggendong Clara ke kamar mandi, dan seketika Clara pun muntah hebat di sana. “Pelan-pelan,” ucap Ostra dengan lembut memijat tengkuk Clara yang masih berusaha untuk menguras isi perutnya. Namun, isi perut Clara hanya air saja. Karena itulah, Ostra segera membantu Clara membersihkan sisa muntahan dan membawanya kembali ke kamar. Saat itulah Clara baru sadar jika dirinya sudah tidal kagi di bawa ke kamar yang sebelumnya ia tempati. Kamarnya sekarang terasa lebih luas dan lebih mewah dan nyaman daripada sebelumnya. Hanya saja, saat ini kamar tersebut terlihat lebih gelap, karena memang dekorasinya sebagian besar terlihat dari warna hitam yang membuatnya terkesan lebih misterius. Saat Clara masih sibuk mengedarkan pandangannya di sekeliing kamar tersebut, Ostra secara tiba-tiba sudah melepaskan pakaian atasnya di hadapan Clara, dan membuat Clara yang menyadari hal tersebut seketika menutup wajahnya dengan tangannya dan berteriak, “Apa yang kau lakukan?! Apa sifat mesummu semakin bertambah dalam waktu yang singkat?!” Ostra yang mendengar perntanyaan tersebut sama sekali tidak menjawab, tetapi dirinya pun mengangkangi Clara yang duduk di tepi ranjang. Hal tersebut membuat Clara seketika tidak bisa memberontak atau melarikan diri. Sebab pergerakannya sudah terblokir secara sempurna oleh Ostra. Tentu saja hal tersebut membuat Clara mendongak dan menatap Ostra yang tengah menunduk menatap dirinya. “Menjauh dariku, sebelum aku memberikan pelajaran padamu,” ancam Clara dengan tatapan tajam yang menunjukkan bahwa dirinya sama sekali tidak main-main dengan perkatannya. “Oh, benarkah? Kalau begitu, biar aku mendapatkan pelajaran yang kau bicarakan itu,” ucap Ostra lalu secara tiba-tiba meraup bibir Clara dan menciumnya dalam-dalam. Tentu saja Clara terkejut untuk beberapa saat, sebab dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan ciuman seperti itu dari Ostra. Namun, beberapa saat kemudian Clara sudah sadar dan berusaha untuk menjauhkan Ostra darinya. Ia tidak ingin hal itu lebih berlanjut daripada itu. Sayangnya, usaha Clara itu malah membuat dirinya semakin berada dalam bahaya. Mengingat usahanya membuatny dirinya kehilangan keseimbangan dan jatuh berbaring di atas ranjang. Tentu saja Ostra masih berada di atasnya dan sibuk mencium dirinya dalam-dalam. Hal tersebut membuat Clara seakan-akan mendapatkan serangan panik, yang membuat kepalanya pening bukan kepalang. Terlebih ciuman dan sentuhan tangan Ostra membuat tubuh Clara saat ini terasa sangat aneh. Gelenyar asing yang membuat dirinya bingung sebab tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya ia rasakan tersebut, kini membuat tubuhnya bergetar pelan. Ostra yang menyadari hal tersebut pun menghentikan ciumannya dan membuat Clara seketika terengah-engah untuk bernapas dengan bebas. Ostra menatap wajah Clara yang terlihat memerah dan menggoda. Sungguh, Ostra belum pernah melihat wajah yang sangat menarik seperti itu, ditambah lagi dengan fakta bahwa wanita yang memiliki wajah yang sangat menarik tersebut tak lain adalah istrinya sendiri. Ostra menyedingai dan menyentuh bibir Clara yang terlihat memerah karena ulahnya tadi. Lalu Ostra pun berbisik tepat pada telinga Clara dan berkata, “Clara, ini adalah hal yang harus kita lakukan untuk membuat pernikahan kita sempurna. Yaitu malam pertama. Tenang saja, meskipun aku tidak memiliki pengalaman, tetapi aku memiliki begitu banyak pengetahuan mengenai hal ini. Jadi, aku tidak akan membuatmu terluka, atau pun merasa kecewa. Ini akan menjadi malam pertama yang memuaskan bagimu.” Tentu saja apa yang dikatakan oleh Ostra tersebut membuat Clara merasa sangat malu. Clara benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa Ostra mengatakan hal yang sangat memalukan seperti itu padanya. Terlebih, setelah itu Ostra menggigit daun telinganya dan mulai memberikan godaan demi godaan yang semakin membuat Clara merasa pening karena sensasi aneh yang ia rasakan. Clara pun menggeleng dengan panik dan berseru, “Tidak, aku tidak mau!” Sayangnya, respons tubuh Clara sangat berbeda dengan apa yang ia teriakkan. Tentu saja Ostra tahu jika selain karena sentuhannya, hal tersebut terjadi karena hormon ibu hamil yang sangat mempengaruhi Clara. Sebelumnya Gaal sudah menjelaskan padanya, bahwa saat ini sangat besar kemungkinan bagi Ostra bisa menaklukan Clara di atas ranjang. Mengingat jika ibu hamil lebih sensitif daripada biasanya. Akan sangat mudah untuk menggoda dan membuat Clara menjadi b*******h, terlebih saat Clara sudah memiliki ikatan yang jelas dengannya. Ini adalah cara yang sangat tepat bagi mereka untuk membangun kepercayaan. Ostra benar-benar akan membuat Clara takluk di bawah pengaruhnya. Ia akan menguasainya, dan menjadikan dirinya sepenuhnya miliknya. Selama proses tersebut, ternyata Ostra tidak hanya menaklukan Clara, ia juga bersenang-senang. Tentu saja hal tersebut membuat Ostra menikmati kegiatan tersebut. Hingga tanpa sadar, ia juga membuat Clara larut dalam kegiatan penuh gairah yang ditawarkan oleh Ostra tersebut. Clara pun mendapatkan pelepasan yang luar biasa, padahal mereka belum memulai kegiatan panas mereka. Saat ini Clara tampak bergetar di atas ranjang, menikmati sensasi menyenangkan yang merambati sekujur tubuhnya. Tentu saja itu adalah pemandangan indah yang sangat sayang jika dilewatkan. Ostra pun sedikit meninggalkan jejaknya di atas bahu Clara yang putih dan terlihat kurus. Ostra pun sadar, jika perkataan Gaal sebelumnya memang benar. Clara benar-benar harus menambah berat badannya. Terlebih untuk kehamilannya saat ini. Jelas akan sangat berbahaya jika Clara tetap tidak menambahkan berat badannya. “Kau harus menambah berat badanmu, Clara. Ke depannya, aku sama sekali tidak akan menerima alasan apa pun, dan kau harus patuh jika aku memerintahkanmu makan,” bisik Ostra pada Clara yang masih belum mendapatkan fokusnya. Setelah itu, Ostra pun mulai melepaskan sisa pakaian yang ia kenakan dan berkata, “Nah, sekarang mari kita lanjutkan acara kita.” Tentu saja Clara yang mendapatkan pengalaman pertama tersebut terkejut dengan rasa sakit yang luar biasa. Ia bahkan tidak bisa menahan diri untuk menjerit mengekspresikan rasa sakit yang ia rasakan. Semua sensasi menyenangkan yang sebelumnya ia rasakan seakan-akan menghilang tak berbekas. Membuat Clara memaki dan mencakar kulit Ostra yang sebenarnya harusnya sangat kuat, hingga tidak bisa dilukai oleh peluru sekali pun. Hanya saja, ternyata Clara bisa mencakar kulit Ostra hingga membuat bekas luka cakaran memanjang pada kulitnya. Namun, Ostra tidak memiliki waktu untuk menyadari luka yang ia dapatkan tersebut. Mengingat jika Ostra saat ini disibukkan dengan kegiatannya untuk menenangkan Clara yang saat ini tersiksa oleh rasa sakit. Sebenarnya jika menuruti sifat egoisnya, ia bisa saja melanjutkan kegiatannya dan mendapatkan kepuasannya sendiri. Hanya saja, rasa tanggung jawab yang ia rasakan membuat Ostra menahan dirinya untuk bertindak egois. Ia pun menenangkan Clara dan membangun gairah Clara agar bisa sama-sama menikmati kegiatan ranjang mereka. Untungnya, usaha Ostra tersebut membuahkan hasil. Sebab Clara sendiri mulai kembali menikmati kegiatan tersebut dengan bantuan yang diberikan oleh Ostra tersebut. Tak lama, Clara pun mendapatkan pelepasan kedua yang tampaknya lebih memuaskan daripada pelepasan sebelumnya. Tentu saja hal tersebut juga membuat Ostra berjuang menahan batasannya. Sebab ia juga merasakan sensasi menakjubkan yang membuatnya berkeringat dengan derasnya. “Sungguh, kau membuatku hampir gila,” geram Ostra saat dirinya benar-benar sudah tidak bisa lagi menahan diri. Pada akhirnya Ostra pun benar-benar mendapatkan kepuasan setelah dirinya membuat Clara sendiri mendapatkan pelepasan hingga jatuh tertidur karena kelelahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD