Hubungan Edo dan Diska semakin dekat, sudah sebulan mereka berdua dekat. Dan hari ini Edo dan keluarganya datang ke rumah Diska, ya mereka datang melamar Diksa untuk di jadikan istri dari Edo.
Keluarga Edo mulanya kaget, saat Edo mengutarakan niatnya melamar Diska. Akhirnya setelah sekian lama mereka menyuruh Edo menikah, sebentar lagi terpenuhi. Saking nggak sabarnya, keluarga Edo pengen buru-buru melamar dan menjadikan Diska istri Edo.
Mereka juga tidak lupa berterima kasih dengan Almeera, kalau Almeera tidak mengenalkan Diska pada Edo. Mungkin sampai sekarang juga Edo masih jomblo, belum berfikiran untuk menikah.
Kalian pasti penasaran bagaimana perasaan Edo ke Diska? Edo sampai sekarang belum bisa mencintai Diska, dia hanya sudah nyaman dekat dengan Diska. Jika Edo menunggu sampai dirinya jatuh cinta pada Diksa, itu akan membutuhkan waktu lama dan Diksa keburu menikah dengan orang lain. Jadi lebih baik Edo belajar mencintai Diska saat mereka sudah menikah, bukankah cinta datang karena terbiasa bersama. Kalau Edo dan Diska sudah menikah, otomatis mereka akan bersama terus dan tak akan lama cinta itu akan tumbuh walau perlahan tapi pasti.
Diska dan Andre kaget melihat Edo datang dengan banyak orang, Edo memang bilang hari ini akan datang ke rumah Diska untuk melamar Diska. Tapi Andre dan Diska sama sekali tidak menyangka, bukan hanya orang tua Edo yang datang melainkan keluarga besar Edo juga ikut darang semua.Saking banyaknya keluarga besar Edo, rumah Diska sampai tidak muat.
Yang datang melamar Diska, Edo dan kedua orang tuanya. Kedua orang tua Almeera, Oma, Opa Edo dan Almeera. Almeera, Arkaan dan ke tujuh anak mereka. Semua Tante dan Om Edo, sepupu-sepupu Edo.
"Pak Andre kedatangan kami sekeluarga bertujuan melamar Diska untuk Edo putra saya," ujar Exel memecah keheningan.
"Terima kasih Pak Exel dan keluarga sudah mau berkunjung di gubuk kecil saya, dan kami sangat terhormat saat tau kedatangan kalian untuk melamar putri saya yang bukan siapa-siapa. Sedangkan siapa yang tidak kenal dengan Anda tuan Exel, orang terkaya di Belanda," jelas Andre.
"Harta hanyalah titipan yang kelak akandi ambil oleh pemiliknya, jadi kita tak perlu membanggakan harta yang kita punya. Karena pada dasarnya kita sama saja mata Allah SWT, yang membedakan hanya amal perbuatan manusia."
"Iya. Pak." Andre sangat kagum dengan sikap rendah hati Exel dan keluarganya, dia sangat beruntung putri kesayangannya akan di persunting oleh keluarga yang baik seperti Edo dan keluarganya.
"Bagaimana Om, apakah lamaran saya di terima atau di tolak?" tanya Edo tidak sabar.
"Keputusan menolak atau menerima itu milik Diska, apapun keputusan Diska Om pasti akan menyetujuinya demi kebahagian Diska," balas Andre.
"Bagaimana Nak Diska apakah lamaran putra Om yang paling tampan ini di terima atau di tolak?" tanya Exel lembut.
"Bismillah, Diska menerima lamaran Mas Edo," putus Diska akhirnya.
Semua mengucap syukur, saat mendengar Diska menerima lamaran Edo. Acara lamaean telah selesai, Edo dan keluarganya langsung pulang. Andre dan Exel memutuskan hari pernikahan Edo dan Diska minggu depan, Edo dan Diska hanya bisa mengangguk setuju.
"Diska sangat cantik dan sholeha, rasanya Mommy pengen cepat-cepat jadiin Diska menantu deh," puji Eline.
Diska juga senang walau keluarganya tidak sekaya keluarga Edo, mereka mau menerimanya dengan senang hati. Terlebih Mommynya Edo yang sangat baik hati, yang membuat Diska merasakan kasih sayang seorang Ibu. Diska sejak kecil memang hanya tidak bersama Papanya, dia tidak pernah bertrmu dengan Mamanya semenjak Andre dan Rika Mama Diska berpisah.
"Kok jadi Mommy sih yang nggak sabaran, bukannya Edo yang nggak sabar buat cepet-cepat nikahin Diska," canda Exel.
"Biarin, ada Diska kan enak. Jadi Mommy bisa ngerasain punya anak cewek lagi, yang bisa Mommy ajak masak sama shopping bareng. Biasanya kan sama Almeera, tapi sekarang Almeera sibuk banget ngurus ke tujuh anaknya."
"Iyalah Mom, ngurus tujuh orang anak pasti nggak gampang. Kita aja anak cuma satu lelaki, susah banget di atur."
"Owh, jadi Edo nggak bisa di atur gitu Dad?" tanya Edo sambil pura-pura marah.
"Hayolloh Dad, anaknya marah tuh pasang muka garang."
"Biarin Mom, emang nggak malu apa marah di depan calon istri sama mertuanya."
Diska tak bisa mengungkapkan kebahagiannya, di umurnya yang menginjak 25 tahun akhirnya dia akan segera menikah dan melepas masa lajang. Edo memang lebih tua 5 tahun dari Diska, tapi Diska tak mempermasalahkannya.
***
Seminggu lagi hari pernikahan Edo dan Diska, hari ini mereka akan pergi ke sebuah butik terkenal yaitu Nessa Boutique untuk fitting baju pernikahan. Edo sedang perjalanan untuk menjemput Diska, dari kantor Edo memang langsung menuju rumah Diska. Edo belum cuti ngantor, begitupun Diska walau pernikahan mereka sebentar lagi. Mungkin besok mereka akan mulai cuti kerja, apalagi mereka kan harus di pingit.
"Assalamualaikum," salam Edo sambil memgetuk pintu.
"Waalaikum salam," jawab Diska yang membukan pintu.
"Mau berangkat sekarang Dis?"
"Iya Mas, tapi Mas masuk ada dulu. Di ruang tamu juga ada Papa, mungkin Mas bisa ngobrol sama Papa sebentar sambil menunggu aku bersiap-siap," ajak Diska. Edo menurut, dia ikut masuk ke dalam rumah Diska calon istrinya. Ternyata ucapan Diska memang benar, di ruang tamu ada Andre yang sedang membaca koran.
Edo langsung menghampiri Andre, dan bersalaman dengan Andre.
"Lagi baca koran tentang berita apa Om?" tanya Edo basa-basi, sesungguhnya Edo paling malas yang namanya harus basa-basi dia lebih suka to the point langsung.
"Ini Do, tentang pilpres. Om heran deh, pilpres sekarang kok calon presidennya saling jelek-jelekkin lawannya," jelas Andre menjelaskan apa yang barusan dia baca.
"Ya begitulah Om sekarang politik di Indonesia," tanggapan Edo.
Tak perlu waktu lama, Diska sudah siap pergi ke butik untuk fitting gaun pengantinnya.