Prologue
"Mas Atma. Ini bajunya aku taruh di atas kasur ya. Makanannya ada di meja makan terus bekalnya jangan lupa dibawa ya." Swatu Kala, atau orang menyebutnya dengan sebutan Kala sedang berbicara dengan laki-laki, Mas Atma--suaminya yang berada di balik kamar mandi.
"Emmph." Atma hanya berdeham pelan.
"Ya sudah, aku ke kampus duluan ya." Kala membenarkan tas jinjing yang tadi didekapnya kini sudah berada di genggaman tangan kirinya. Demi apapun, Kala tidak akan menunggu hingga Atma menjawabnya apalagi menunggu Atma memberikannya kalimat panjang jika kata 'iya' 'tidak' 'emp' saja seperti sulit untuk keluar dari bibirnya.
Tapi begitulah Atma, suaminya. Dan begitulah cinta yang mampu membuat Kala bertahan dengan seorang Atma.
Cklek~
Kala berbalik saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Di sana, berdiri Atma yang masih berpakaian lengkap sedang mengucek matanya yang sepertinya sulit untuk terbuka.
"Ada apa? Airnya kurang hangat?" Kala bertanya dengan senyum indah dari bibirnya.
Atma berjalan mendekati Kala. Berhenti. Lalu menatap mata istrinya itu.
Cup!
Ciuman singkat di dahi Kala mampu membuat Kala terenyak tapi senyum tipis terbit di wajahnya dan juga di wajah Atma. Bola mata Atma turun seiring dengan gerakan bibir Atma yang juga ikut turun.
Cup!
Atma kembali memberikan ciuman singkat, tapi bukan di dahinya Kala melainkan pada bibir manis gadis itu.
Bagaimana Kala tak jatuh cinta berulang kali dengan laki-laki yang berada di hadapannya sekarang? Dengan segala sikap yang tak bisa ia duga? Dan tentu saja bagaimana Kala tak jatuh cinta pada seorang Atma?
Dan juga bagaimana Atma tidak jatuh cinta dengan istrinya ini? Dengan segala kepolosan wanita itu? Dengan segala hal yang berkaitan dengan Kala?
Hari ke-lima pernikahan.
Checklist Bucket List; Morning kiss√